My EKO Notes

Materi Seputar Ekonomi

Inflasi, Deflasi dan Pengangguran


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tiga indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi, deflasi dan pengangguran. Bagaimana ketiga ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung pada berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah efisiensi dan seberapa efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali bergantung pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh sebab itu, pada jangka panjang, inflasi, deflasi dan pengangguran secara garis besar bukanlah dua masalah yang saling berkaitan.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter dan fiskal dapat memindahkan perekonomian. Kenaikan jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan agregat dan memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu juga sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan kombinasi antara inflasi dan penangguran kepada para pembuat kebijakan (Mankiw, 2006:364).

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian inflasi beserta penjelasannya?
2.      Apa pengertian deflasi beserta penjelasannya?
3.      Apa pengertian pengangguran beserta penjelasannya?
4.      Bagaimana keterkaitan antara inflasi, deflasi dan pengangguran?

1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah selain untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Ekonomi Moneter, juga sebagai bahan referensi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi pihak yang ingin menambah wawasannya mengenai Inflasi, Deflasi dan Pengangguran.

  
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang tingkat inflasi di dunia meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
2.2  Jenis-Jenis Inflasi
a.       Menurut sifatnya
1.      Inflasi ringan (creeping inflation)
kenaikan harga dibawah 10% pertahun
2.      Inflasi sedang (galloping inflation)
kenaikan harga antara 10%-30% pertahun
3.      Inflasi berat (high inflation)
kenaikan harga antara 30%-100% pertahun
4.      Inflasi tak terkendali (hiper inflation)
kenaikan harga diatas 100% pertahun atau tak terkendali

b.      Berdasarkan penyebabnya
1.      Demand Pull Inflation.
Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya adalah sesuai dengan hokum permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap, maka harga akan naik. Dan bila hal ini berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.
2.      Cost Push Inflation
Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya). Akibat naiknya biaya produksi, maka dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama, langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi.

c.       Berdasarkan asalnya
1.      Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara.
Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru. Selain itu harga-harga naik dikarenakan musim paceklik (gagal panen), bencana alam yang berkepanjangan dan sebagainya.


2.      Inflasi yang berasal dari luar begeri.
Karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga dan juga ongkos produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.

2.3  Metode Pengukuran Inflasi
Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju inflasi (Nopirin,1987:25) antara lain:
1.      Consumer Price Index (CPI)
Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup: CPI= (Cost of marketbasket ingiven year : Cost of marketbasket in base year) x 100%
2.      Produsen Price Index dikenal dengan Whosale Price Index (PPI)
Index yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan mentah (raw material), bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan dengan indeks CPI.
3.      GNP Deflator
GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua indeks diatas:
GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%





2.4  Dampak Inflasi
Dampak Negatif :
1.      Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.
2.      Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau rendahnya dana investasi yang tersedia.
3.      Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.
4.      Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.
5.      Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
6.      Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.
Dampak Positif :
1.      Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
2.      Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
3.      Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.
2.5  Keterkaitan Inflasi
1.      Inflasi dan Perkembangan Ekonomi
Kenaikan harga – harga menimbulkan efek yang buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang – barang negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional. Maka ekspor menurun. Sebaliknya, harga – harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang – barang impor menjadi relatif murah. Maka lebih banyak impor akan di lakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.
2.      Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat
Di samping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi negara, inflasi juga akan menimbulkan efek – efek yang berikut kepada individu masyarakat :
·         Inflasi akan menurunkan pendapatan rill orang – orang yang berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga – harga. Maka inflasi akan menurunkan upah rill individu – individu yang berpendapatan tetap.
·         Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi – istitusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai rillnya akan menurun apabila inflasi berlaku.
·         Memperburuk pembagian kekayaan. Telah ditunjukan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam nilai rill pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai rill kekayaannya. Akan tetapi pemilik harta – harta tetap (tanah), bangunan dan (rumah) dapat mempertahankan atau menambah nilai rill kekayaannya. Ajuga sebagai penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai rill pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan di antara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik – pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjai semakin tidak merata.

