A.
Pengertian
Pengembangan Karir (Career Development)
Pengembangan karir (Career Development) merupakan
salah satu subfungsi daripada ruang lingkup utama MSDM yaitu Pengembangan
Tenaga Kerja (Human Resource Development), dimana selain dari
pengembangan karir juga terdapat subfungsi lain yaitu pelatihan dan
pengembangan (Training and Development), seperti yang dapat dilihat pada
gambar di bawah.Pengembangan karir dalam manajemen bertujuan untuk
mempersiapkan SDM menghadapi pekerjaan mereka di masa yang akan datang dalam
organisasi tersebut. Sebelum membahas lebih jauh tentang pengembangan karir
perlu diketahui terlebih dulu arti dari karir.
Karir menurut
Bernardin adalah suatu rangkaian atas sikap dan perilaku yang berkaitan dengan
aktivitas pekerjaan dan pengalaman sepanjang kehidupan, sedangkan menurut
Mathis, karir merupakan rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja yang
ditempati seseorang sepanjang hidupnya. Berdasarkan penjelasan di atas maka
karir dapat diartikan sebagai suatu rangkaian posisi seseorang berdasarkan
pengalaman dalam pekerjaan sepanjang hidupnya.
Pengembangan karir menurut Mathis adalah usaha untuk meningkatkan
kemampuan pekerja dalam menangani berbagai macam masalah dalam pekerjaan atau
tugas mereka (Efforts to improve employees’ ability to handle a variety of a
variety of assignments).
Dalam pembahasan lebih lanjut
definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Pengembangan karier adalah
perubahan nilai-nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi pada seseorang,
karena dengan penambahan/ peningkatan usianya akan menjadi semakin matang.
Dari pengertian ini, focus pengembangan karier adalah peningkatan
kemampuan metal, yang terjadi karena pertambahan usia. Perkembangan mental
itu dapat juga berlangsung selama seseorang menjadi pekerja pada sebuah
organisasi, yang terwujud melalui pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugas
pokoknya.
- Pekerjaan karier adalah usaha
yang dilakukan secara formal dan berkelanjutan dengan difokuskan pada
peningkatan dan penambahan kemampuan seorang pekerja.
- Pengembangan karier adalah
peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai
suatu rencana karier.
- Pengembangan karier adalah
suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan status
seseorang dalam suatu organisasi yang bersangkutan.
Sedangkan pengertian
pengembangan karir dalam definisi yang lain diartikan sebagai perolehan pengetahuan,
ketrampilan, dan perilaku yang meningkatkan kemampuan karyawan untuk memenuhi
perubahan persyaratan pekerjaan serta tuntutan klien dan pelanggan (Raymond,
2010: 523). Dalam pengertian ini, pengembangan karir didefinisikan lebih luas,
karena pengembangan karir lebih kepada seluruh kegiatan atau aktivitas
kemampuan dari seseorang.
Berdasarkan definisi di atas,
maka dapat dismpulkan bahwa pengembangan karir merupakan suatu proses dalam
peningkatan dan penambahan kemampuan seseorang karyawan yang dilakukan secara
formal dan berkelanjutan untuk mencapai sasaran dan tujuan karirnya.
B.
Tujuan Pengembangan Karier
Tujuan pengembangan karier dikemukakan oleh Andrew J.
Dubrin adalah a)To aid in achieving individual and organizational
goals;b) To indicate concern for the welfare of individuals; c) To help
individual realize their potential; d) To strengthen the relationship between
the individual and organization; e) To demonstrate social responbility; f) To
aid affirmative action (EEO) program; g) To reduce turnover and personnel
costs; h) To reduce managerial and professional absolescence; i) To encourage
the long-range point of view.
a.
Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan
Pengembangan karier membantu pencapaian tujuan perusahaan dan tujuan
individu. Seorang pegawai yang sukses dengan prestasi kerja sangat baik
kemudian menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, hal ini berarti tujuan
perusahaan dan tujuan individu tercapai.
b.
Menunjukan hubungan kesejahteraan pegawai
Perusahaan merencanakan karier pegawai dengan meningkatkan kesejahteraannya
agar pegawai lebih loyalitasnya.
c.
