BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sebuah
pengambilan keputusan, seringkali seseorang bingung dengan apa yang harus
dilakukan. Untuk menghilangkan keraguan tersebut, dibutuhkan sumber-sumber atau
dasar-dasar pengambilan keputusan. Dasar-dasar pengambilan keputusan tersebut,
salah satunya adalah dengan pengujian hipotesis seperti yang tercantum dalam
makalah ini.
Sehingga keraguan atau
ketidakyakinan dalam pengambilan keputusan tersebut dapat dihindari. Tentunya
dengan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu pilihan dari keputusan yang akan
dipillih. Apakah keputusan yang diambil positif ataupun negatif bagi kita
maupun orang lain.
Akan tetapi pengujian
hipotesis tidak selamanya akan selalu benar. Karena pengujian tersebut hanya
sebuah dasar pertimbanga saja. Adapun cara dan langkah-langkahnya akan di ulas
dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian pengujian hipotesis?
2. Bagaimana
prosedur pengujian hipotesis?
3. Apa
saja jenis-jenis pengujian hipotesis?
4. Bagaimana
pengujian hipotesis rata-rata?
5. Bagaimana
pengujian hipotesis proporsi?
6. Apa
saja kesalahan dalam pengujian hipotesis?
7. Bagaimana
pengujian hipotesis dengan Ratio Varian?
8. Bagaimana
pengujian hipotesis dengan Chi Kuadrat?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara mengambil sebuah keputusan
dengan melakukan sebuah pengujian apakah dampak dari sebuah keputusan yang akan
diambil adalah positif atau negatif, dan langkah pengujian tersebut disebut
dengan “pengujian hipotesis”.
Menambah wawasan tentang
apa yang dimaksud dengan pengujian hipotesis dan bagaimana cara
mengaplikasikannya dalam dunia nyata.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pengujian Hipotesis
Dilihat dari penggalan katanya. Kata
“hupo” yang artinya “sementara atau lemah keberadaannya” dan “thesis” yang
artinya “pernyataan atau teori”. Hipotesis pada dasarnya merupakan proposisi
atau anggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan
suatu keputusan/ pemecahan persoalan ataupun dasar penelitian lebih lanjut.
Anggapan suatu hipotesis juga merupakan sebagai data. Akan tetapi kemungkinan
bisa salah, apabila digunakan sebagi dasar pembuatan keputusan harus terlebih
dahulu diuji dengan menggunakan data hasil observasi.
Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan
memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam
pengujian hipotesis, keputusan yang di buat mengandung ketidakpastian, artinya
keputusan biasa benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko.
2.2
Prosedur Pengujian Hipotesis
Prosedur pengujian hipotesis statistik adalah langkah-langkah yang di pergunakan dalam menyelesaikan pengujian
hipotesis tersebut. Berikut ini langkah-langkah pengujian hipotesis statistik.
1. Menentukan Formulasi
Hipotesis
Formulasi
atau perumusan hipotesis statistic dapat di bedakan atas dua jenis, yaitu
sebagai berikut;
a. Hipotesis nol / nihil (HO)
Hipotesis
nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan di uji.
Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis
sebenarnya.
b. Hipotesis alternatif/ tandingan (H1 / Ha)
Hipotesis
alternatif adalah hipotesis yang di rumuskan sebagai lawan atau tandingan dari
hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul 3 keadaan berikut.
1.
H1 menyatakan
bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang di hipotesiskan.
Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi
atau arah kanan.
2.
H1 menyatakan
bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga yang di hipotesiskan.
Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi
atau arah kiri.
3.
H1 menyatakan
bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang di hipotesiskan. Pengujian
itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu pengujian sisi atau arah
kanan dan kiri sekaligus.
Secara umum, formulasi
hipotesis dapat di tuliskan :
·
H0 : θ = θ0
·
H1 : θ > θ0
·
H1 : θ < θ0
·
H1 : θ ≠ θ0
Apabila hipotesis nol
diterima (benar) maka hipotesis alternatif ditolak. Demikian pula sebaliknya,
jika hipotesis alternatif diterima (benar) maka hipotesis nol ditolak.
2. Menentukan Taraf Nyata (α)
Taraf nyata
adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis
terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang di
gunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang di
uji, padahal hipotesis nol benar.