2.6  Cara Mencegah Inflasi
1.      Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar. Bank Sentral dapat mengatur uang giral melalui peralatan moneter yaitu :
·         Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dimana pengendalian jumlah uang beredar oleh Bank Sentral dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar, Bank Sentral menjual surat-surat berharga. Sedangkan untuk menurunkan jumlah uang beredar, Bank Sentral membeli surat-surat berharga
·         Penetapan Tingkat Diskonto (Discount Rate Policy) yang merupakan tingkat bunga yang ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada Bank Umum
·         Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement) yaitu proporsi cadangan minimum yang harus dipegang  Bank umum atas simpanan masyarakat yang dimiliki. Untuk menekan laju inflasi cadangan minimum ini dinaikkan sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil.
2.      Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
3.      Kebijakan yang berkaitan dengan output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang dalam negeri cenderung menurunkan harga
4.      Kebijakan yang berkaitang dengan harga dan indexing
Ini dilakukan dengan penentuan harga, serta didasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik,gaji atu upah juga dinaikkan



















2.7  DEFLASI
Deflasi adalah suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar  yang menyebabkab barang-barang akan menjadi lebih murah harganya dan cara untuk menanggulanginya adalah menurunkan tingkat suku bunga.
1.      Penyebab deflasi
a)      Menurunnya persediaan uang di masyarakat
b)      Meningkatnya persediaan barang
c)      Menurunnya permintaan akan barang
d)     Naiknya permintaan akan uang

2.      Dampak deflasi
a)      Pengusaha kurang bernafsu untuk memproduksi barang karena harga yang terus menurun
b)      Kesempatan kerja berkurang karena terjadi pemecatan buruh akibat turunnya produksi barang
c)      Pajak-pajak tidak dapat ditarik oleh negara sehingga pendapatan negara berkurang
d)     Kegiatan perekonomian mundur
e)      Deflasi dapat menyebabkkan menurunnya persediaan uang dimasyarakat dan juga menyebabkan kekacauan pada investasi saham.
f)       Banyak pekerja yang akan mengalami PHK karena pemilik bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawan. Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat berkurang sehingga menyebabkan uang yang beredar dimasyarakat berkurang.
g)      Deflasi juga menyebabkan melesunya investasi disektor riil maupun dibursa.
h)      Mengakibatkan nilai suku bunga di suatu negara menjadi nol persen lalu diikuti juga dengan suku bunga pinjaman dibank.
i)        Menurunkan produksi suatu perusahaan karena kurang permintaan dan lemahnya daya beli, sehingga berdampak pada pengurangan produksi dan pengurangan jumlah tenaga kerja.

2.8  Cara Mengatasi Deflasi
Deflasi diibaratkan seseorang yang sakit karena kurang berolahraga. Apabila seseorang pada dasarnya mempunyai kaki yang normal namun malas menggunakannya, maka ini akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang digunakan tersebut. Dalam jangka waktu yang lama orang tersebut tidak akan dapat berjalan lagi berhubung otot sudah terlalu lemah untuk digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan bukan tidak mungkin dia akan mengalami kelumpuhan selamanya.
Cara yang paling lazim digunakan adalah berupa stimulus ekonomi berupa bantuan likuditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan agar kegiatan ekonomi kambali berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan belanjanya sendiri untuk menggairahkan perekonomian. Dari sisi bank sentral pemerintah juga dapat meningkatkan peredaran uang dimasyarakat dengan membeli surat hutang sektor swasta dan menukarnya dengan uang tunai. Selain itu juga, dapat dilakukan dengan memotong suku bunga, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang sesungguhnya tetapi hanya merupakan pengobatan sementara untuk menggairahkan ekonomi dan mengharapkan harga bergerak naik dengan sendiri.

2.9  Pengaruh Deflasi
1.    Penurunan persediaan uang
Deflasi dapat menyebakan menurunnya persediaan uang dimasyarakat dan akan menyebabkan depresi besar dan juga akan membuat pasar investasi mengalami kekacauan.
2.    Memperlambat aktifitas ekonomi
Dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktifitas ekonomi akan melambat dan memberikan pengaruh pada spiral deflasi.
3.    Deflasi akan membuat masyarakat menyimpan uang sehingga uang benar-benar dihargai dan jaminan sosial politik. Masyarakat akan berinvestasi langsung dan ketersediaan barang benar-benar terjamin. Akibatnya nilai uang akan menguat.
4.    Deflasi akan membuat jatuh nilai properti
Masyarakat lebih suka mendepositoakan uangnya dibank dari pada membeli properti yang tidak naik harganya. Karena harga terus menurun maka produsen kurang berminat memproduksi barang. Kesempatan kerja berkurang karena banyak PHK. Pajak tidak dapat ditari oleh pemerintah sehingga pendapatan negara berkurang dan akhirnya kegiatan perekonomian secara keseluruhan akan mengalami kemunduran.