Membantu pegawai menyadari kemampuan potensi mereka
Pengembangan karier karyawan membantu menyadarkan pegawai akan kemampuannya
untuk menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan potensi dan keahliaannya.
d.
Memperkuat hubungan antara pegawai dan perusahaan
Pengembangan karier akan memperkuat hubungan dan sikap pegawai terhadap
perusahaannya.
e.
Membuktikan tanggung jawab social
Pengembangan karier suatu cara menciptakan iklim kerja yang positif dan
pegawai-pegawai menjadi lebih bermental sehat.
f.
Membantu memperkuat pelaksanaan program-program perusahaan
Pengembangan karier membantu program-program perusahaan lainnya agar tujuan
perusahaan tercapai.
g.
Mengurangi Turnover dan Biaya pengawaian
Pengembangan karier dapat menjadikan turnover rendah dan begitu pula biaya
kepegawaian menjadi lebih efektif.
h.
Mengurangi keusangan profesi dan manajerial
Pengembangan karier dapat menghindari keusangan dari keusangan
dan kebosanan profesi dan manajerial.
i.
Menggiatkan analisis dari keseluruhan pegawai
Perencanaan karier yang dimaksudkan mengintegrasikan perencanaan kerja dan
kepegawaian.
C.
Tahapan
Perkembangan Karier
Donald e. super
mengusulkan gagasan bahwa orang berusaha untuk menerapkan konsep dirinya dengan
memilih untuk masuk pekerjaan dianggap yang paling mungkin untuk memungkinkan
ekspresi diri.
Pilihan karier
adalah soal mencocokkan (matching). Di dalam irama hidup orang, terjadi
perubahan-perubahan dan ini berpengaruh pada usahanya untuk mewujudkan konsep
diri itu. Teori perkembangan menerima teori matching (teori
konsep diri), tetapi memandang bahwa pilihan kerja itu bukan peristiwa yang
sekali terjadi dalam hidup seseorang (misalnya waktu tamat pendidikan dan mau
meninggalkan sekolah). Orang dan situasi lingkungannya berkembang, dan
keputusan karier itu merupakan rangkaian yang tersusun atas keputusan yang
kecil-kecil.
a. Tahap
Pertumbuhan (Growth): 0 – 14 tahun
Adanya pertumbuhan fisik dan psikologis. Pada tahap
ini individu mulai membentuk sikap dan mekanisme tingkah laku yang kemudian
akan menjadi penting dalam konsep dirinya. Bersamaan dengan itu, pengalaman
memberikan latar belakang pengetahuan tentang dunia kerja yang akhirnya digunakan
dalam pilihan pekerjaan mulai yang tentatif sampai dengan final.
b. Tahap
Eksplorasi (Exploratory): 15 – 24 tahun
Dimulai
sejak individu menyadari bahwa pekerjaan merupakan suatu aspek dari kehidupan
manusia. Pada awal masa ini atau masa fantasi, individu menyatakan pilihan
pekerjaan sering kali tidak realistis dan sering erat kaitannya dengan
kehidupan permainannya.
c. Tahap
Pembentukan (Establishment): 25 – 44 tahun
Berkaitan
dengan pengalaman seseorang pada saat mulai bekerja. Pada masa ini individu dengan
cara mencoba-coba ingin membuktikan apakah pilihan dan keputusan pekerjaan yang
dibuat pada masa eksplorasi benar atau tidak. Sebagian masa ini adalah
masa try-out. Individu mungkin menerima pekerjaan dengan perasaan pasti
bahwa ia akan mengganti pekerjaan jika merasa tidak cocok. Apabila ternyata
individu mendapat pengalaman yang positif atau keuntungan dari suatu pekerjaan,
pilihannya menjadi mantap, dan dia akan memasukkan pilihan pekerjaan itu
sebagai aspek dari konsep dirinya serta kesempatan terbaik untuk mendapatkan
kepuasan kerja.
d. Tahap
Pemeliharaan (Maintenance): 45 – 64 tahun
Individu
berusaha untuk meneruskan atau memelihara situasi pekerjaan. Pekerjaan yang
dilakukan dan konsep diri (self-concept) mempunyai hubungan yang erat. Keduanya
terjalin oleh proses perubahan dan penyesuaian yang kontinyu. Pada intinya
individu berkepentingan untuk melanjutkan aspek-aspek pekerjaan yang memberikan
kepuasan, dan merubah atau memperbaiki aspek-aspek pekerjaan yang tidak
menyenangkan, tetapi tidak sampai individu itu meninggalkan pekerjaan tersebut
untuk berganti dengan pekerjaan yang lain.