Besaran
yang sering di gunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan dalam %, yaitu:
1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf nyata di tuliskan
sebagai α0,01, α0,05, α0,1. Besarnya nilai α
bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya
kesalahan (yang menyebabkan resiko) yang akan di tolerir. Besarnya kesalahan
tersebut di sebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test)
atau daerah penolakan (region of rejection).
Nilai α
yang dipakai sebagai taraf nyata di gunakan untuk menentukan nilai distribusi
yang di gunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z), distribusi t,
dan distribusi X². Nilai itu sudah di sediakan dalam bentuk tabel di sebut
nilai kritis.
3. Menentukan Kriteria Pengujian
Kriteria
Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak
hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan nilai α tabel
distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan
bentuk pengujiannya. Yang di maksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau
arah pengujian.
a.
Penerimaan
Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar
daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik
berada di luar nilai kritis.
b.
Penolakan
Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil
daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik
berada di luar nilai kritis.
Dalam bentuk gambar,
kriteria pengujian seperti gambar di bawah ini :
4.
Menentukan Nilai Uji Statistik
Uji statistik
merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu dalam
pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga
parameter data sampel yang di ambil secara random dari sebuah populasi.
Misalkan, akan di uji parameter populasi (P), maka yang pertama-tam di hitung
adalah statistik sampel (S).
5. Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan
dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol (Ho) yang sesuai
dengan kriteria pengujiaanya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah
membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α tabel atau nilai kritis.
a. Penerimaan
Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya.
b. Penolakan
Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya.
Kelima
langkah pengujian hipotesis tersebut diringkas sebagai berikut :
·
Langkah 1 : menentukan formulasi
hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatifnya (H1)
·
Langkah 2 : memilih suatu taraf nyata
(α) dan menentukan nilai tabel
·
Langkah 3 : membuat kriteria berupa
penerimaan dan penolakan H0
·
Langkah 4 : melakukan uji statistik
·
Langkah 5: membuat kesimpulannya dalam
hal penerimaan dan penolakan H0
2.3 Jenis – Jenis Pengujian Hipotesis
Pengujian
hipotesis dapat dibedakan atas beberapa jenis berdasarkan kriteria yang
menyertainya.
1)
Berdasarkan Jenis Parameternya
Didasarkan
atas jenis parameter yang digunakan, pengujian hipotesis dapat dibedakan atas
tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
·
Pengujian Hipotesis tentang Rata Rata
Pengujian
hipotesis mengenai rata rata poplasi yang didasarkan atas informasi sampelnya.
Contoh
:
ü Pengujian
hipotesis satu rata rata
ü Pengujian
hipotesis beda dua rata rata
ü Pengujian
hipotesis beda tiga rata rata
·
Pengujian Hipotesis tentang Proporsi
Pengujian
hipotesis mengenai proporsi populasi yang didasarkan atas informasi (data)
sampelnya.
Contoh
:
ü Pengujian
hipotesis satu proporsi
ü Pengujian
hipotesis beda dua proporsi
ü Pengujian
hipotesis beda tiga proporsi
·
Pengujian Hipotesis tentang Varians
Pengujian
hipotesis mengenai varians populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya.
Contoh
:
ü Pengujian
hipotesis tentang satu varians
ü Pengujian
hipotesis tentang kesamaan dua varians
2)
Berdasarkan Jumlah Sampelnya
Didasarkan
atas ukuran sampelnya, pengujian hipotesis dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitu sebagai berikut :
·
Pengujian Hipotesis Sampel Besar
Pengujian hipotesis
yang menggunakan sampel lebih besar dari 30
·
Pengujian Hipotesis Sampel Kecil
Pengujian hipotesis
yang menggunakan sampel lebih kecil atau sama dengan 30
3)
Berdasarkan Jenis Distribusinya
Berdasarkan
atas jenis distribusi yang digunakan, pengujian hipotesis dibedakan atas empat
jenis, yaitu sebagai berikut :
·
Pengujian Hipotesis dengan Distribusi Z
Pengujian
hipotesis yang menggunakan distribusi Z sebagai uji statistik. Tabel
pengujiannya disebuttabel normal standar. Hasil uji statistik ini kemudian
dibandingkan dengan nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol
(H0) yang dikemukakan.