2.10          PENGANGGURAN
Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak aktif mencari pekerjaan. Kategori orang yang menganggur biasanya adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan pada usia kerja dan masanya kerja. Usia kerja biasanya adalah usia yang tidak dalam masa sekolah tetapi di atas usia anak-anak (relatif di atas 6 – 18 tahun, yaitu masa pendidikan dari SD – tamat SMU). Sedangkan di atas usia 18, namun masih sekolah dapatlah dikategorikan sebagai penganggur, meski untuk hal ini masih banyak yang memperdebatkannya.
Pengangguran pada dasarnya tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, karena bagaimanapun baik dan hebatnya kemampuan suatu bangsa dalam menangani perekonomiannya, tetap saja pengangguran itu ada. Akan tetapi mashab klasik dengan salah satu teorinya yang terkenal sebagai hukum “Say” dari Jean Baptiste Say yang mengatakan bahwa “Supply creats its own demand” atau penawaran menciptakan permintaannya sendiri menjelaskan bahwa bila ini benar terjadi, maka pengangguran tidak aka nada, dan bila pun ada tidak akan berlangsung lama, karena akan pulih kembali. Cara kerjanya sederhana, bahwa apabila produsen menghasilkan barang dalam jumlah tertentu maka akan segera habis dikonsumsi masyarakat. Pada saat yang sama misalkan terdapat para pencari kerja, oleh karena produsen akan lebih baik menghasilkan barang dalam jumlah banyak untuk memperbesar keuntungan tanpa takut risiko gagal dalam penjualan, maka semua pencari kerja itu akan terserap untuk mengisi lowongan baru yang disediakan oleh produsen / perusahaan, dan ini berlangsung terus. Akan tetapi pada kenyataannya tidak satu negara pun di dunia ini yang bisa menerapkan teori ini, alasannya salah satu asumsi yaitu pasar persaingan sempurna tidak akan bisa dan tidak akan pernah terjadi, dikarenakan syaratnya yang tidak mungkin bisa dipenuhi.
Pengangguran selalu menjadi masalah, bukan saja karena pengangguran berarti pemborosan dana. Akan tetapi, juga memberikan dampak social yang tidak baik misalkan akan semakin meningkatnya tindakan kriminal dan pelanggaran moral. Akan tetapi, di sisi lain pengangguran atau menganggur umumnya dilakukan dengan suka rela, baik karena memilih pekerjaan, menunggur pekerjaan yang sesuai, keluar dari pekerjaan lama untuk mencari pekerjaan baru karena alasan jenuh, bosan atau tidak cocok dengan pekerjaan dan perusahaan, dan berbagai macam alasan lainnya.

2.11          Jenis-Jenis Pengangguran
1.      Berdasarkan penyebab terjadinya :
·         Pengangguran friksional : sifatnya sementara disebabkan oleh kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar dengan pembuka lamaran pekerjaan. Ini terjadi karena pelamar kerja tidak mampu memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh pembuka lamaran kerja.
·         Pengangguran konjungtural : pengangguran yang disebabkan oleh naik turunnya siklus ekonomi.
·         Pengangguran struktural : pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
·         Pengangguran musiman : keadaan menganggur yang disebabkan oleh fluktuasi ekonomi jangka pendek yang menyebabkan tenaga kerja untuk menganggur.
·         Pengangguran siklikal :  pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
·         Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan adanya perubahan tenaga manusia menjadi tenaga mesin.
·         Pengangguran siklus : pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi

2.      Berdasarkan Cirinya :
·         Pengangguran Terbuka : Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperleh pekerjaan. Efek dari keaadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka.
·         Pengangguran Tersembunyi : Di banyak negara berkembang, seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contoh –contohnya ialah, pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan kluarga petani dengan anggota kluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.
·         Pengangguran Bermusim : Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pula para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya. Di samping itu, pada umumnya para pesawah tidak begitu aktif di antara waktu sesudah menanam dan sudah menuai. Apabila dalam masa di atas penyadap karet, nelayan dan pesawah tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa menganggur. Pengnggur seperti ini digolongkan sebagai pengangguran bermusim.
·         Setengah Menganggur : Di negara – negara berkembang penghijrahan atau migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnyatidak semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya menjadi penganggur sepenuh waktu. Di samping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebihrendah dari yang normal. Mereka mungkin hnya bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja – pekerja yang mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur atau dalam bahasa Inggris : underemployed. Dan jenis penganggurannya dinamakan underemployment.