e. Tahap
Kemunduran (Decline): di atas 65 tahun
Tahap
menjelang berhenti bekerja (preretirement). Pada tahap ini perhatian individu
dipusatkan pada usaha bagaimana hasil karyanya dapat memenuhi persyaratan
out-put atau hasil yang minimal sekalipun. Individu lebih memperhatikan usaha
mempertahankan prestasi kerja daripada upaya meningkatkan prestasi kerjanya.
Kelima tahap
ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap-sikap dan perilaku yang
menyangkut keterlibatan dalam suatu jabatan, yang tampak dalam tugas-tugas
perkembangan vokasional (vocational developmental tasks).
D.
Petunjuk-Petunjuk Manajemen
Pengembangan Karier
Bagian yang terpenting dalam pengembangan karier
adalah mengembangkan taktik-taktik atau cara-cara yang praktis dan efektif.
Siapa pun yang mengikuti petunjuk ini secara baik maka hasil yang dicapai juga
akan baik, adapun petunjuk itu adalah sebagai berikut:
1.
Menunjukan wewenang pekerjaan, anda memperlihatkan cara melaksanakan
pekerjaan yang sulit dengan baik karena kemampuan anda yang ingin ditunjukan
kepada para pekerja.
2.
Menolong pemimpin anda berhasil. Tindakan anda juga pada saatnya nanti akan
diteliti oleh pimpinan anda.
3.
Berkas-berkas prestasi anda. Apa yang telah anda capai akan dicatat untuk
dipelihara dan dinilai apabila dipertimbangkan untuk dipromosikan naik jabatan.
4.
Mencari penyokong, pelindung atau penasehat, banyak orang penting yang
berkedudukan tinggi diperusahaan yang akan menolong anda naik jabatan.
5.
Banyak cara untuk mencapai promosi itu, yaitu kesempatan kerja, tugas-tugas
pekerjaan lebih baik disukai yang bukan dimiliki oleh perusahaan.
6.
Jika anda bermaksud untuk berhasil di usia 35 tahun lebih daripada itu
tidak baik karena untuk menghindari pekerjaan itu selalu berpindah-pindah.
7.
Biasakan mencalonkan diri, mendiamkan diri tidak selalu baik.
Memberitahukan pencalonan anda dapat memberikan manfaat.
8.
Bekerja keras untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi.
Seorang manajer harus sadar akan kedudukannya yang
merupakan contoh dari semua tingkah lakunya dalam bentuk kepribadiaanya atau
perangainya, kualitas dan kuantitas kerja dan hubungan dengan sesame pekerja
lainnya. Manajer atau karyawan khususnya kebanyakan bekerja hanya dengan penampilan
dan bersikap dalam hubungan pekerja. Dorongan semangat lebih disukai daripada
tindakan hukum. Contoh, seorang manajer mungkin menunjukan bagaimana mengurangi
stress individu. Ini adalah bentuk nyata yang dihadapi dalam kehidupan
kariernya, dalam ratusan bahkan ribuan kasus yang dihadapi para karyawan dalam
suatu organisasi.
Satu hal yang penting diketahui organisasi yang sudah
maju dan sumber-sumber masyarakat yang dapat membantu mencapai tujuan dalam
hubungan kerja.
E.
Mendesain program
pengembangan karier
Desain program
pengembangan karier ini akan membantu para manajer dalam membuat keputusan yang
kreatif mengenai pengembangan karier para pekerja. Untuk itu perlu dibedakan
atas tiga fase dalam mendesain program pengembangan karier yang terdiri dari :
1. Fase
perencanaan
Fase ini merupakan aktivitas menyelaraskan rancangan
pekerja dan rancangan organisasi mengenai pengembangan karir di lingkungannya.
Tujuan dari fase ini adalah untuk mengidentifkasi kelebihan dan kekurangan
pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dengan demikian dapat dilakukan
berbagai usaha untuk membantu para pekerja antara lain:
·
bantuan memilih jalus pengembangan
karier sesuatu dengan yang tersedia.