Contoh
:
ü Pengujian
hipotesis satu dan beda dua rata rata sampel besar
ü Pengujian
hipotesis beda dua proporsi
·
Pengujian Hipotesis dengan Distribusi t
(t-student)
Pengujian
hipotesis yang menggunakan distribusi t sebagai uji statistik. Tabelnya disebut
tabel t-student. Hasil uji statistiknya kemudian dibandingkan dengan nilai yang
ada pada tabelnya untuk menerima atau menolak hipotesis nol yang dikemukan.
Contoh
:
ü Pengujian
hipotesis rata rata (satu dan beda dua rata rata) sampel kecil.
·
Pengujian Hipotesis dengan Distribusi X2
(kai kuadrat)
Pengujian
hipotesis yang menggunakan distribusi sebagai uji statistik. Tabelnya disebut
tabel . Hasil uji statistik kemudian dibandingkan dengan nilai yang ada pada
tabelnya untuk menerima atau menolak hipotesis nol yang dikemukakan,
Contoh
:
ü Pengujian
hipotesis beda tiga proporsi
ü Pengujian
hipotesis independensi
ü Pengujian
hipotesis kompabilitas
·
Pengujian Hipotesis dengan Distribusi F
(F-ratio)
Pengujian
hipotesis yang menggunakan distribusi F (F-ratio). Tebel pengujiannya disebut
tabel F. Hasil uji statistiknya kemudian dibandingkan dengan nilai yang ada
pada tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol yang dikemukakan.
Contoh
:
ü Pengujian
hipotesis beda tiga rata rata
ü Pengujian
hipoesis kesamaan dua varians
4)
Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya
Didasarkan
atas arah atau bentuk formulasi hipotesisnya, pengujian hipotesis dibedakan
atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
·
Pengujian hipotesis dua pihak (two tail
test)
Pengujian
hipotesis dimana hipotesis nol (H0) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis
alternatifnya (H1) berbunyi “tidak sama dengan” (H0 = dan H1 ≠).
·
Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi
kiri
Pengujian
hipotesis dimana hipotesis nol (H0) berbunyi “sama dengan” atau “lebih besar
atau sama dengan” dan alternatifnya (H1) berbunyi “lebih kecil” atau “lebih
kecil atau sama dengan” (H0 = atau H0 dan H1 atau H1 ). Kalimat “lebih kecil”
atau “sama dengan” sinonim dengan kata “paling sedikit” atau “paling kecil”.
·
Pengujian hipotesis pihak kanan atau
arah kanan
Pengujian
hipotesis dimana hipotesis nol (H0) berbunyi “sama dengan” atau “lebih kecil
atau sama dengan” dan alternatifnya (H1) berbunyi “lebih besar” atau “lebih
besar atau sama dengan” (H0 = atau H0 dan H1 atau H1 ). Kalimat “lebih besar”
atau “sama dengan” sinonim dengan kata “paling banyak” atau “paling besar”.
2.4 Pengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Satu Rata-Rata
1.
Sampel besar ( n > 30 )
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sample besar
(n > 30), uji statistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian
hipotesisnya adalah sebagai berikut.
Formulasi hipotesis :
1.
Ho : µ = µo
H1 : µ > µo
2.
Ho : µ = µo
H1 : µ < µo
3.
Ho : µ = µo
H1 : µ ≠ µo
·
Penentuan nilai α (taraf nyata) dan
nilai Z table (Zα) Menentukan nilai α sesuai soal, kemudian
nilai Zα atau Zα/2ditentukan dari tabel.
·
Kriteria Pengujian
Untuk Ho : µ = µo dan H1 :
µ > µo
·
Ho di terima jika Zo
≤ Zα
·
Ho di tolak jika Zo
> Zα
Untuk Ho : µ = µo dan H1 :
µ < µo
·
Ho di terima jika Zo
≥ – Zα
·
Ho di tolak jika Zo
< – Zα
Untuk Ho : µ = µo dan H1 :
µ ≠ µo
·
Ho di terima jika –
Zα/2 ≤ Zo ≤ Zα/2
·
Ho di tolak jika Zo
> Zα/2 atau Zo < – Zα/2
Uji Statistik :
a.