2.12          Akibat pengangguran
Bagi perekonomian Indonesia :
1.      Penurunan pendapatan perkapita.
2.      Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.
3.      Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah.
Bagi masyarakat :
1.      Menjadi beban psikologis dan psikis.
2.      Dapat menghilangkan keterampilan karena tidak pernah dipakai untuk bekerja.
3.      Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, sperti meningkatnya tindak kriminalitas.
2.13          Penyebab Pengangguran
Adapun penyabab terjadinya pengangguran yaitu :
  • Penduduk yang relatif banyak sedangkan lapangan kerja sedikit. Yang mengakibatkan, permintaan tenaga kerja berkurang. 
  • Pendidikan dan keterampilan yang rendah sehingga tidak mampu bersaing dan tersisih. 
  • Angkatan kerja yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang diminta oleh dunia kerja
  • Teknologi yang semakin modern belum terimbangi oleh kemampuan 
  • Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakakukan penghematan-penghematan, misalnya penerapan rasionalisasi. 
  • Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh musim
  • Terdapat ketidakstabilan perekonomian, politik, dan kemanan suatu negara. 
2.14          Dampak Pengangguran
Pengangguran sangat berdampak pada kehidupan perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang menurun, dan bahkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang menurun adalah salah satu dampak pengangguran. Berikut ini beberapa dampak pengangguran terhadap perekonomian dan kehidupan sosial :
1.   Menurunkan Aktivitas Perekonomian
Pengangguran menyebabkan turunnya daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat yang menurun menyebabkan turunnya permintaan terhadap barang dan jasa. Hal ini mengakibatkan para pengusaha dan investor tidak bergairah melakukan perluasan dan pendirian industri baru sehingga aktivitas perekonomian menjadi turun.



2.   Menurunkan Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Per Kapita
Orang yang tidak bekerja (menganggur) tidak akan menghasilkan barang dan jasa. Itu berarti semakin banyak orang yang menganggur maka PDB (Produk Domestik Bruto) yang dihasilkan akan menurun. PDB yang menurun akan menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi sekaligus turunnya pendapatan per kapita.

3.   Meningkatkan Biaya Sosial
Pengangguran ternyata mengakibatkan meningkatnya biaya sosial. Karena, pengangguran mengharuskan masyarakat memikul biaya-biaya seperti biaya perawatan pasien yang stres (depresi) karena menganggur, biaya keamanan dan biaya pengobatan akibat meningkatnya tidak kriminalitas yang dilakukan oleh penganggur, serta biaya pemulihan dan renovasi beberapa tempat akibat demonstrasi dan kerusuhan yang dipicu oleh ketidakpuasan dan kecemburuan sosial para penganggur.

4.   Menurunkan Tingkat Keterampilan
Dengan menganggur, tingkat keterampilan sesepramg akan menurun. Semakin lama menganggur, semakin menurun pula tingkat keterampilan seseorang.

5.   Menurunkan Penerimaan Negara
Orang yang menganggur tidak memiliki penghasilan (pendapatan). Itu berarti semakin banyak orang yang menganggur, akan semakin turun pula penerimaan negara yang diperoleh dari pajak penghasilan.