·
Memperbaiki kekurang atau kelemahan
bagi pekerja yang menunjukan kesungguhan dan membutuhkannya untuk mewujudkan
karier yang sukses.
2. Fase
pengarahan
Fase ini bermaksud untuk membantu para pekerja agar
mampu mewujudkan perncanaannya menjadi kenyataan, yakni dengan memantapkan tipe
karieryang dinginkannya, dan mengatur langkah-langkah yang harus di tempuh
untuk mewujudkannya. Ada dua cara pendekatan yang dapat dilakukan yaitu:
- pengaranan dengan menyelenggarakan konseling
karier.
- Perbedaan dengan menyelenggarakan playanan
informasi yang mencakup kegiatan sebagai berikut:
·
sistem pemberitaan pekerjaan sasaran
terbuka.
Pengarahan ini dilakukan dengan memberikan informasi untuk semua pekerja khususnya mengenai pengembangan karier.
Pengarahan ini dilakukan dengan memberikan informasi untuk semua pekerja khususnya mengenai pengembangan karier.
·
menyediakan informasi
inventarisasikemapuan pekerja, yang dapat dan boleh diketahui oleh
masing-masing pekerja.
·
Informasi tentang aliran karier
berupa chart yang menunjukan kemungkinan arah dan kesempatan yang tersedia di
dalam organisasi.
·
Selenggarakan pusat sumber
pengembangan karier merupakan himpunan bahan-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan jabatan, dan lain-lain.
3. Fase pengembangan
Fase ini
adalah tenggang waktu yang diperlukan pekerja untuk memenuhi persyaratan yang
memungkinkannya melakukan gerak dari suatu posisi ke posisi lain yang
menginginkanya. Kgiatan-kegitan yang dapat dilakukan antara lain.
- Menyelenggarakan system mentorFase ini adalah
cara pengembangan dengan menyelenggarakan hubungan antara pekerja senior
dan yunior sebagai kolega (teman kerja). Pekerja senior bertindak sebagai
mentor yang bertugas memberikan advis, keteladanan, membantu dan mengatur
dalam menghubungi pejabat untuk mendapatkan informasi informasi, dan
memberikan dukungan secara umum, dalam usaha pekerja yunior mengembangkan
karier.
- Pelatihan
Pelatihan dalam rangka pengembangan karier bagi para pekerja sangat luas ruang cakupnya, tidak sekedar yang diselenggarakan secara lembaga dan formal di kelas, laboratorium, dll. - Rotasi jabatan
Rotasi jabatan dilakukan dengan cara menugaskan
pekerja untuk berbagi janatan melalui proses pemindahan secara horizontal.
- Program beasisiwa/ ikatan dinas
Organisasi atau perusahaan dalam menghadapi lingkungan
bisnis yang dapat berubah secara cepat dan semakin kompetitif, setiap saat dan
juga dimasa mendatang memerlukan sejumlah pekerja yang mampu mengantisipasinya.
Kebutuhan itu dapat di atasi dengan menyediakan beasisiwa/ikatan dinas bagi
para pekerja sebagai pendukung upayanya dalam meningkatkan pendidikan di luar
organisasinya.
F.
Model Pengembangan
Karir
Menurut Byars dan Rue
(2000), pengembangan karir merupakan aktivitas formal dan berkelanjutan yang
merupakan suatu upaya organisasi untuk mengembangkan dan memperkaya sumberdaya
manusianya dengan menyelaraskan kebutuhan mereka dengan kebutuhan organisasi.
Dari perkembangan konsep ini, maka kita mengenal tiga model pengembangan karir,
yaitu:
- Model siklus hidup (life-cycle model),
merupakan pengembangan karir yang sifatnya pasti. Seseorang akan berpindah
pekerjaannya melalui perbedaan tahap karir. Dalam model ini peran
organisasi sangat besar dalam menentukan karir seseorang.
- Model berbasis organisasi,
yaitu model pengembangan yang menjelaskan bahwa karir seseorang akan
melalui tahap-tahap karir, tetapi di dalam model ini juga dijelaskan bahwa
dalam proses pengembangan karir ada proses pembelajaran bagi karyawan
untuk memiliki jalur karir yang pasti.