Simpangan baku populasi ( σ ) di
ketahui :
b.
Simpangan baku populasi ( σ ) tidak
di ketahui :
Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho
(sesuai dengan kriteria pengujiannya).
a) Jika H0 diterima maka H1 di tolak
b) Jika H0 di tolak maka H1 di terima
Contoh Soal :
Suatu pabrik susu merek Good Milk melakukan pengecekan
terhadap produk mereka, apakah rata-rata berat bersih satu kaleng susu bubuk
yang di produksi dan di pasarkan masih tetap 400 gram atau sudah lebih kecil
dari itu. Dari data sebelumnya di ketahui bahwa simpangan baku bersih per
kaleng sama dengan 125 gram. Dari sample 50 kaleng yang di teliti, di peroleh
rata-rata berat bersih 375 gram. Dapatkah di terima bahwa berat bersih
rata-rata yang di pasarkan tetap 400 gram? Ujilah dengan taraf nyata 5 % !
Penyelesaian :
Diketahui :
n = 50, X = 375, σ = 125, µo = 400
Jawab :
Formulasi hipotesisnya :
Ho : µ = 400
H1 : µ < 400
Taraf
nyata dan nilai tabelnya :
α
= 5% = 0,05
Z0,05
= -1,64 (pengujian sisi kiri)
Kriteria
pengujian :
·
Ho di terima jika Zo
≥ – 1,64
·
Ho di tolak jika Zo
< – 1,64
Uji
Statistik
Kesimpulan :
Karena Zo = -1,41 ≥ – Z0,05 = – 1,64
maka Ho di terima. Jadi, berat bersih rata-rata susu bubuk merek
GOOD MILK per kaleng yang di pasarkan sama dengan 400 gram.
2. Sampel
Kecil (n ≤ 30)
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel kecil
(n ≤ 30), uji statistiknya menggunakan distribusi t. Prosedur pengujian hipotesisnya
adalah sebagai berikut :
·
Formulasi hipotesis
1.
Ho : µ = µo
H1 : µ > µo
2.
Ho : µ = µo
H1 : µ < µo
3.
Ho : µ = µo
H1 : µ ≠ µo
·
Penentuan nilai α (taraf nyata) dan
nilai t- tabel : Menentukan nilai α sesuai soal, kemudian menentukan
derajat bebas, yaitu db = n – 1, lalu menentukan nilai tα;n-1 atau tα/2;n-1ditentukan
dari tabel.
·
Kriteria Pengujian
Untuk Ho : µ = µo dan H1 :
µ > µo
·
Ho di terima jika to
≤ tα
·
Ho di tolak jika to
> tα
Untuk Ho : µ = µo dan H1 :
µ < µo
·
Ho di terima jika to
≥ – tα
·
Ho di tolak jika to
< – tα
Untuk Ho : µ = µo dan H1 :
µ ≠ µo
·
Ho di terima jika –
tα/2 ≤ to ≤ tα/2
·
Ho di tolak jika to
> tα/2 atau to < – tα/2
Uji
Statistik
Simpangan baku populasi ( σ ) di ketahui :
Simpangan baku populasi ( σ ) tidak di ketahui :
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho(sesuai
dengan criteria pengujiannya).Kesimpulan
a) Jika H0 diterima maka H1 di tolak
b) Jika H0 di tolak maka H1 di terima
Contoh soal :
Sebuah sample terdiri atas 15 kaleng susu, memiliki isi
berat kotor seperti yang di berikan berikut ini.
( Isi berat kotor dalam kg/kaleng)
1,21
1,21
1,23
1,20
1,21
1,24
1,22
1,24
1,21
1,19
1,19
1,18
1,19
1,23
1,18
Jika di gunakan taraf nyata 1%, dapatkah kita menyakini
bahwa populasi cat dalam kaleng rata-rata memiliki berat kotor 1,2 kg/kaleng ?
(dengan alternatif tidak sama dengan). Berikan evaluasi anda !