2.15          Cara Mengatasi Pengangguran
Secara umum cara mengatasi pengangguran adalah dengan meningkatkan investasi, meningkatkan kualitas SDM, transfer teknologi dan penemuan teknologi baru, pembenahan perangkat hukum dalam bidang ketenagakerjaan, dan lainlain. Secara teknis kebijakan upaya-upaya ke arah itu dapat ditempuh dengan berbagai kebijakan misalnya :
1.   Menyelenggarakan bursa pasar kerja
Bursa tenaga kerja adalah penyampaian informasi oleh perusahaan-perusahaan atau pihak-pihak yang membutuhkan tenaga kerja kepada masyarakat luas. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar terjadi komunikasi yang baik antara perusahaan dan pencari kerja. Selama ini banyak informasi pasar kerja yang tidak mampu tersosialisasikan sampai ke masyarakat, sehingga mengakibatkan informasi lowongan kerja hanya bisa diakses oleh golongan tertentu.
2.   Menggalakkan kegiatan ekonomi informal
Kebijakan yang memihak kepada pengembangan sektor informal, dengan cara mengembangkan industri rumah tangga sehingga mampu menyerap tenaga kerja. Dewasa ini telah ada lembaga pemerintah yang khusus menangani masalah kegiatan ekonomi informal yakni Departemen Koperasi dan UKM. Selain itu dalam pengembangan sektor informal diperlukan keterpihakan dari Pemda setempat.
3.   Meningkatkan keterampilan tenaga kerja
Pengembangan sumber daya manusia dengan peningkatan keterampilan melalui pelatihan bersertifikasi internasional. Berdasarkan survei tentang kualitas Tenaga Kerja menunjukkan bahwa ranking Human Development Index Indonesia di Asia pada tahun 2000 berada di peringkat 110. Sementara negara lain seperti Vietnam ada diperingkat 109, Filipina (77), Thailand (69), Malaysia (59), Brunei Darussalam (32), Singapura (25), Jepang (9). Data ini menunjukkan rendahnya kualitas sumber daya manusia sehingga peningkatan keterampilan mereka menjadi sangat perlu dilakukan.
4.   Meningkatkan mutu pendidikan
Mendorong majunya pendidikan, dengan pendidikan yang memadai memungkinkan seseorang untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik. Dewasa ini sesuai dengan perintah undang-undang, pemerintah diamanatkan untuk mengalokasikan dana APBN sebesar 20% untuk bidang pendidikan nasional.
5.   Mendirikan pusat-pusat latihan kerja
Pusat-pusat latihan kerja perlu didirikan untuk melaksanakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi yang ada.
6.   Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Pemerintah perlu terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga akan memberikan peluang bagi penciptaan kesempatan kerja.
7.   Mendorong investasi
Pemerintah perlu terus mendorong masuknya investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk menciptakan kesempatan kerja di Indonesia.
8.   Meningkatkan transmigrasi
Transmigrasi merupakan langkah pemerintah meratakan jumlah penduduk dari pulau yang berpenduduk padat ke pulau yang masih jarang penduduknya serta mengoptimalkan sumber kekayaan alam yang ada.
9.   Melakukan deregulasi dan debirokrasi
Deregulasi dan debirokrasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru. Deregulasi artinya adalah perubahan peraturan aturan main terhadap bidang-bidang tertentu. Deregulasi biasanya ke arah penyederhanaan peraturan. Debirokrasi artinya perubahan struktur aparat pemerintah yang menangani bidang-bidang tertentu. Debirokrasi biasanya ke arah penyederhanaan jumlah pegawai/lembaga pemerintah yang menangani suatu urusan tertentu.
10.  Memperluas lapangan kerja
Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru terutama yang bersifat padat karya. Dengan adanya era perdagangan bebas secara regional dan internasional sebenarnya terbuka lapangan kerja yang semakin luas tidak saja di dalam negeri juga ke luar negeri. Ini tergantung pada kesiapan tenaga kerja untuk bersaing secara bebas di pasar tenaga kerja internasional.

2.16          HUBUNGAN INFLASI, DEFLASI DAN PENGANNGURAN
Arti inflasi, deflasi dan pengangguran telah dijelaskan secara singkat di atas, sebagaimana diketahui bahwa manakala inflasi terlalu tinggi, maka masyarakat cenderung tidak ingin menyimpan uangnya lagi, tetapi akan diubah dalam bentuk barang, baik barang yang siap dipakai atau harus melalui proses produksi (membuat rumah misalnya). Sementara pengangguran adalah orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.
Dan ketika deflasi terjadi masyarakat akan cenderung menyimpan uangnya dengan harapan nilai uang mereka akan naik. Dimana disini juga akan terjadi PHK karena perusahaan menurunkan kapasitas produksinya dan kurang bergairah untuk berproduksi karena nilai barang terus menurun. Maka sudah jelas bahwa PHK akan meningkatkan jumlah pengangguran.
Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak masyarakat membutuhkan tenaganya, tetapi juga para produsen seharusnya akan memanfaatkan momentum kenaikan harga barang dengan menambah produksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi baru dan ini tentu memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full employment.









BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
·         Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang tingkat inflasi di dunia meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
·         Deflasi adalah suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar  yang menyebabkab barang-barang akan menjadi lebih murah harganya dan cara untuk menanggulanginya adalah menurunkan tingkat suku bunga.
·         Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak aktif mencari pekerjaan.
·         Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak masyarakat membutuhkan tenaganya, tetapi juga para produsen seharusnya akan memanfaatkan momentum kenaikan harga barang dengan menambah produksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi baru dan ini tentu memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full employment. Dan ketika deflasi terjadi masyarakat akan cenderung menyimpan uangnya dengan harapan nilai uang mereka akan naik. Dimana disini juga akan terjadi PHK karena perusahaan menurunkan kapasitas produksinya dan kurang bergairah untuk berproduksi karena nilai barang terus menurun. Maka sudah jelas bahwa PHK akan meningkatkan jumlah pengangguran.



DAFTAR PUSTAKA
Boediono. Ekonomi Moneter. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta: 2001.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Penerbit PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta: 2011.
http://wikipedia.co.id/
Inflasi, Deflasi dan Pengangguran Inflasi, Deflasi dan Pengangguran Reviewed by JANIEZ on November 24, 2018 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.