- Model pola terarah
Dalam model
ini karyawan dibimbing atau diarahkan untuk membuat keputusan sendiri mengenai
seberapa cepat mereka menginginkan kemajuan dalam karir mereka.
Ketiga model tersebut berkaitan erat
dengan tipe manajemen sebuah organisasi maupun perusahaan. Tiap organisasi
memiliki bentuk/system pengembangan karir yang berbeda-beda tergantung
kebijakan manajer maupun pimpinan organisasi.
G.
Faktor Yang
Mempengaruhi Pengembangan Karir
Kesuksesan proses pengembangan karir tidak hanya
penting bagi organisasi secara keseluruhan. Dalam hal ini, beberapa hal atau
faktor yang sering kali amat berpengaruh terhadap manajemen karir adalah :
1.
Hubungan
Pegawai dan Organisasi
Dalam situasi ideal,
pegawai organisasi berada dalam hubungan yang saling menguntungkan. Dalam
keadaan ideal ini, baik pegawai maupun organisasi dapat mencapai produktifitas
kerja yang tinggi.
Namun, kadangkala
keadaan ideal ini gagal dicapai. Adakalanya pegawai sudah bekerja baik, tetapi organisasi
tidak mengimbangi prestasi pegawai tersebut dengan penghargaan sewajarnya.
Maka, ketidakharmonisan hubungan antara pegawai dan organisasi ini cepat atau
lambat akan mempengaruhi proses manajemen karir pegawai. Misalnya saja, proses
perencanaan karir pegawai akan tersendat karena pegawai mungkin tidak diajak
berpartisipasi dalam perencanaan karir tersebut. Proses pengembangan karir pun
akan terhambat sebab organisasi mungkin tidak peduli dengan karir pegawai.
2.
Personalia
Pegawai
Kadangkala,
menajemen karir pegawai terganggu karena adanya pegawai yang mempunyai
personalitas yang menyimpang (terlalu emosional, apatis, terlalu ambisius,
curang, terlalu bebal, dan lain-lain). Pegawai yang apatis, misalnya, akan
sulit dibina karirnya sebab dirinya sendiri ternyata tidak perduli dengan
karirnya sendiri. Begitu pula dengan pegawai yang cenderung terlalu ambisius
dan curang. Pegawai ini mungkin akan memaksakan kehendaknya untuk mencapai
tujuan karir yang terdapat dalam manajemen karir. Keadaan ini menjadi lebih
runyam dan tidak dapat dikontrol bila pegawai bersangkutan merasa kuat karena
alasan tertentu (punya koneksi dengan bos, mempunyai backing dari
orang-orang tertentu, dan sebagainya).
3.
Faktor
Eksternal
Acapkali
terjadi, semua aturan dalam manajemen karir di suatu organisasi menjadi kacau
lantaran ada intervensi dari pihak luar. Seorang pegawai yang mempromosikan ke
jabatan lebih tinggi, misalnya, mungkin akan terpaksa dibatalkan karena ada
orang lain yang didrop dari luar organisasi. Terlepas dari masalah
apakah kejadian demikian ini boleh atau tidak, etis atau tidak etis, kejadian
semacam ini jelas mengacaukan menajemen karir yang telah dirancang oleh
organisasi.
4.
Politicking Dalam
Organisasi
Manajemen
karir pegawai akan tersendat dan bahkan mati bila faktor lain seperti
intrik-intrik, kasak-kasak, hubungan antar teman, nepotisme, feodalisme, dan
sebagainya, lebih dominan mempengaruhi karir seseorang dari pada prestasi
kerjanya. Dengan kata lain, bila kadar “politicking” dalam organisasi sudah
demikian parah, maka manajemen karir hampir dipastikan akan mati dengan
sendirinya. Perencanaan karir akan menjadi sekedar basa-basi. Dan organisasi
akan dipimpin oleh orang-orang yang pintar dalam politicking tetapi
rendah mutu profesionalitasnya.
5.
Sistem
Penghargaan
Sistem
manajemen (reward system) sangat mempengaruhi banyak hal, termasuk manajemen
karir pegawai. Organisasi yang tidak mempunyai sistem penghargaan yang jelas
(selain gaji dan insentif) akan cenderung memperlakukan pegawainya secara subyektif.
Pegawai yang berprestasi baik dianggap sama dengan pegawai malas. Saat ini,
mulai banyak organisasi yang membuat sistem penghargaan yang baik (misalnya
dengan menggunakan sistem “kredit poin”) dengan harapan setiap prestasi yang
ditunjukkan pegawai dapat diberi “kredit poin” dalam jumlah tertentu.
6.
Jumlah
Pegawai
Menurut
pengalaman dan logika akal sehat, semakin banyak pegawai maka semakin ketat
persaingan untuk menduduki suatu jabatan, dan semakin kecil kesempatan
(kemungkinan) bagi seorang pegawai untuk meraih tujuan karir tertentu. Jumlah
pegawai yang dimiliki sebuah organisasi sangat mempengaruhi manajemen karir
yang ada. Jika jumlah pegawai sedikit, maka manajemen karir akan sederhana dan
mudah dikelola. Jika jumlah pegawai banyak, maka manajemen karir menjadi rumit
dan tidak mudah dikelola.
7.
Ukuran
Organisasi
Ukuran
organisasi dalam konteks ini berhubungan dengan jumlah jabatan yang ada dalam
organisasi tersebut, termasuk jumlah jenis pekerjaan, dan jumlah personel
pegawai yang diperlukan untuk mengisi berbagai jabatan dan pekerjaan tersebut.
biasanya, semakin besar organisasi, semakin kompleks urusan manajemen karir
pegawai. Namun, kesempatan untuk promosi dan rotasi pegawai juga lebih banyak.
8.
Kultur
Organisasi
Seperti
sebuah sistem masyarakat, organisasi pun mempunyai kultur dan
kebiasaan-kebiasaan. Ada organisasi yang cenderung berkultur professional,
obyektif, raasional, dan demokratis. Ada juga organisasi yang cenderung
feodalistik, rasional, dan demokratis. Ada juga organisasi yang cenderung menghargai
prestasi kerja (sistem merit). Ada pula organisasi yang lebih menghargai
senioritas dari pada hal-hal lain. Karena itu, meskipun organisasi sudah
memiliki sistem manajemen karir yang baik dan mapan secara tertulis, tetapi
pelaksanaannya masih sangat tergantung pada kultur organisasi yang ada.
9.
Tipe
Manajement
Secara
teoritis-normatif, semua manajemen sama saja di dunia ini. Tetapi dalam
impelemntasinya, manajemen di suatu organisasi mungkin amat berlainan dari
manajemen di organisasi lain. Ada manajemen yang cemderung kaku, otoriter,
tersentralisir, tertutup, tidak demokratis. Ada juga manajemen yang cenderung
fleksibel, partisipatif, terbuka, dan demokratis.
Jika
manajemen cenderung kaku dan tertutup, maka keterlibatan pegawai dalam hal
pembinaan karirnya sendiri juga cenderung minimal. Sebaliknya, jika manajemen
cenderung terbuka, partisipatif, dan demokratis, maka keterlibatan pegawai
dalam pembinaan karir mereka juga cenderung besar. Dengan kata lain, karir
seorang pegawai tidak hanya tergantung pada faktor-faktor internal di dalam
dirinya (seperti motivasi untuk bekerja keras dan kemauan untuk ingin maju),
tetapi juga sangat tergantung pada faktor-faktor eksternal seperti manajemen.
Banyak pegawai yang sebenarnya pekerja keras, cerdas, jujur, terpaksa tidak
berhasil meniti karir dengan baik, hanya karena pegawai ini “terjebak” dalam
sistem manajemen yang buruk.
H.
Peran Pengembangan
Karir
Dalam
proses pengembangan karir individu (karyawan) dalam organisasi, ada 3 hubungan
saling terkait antara individu, manajer, maupun organisasi. Ketiga-tiganya
memiliki peran masing-masing.Menurut Gary Dessler (2010: 8), peran
dalam pengembangan karir dibagi menjadi 3, yaitu peran individual,
manajer/pimpinan, dan organisasi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
- Individual
·
Mengemban tanggung jawab atas karir
sendiri
·
Menilai minat, keahlian, dan
nilai-nilai
·
Mencari informasi karir dan sumber
daya
·
Menyusun tujuan dan perencanaan
karir
·
Memanfaaatkan kesempatan
pengembangan
·
Membicarakan kepada atasan tentang
karir individu
·
Mengikuti rencana karir yang
realistis
- Manajer/Pimpinan
·
Memberikan umpan balik paada waktu
yang tepat
·
Memberikan dukungan dan penugasan
yang membangun
·
Berpartisipasi dalam diskusi
pengembangan karir
·
Mendukung rencana pengembangan karyawan
- Organisasi
·
Mengkomunikasikan misi, kebijakan,
dan prosedur
·
Menyediakan pelatihan dan kesempatan
pengembangan
·
Memberikan informasi karir dan
program karier
·
Menawarkan berbagai jenis pilihan
karir
I.
Kolaborasi
pada Pelaksanaan Pengembangan Karir
Dalam
pelaksanaan pengembangan karir, tentunya terdapat kolaborasi pada
pelaksanaannya. Hani Handoko (2011: 131) dijelaskan bahwa kegiatan pengembanan
karir tentunya sangat ditentukan oleh individu tersebut dengan peran departemen
personalia atau organisasi, penjelasannya adalah sebagai berikut:
- Pengembangan karir individual
a.
Prestasi Kerja
Kegiatan penting untuk memajukan karir adalah prestasi
kerja karena kemajuan karir sangat bergantung pada prestasi kerja (performance).
b.
Exposure
Exposure artinya menjadi dikenal oleh orang-orang
yang memutuskan promosi, transfer dan kesempatan karir lainnya.
c.
Permintaan berhenti
Biasanya ini dilakukan di perusahaan untuk
melakukan upaya loncatan pekerjaan dengan kondisi yang lebih menjanjikan.
d.
Kesetiaan Organisasional
Kesetiaan rendah pada umumnya ditemui pada diri para
sarjana baru (yang mempunyai pengharapan tinggi, sehingga sering kecewa pada
perusahaan pertama mereka) dan para professional (yang kesetiaan pertamanya
adalah pada profesi mereka).
e.
Mentors dan Sponsors
Mentor adalah orang yang menawarkan bimbingan karir
informal. Sponsor adalah orang dalam organisasi yang dapat menciptakan
kesempatan-kesempatan pengembang karir bagi orang-orang lain.
f.
Kesempatan-kesempatan untuk tumbuh
Apabila karyawan meningkatkan kemampuan, missal
melalui program latihan, pengambilan kursus-kursus atau penambahan gelar, maka
berarti mereka memanfaatkan kesempatan untuk tumbuh.
- Pengembangan karir secara
organisasional
Pengembangan
karier seharusnya memang tidak tergantung pada usaha-usaha individual saja,
sebab hal itu kadang kala idak sesuai dengan kepentingan organisasi, untuk
memungkinkan sinkronnya dengan kepentingan organisasi, maka pihak bagian yang
berwenang untuk itu, yakni departemen personalia, dapat mengatur perkembangan karier
para karyawan/ anggota organisasi. Misalnya dengan mengadakan program-program
latihan, kursus-kursus pengembangan karier dan sebagainya. Dalam hal ini lebih
mantap lagi apabila pihak pimpinan organisasi dapat menyetujui dan merestui
program-program departemen personalia tersebut. Sehingga dengan demikian pihak
menejemen (pimpinan) selalu ”well-informed” mengenai upaya-upaya karier
personalia dalam organisasinya.
- Peranan Departemen
Personalia/Organisasi
Departemen
personalia sering mengadakan program-program latihan dan pengembangan bagi para
karyawan. Di samping itu, departemen personalia perlu mengusahakan dukungan
manajemen, memberikan umpan balik kepada karyawan dan membangun suatu lingkungan kerja yang kohesif. Penjelasannya adalah
sebagai berikut:
a. Dukungan
Manajemen. Berbagai usaha bagian personalia untuk mendorong
pengembangan karir akan mempunyai dampak kecil tanpa dukungan dari para
manajer/pimpinan.
b. Umpan Balik.
Tujuan dari umpan balik adalah untuk menjamin para karyawan yang tidak dipromosikan
bahwa mereka masih bernilai dan akan dipertimbangkan untuk promosi selanjutnya.
c. Kelompok
Kerja yang Kohesif. Bila mereka merasa sebagai bagian kelompok kerja kohesif,
usaha-usaha pengembangan karir mereka akan lebih terarah menuju peningkatan kesempatan
karir.
J.
Kerangka dan
pengembangan karir
Catatan:
- Jalur karier (career path):
pola pekerjaan berurutan yang membentuk karier seseorang
- Sasaran karier (career goals):
posisi di waktu yang akan dating di mana seseorang “berjuang untuk mencapainya
sebagai bagian dari kariernya.
Memang sangatlah panjang liku-liku
dalam menggapai karier puncak. Titk central untuk memungkinkan meniti jalur
karier tersebut diatas pada dasarnya terletak pada 2 (dua) hal:
- Kemampuan intelektual
- Kepribadian intelektual
Oleh karena
itu kedua hal tersebut perlu senantiasa dibina oleh setiap karyawan/ anggota
organisasi apapun terutama mereka yang professional, kalau ingin maju dalam
kariernya. Semua itu pada dasarnya merupakan bagian dari perencanaan dan
pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi.
K.
Nasihat Karier
Nasihat karier adalah pendekatan yang paling sempurna
untuk pengembangan karier. Pendekatan ini merukan metode utama yang sekarang
lebih banyak dipakai daripada system seleksi. Organisasi-organisasi besar
seperti A.T dan T, General Electric, dan IBM memperkerjakan penuh (full time)
penasihat karier. Beberapa kursus dan Universitas melengkapi lembaganya dengan
penasihat karier atau bahkan sebuah pusat penasihat karier. Beberapa penasihat
psikolog yang mengkhususkan dalam nasihat karier membuka praktek pribadi. Yang
termasuk penasihat karier adalah orang-orang yang mempunyai latar belakang
pekerjaan dalam bidang personalia.
Dua keuntungan nasihat karier adalah :
1. Semakin tahu
akan sifat sendiri
2. Kita jadi tahu
lebih banyak alternative-alternatif hidup
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari telaah
dan pengkajian mengenai pengembangan karir personalia yang terdapat dalam perusahaan
atau institusi pendidikan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
Dalam sebuah
organisasi, seorang karyawan bisa merencanakan pengembangan karirnya. Dalam
merencanakan pengembangan karir individu, tak bisa dilepaskan antara peran
individu (karyawan), manajer, dan organisasi tersebut. Ketiga-tiganya harus
berperan saling mendukung dan mendorong pengembangan karir karyawan. Ada
beberapa hal/faktor yang mempengaruhi pengembangan karir individu, tapi bisa
disimpulkan jadi dua factor, yakni factor internal (professionalisme karyawan)
dan factor internal (lingkungan organisasi, seperti tipe manajemen, manajer,
system pengembangan karir di organisasi, dan lain-lain).
Pengembangan karir merupakan salah satu tugas manajemen
Sumber Daya Manusia (SDM). Setiap manajer harus memiliki sistem manajerial
dalam mengelola karyawan, salah satunya sistem pengembangan karir karyawan .
Semakin bagus sistem pengembangan karir karyawan di dalam organisasi, semakin
mudah bagi karyawan untuk merencanakan pengembangan karirnya.
B. Saran
Pengembangan
karir mestinya tidak dipahami hanya berlaku untuk dunia usaha ataupun
institusi. Namun, jika dipahami dengan lebih luas, maka pengembangan karir juga
bisa diaplikasikan dalam kehidupan keseharian, atau dalam penentuan cita-cita
dan tujuan hidup. Masukan yang membangun sangat berarti demi kemajuan ilmu
pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Komang,
Ardana I, Wayan, Mujiati Ni dan Wayan, Mudiartha Utama I. Manajemen
sumber daya manusia edisi pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Dibyo, Bambang. 2013. Teori Perkembangan Karier
Donald E
Pengembangan Karir
Reviewed by JANIEZ
on
January 05, 2019
Rating:
Thanks infonya. Oiya ngomongin karir, ternyata ada loh beberapa cara mudah yang bisa kamu lakukan agar karir di kantor berjalan mulus. Penasaran? Cek di sini yuk: Tips jitu agar karier cemerlang
ReplyDelete