Penyelesaian :
Diketahui :
n = 15, α= 1%, µo = 1,2
Jawab:
∑X = 18,13
∑X2 = 21,9189
X = 18,13 / 15
= 1,208
Formulasi hipotesisnya :
·
Ho : µ = 1,2
·
H1 : µ ≠ 1,2
·
Taraf nyata dan nilai tabelnya
:
·
α
= 1% = 0,01
·
tα/2 = 0,005 dengan
db = 15-1 = 14
·
t0,005;14 = 2,977
·
Kriteria pengujian :
·
Ho di terima apabila : –
2,977 ≤ to ≤ – 2,977
·
Ho di tolak : to
> 2,977 atau to < – 2,977
Uji
Statistik
Kesimpulan :
Karena –t0,005;14 = -2,977 ≤ to = 1,52
≤ t0,005;14 = – 2,977 maka Hodi terima. Jadi,
populasi susu dalam kaleng secara rata-rata berisi berat kotor 1,2 kg/kaleng.
Pengujian Hipotesis Beda Dua
Rata-Rata
1.
Sampel besar ( n > 30 )
Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel
besar (n > 30), uji statistiknya menggunakan distribusi Z.
Contoh Soal :
Seseorang berpendapat bahwa rata-rata jam kerja buruh di
daerah A dan B sama dengan alternatif A lebih besar dari pada B. Untuk itu, di
ambil sample di kedua daerah, masing-masing 100 dan 70 dengan rata-rata dan
simpangan baku 38 dan 9 jam per minggu serta 35 dan 7 jam per minggu. Ujilah
pendapat tersebut dengan taraf nyata 5% ! Untuk Varians/ simpangan baku kedua
populasi sama besar !
Penyelesaian :
Diketahui :
n1 =
100
X1 =
38
s₁ = 9
n2 =
70
X2 =
35
s₂ = 7
Jawab:
Formulasi hipotesisnya :
·
Ho : µ₁ = µ₂
·
H1 : µ₁ > µ₂
Taraf nyata dan nilai tabelnya :
α = 5% = 0,05
Z0,05 = 1,64 (pengujian sisi kanan)
Kriteria pengujian :
·
Ho di terima jika Zo
≤ 1,64
·
Ho di tolak jika Zo
> 1,64
Uji Statistik
Kesimpulan :
Karena Zo = 2,44 > Z0,05 =
1,64 maka Ho di tolak. Jadi, rata-rata jam kerja buruh di
daerah A dan daerah B adalah tidak sama.
2.
Sampel
kecil ( n ≤ 30 )
Untuk pengujian hipotesis beda dua
rata-rata dengan sampel kecil (n ≤ 30), uji statistiknya menggunakan distribusi
t.
Contoh Soal :
Sebuah perusahan mengadakan pelatihan teknik pemasaran.
Sampel sebanyak 12 orang dengan metode biasa dan 10 orang dengan terprogram.
Pada akhir pelatihan di berikan evaluasi dengan materi yang sama. Kelas pertama
mencapai nilai rata-rata 75 dengan simpangan baku 4,5. Ujilah hipotesis kedua
metode pelatihan, dengan alternative keduanya tidak sama! Gunakan taraf nyata
10%! Asumsikan kedua populasi menghampiri distribusi normal dengan varians yang
sama!
Penyelesaian :
Diketahui :
n1 =
12 X1 =
80
s₁ = 4
n2 =
10 X2 =
75
s₂ = 4,5
Jawab:
Formulasi hipotesisnya :
·
Ho : µ₁ = µ₂
·
H1 : µ₁ ≠ µ₂
Taraf nyata dan nilai tabelnya :
α = 10% = 0,10
db = 12 + 10 – 2 = 20
t0,05;20 = 1,725
Kriteria pengujian :
·
Ho
di terima apabila -1,725 ≤ t0 ≤ 1,725
·
Ho di tolak apabila t0
> 1,725 atau t0 < -1,725
Uji Statistik
Kesimpulan
Karena t0 = 2,76 > t0,05;20
= 1,725 maka Ho di tolak. Jadi, kedua metode yang digunakan
dalam pelatihan tidak sama hasilnya.
2.3 Pengujian
Hipotesis Proporsi
1. Pengujian hipotesis satu proporsi
Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sbb :
a. Formulasi hipotesis
1. H0 : P = P0
H1 : P > P0
2. H0 : P = P0
H1 : P < P0
3. H0 : P = P0
H1 : P ≠ P0
b. Nilai taraf nyata (α) dan nilai
tabel
Mengambil nilai α sesuai soal (sesuai kebijakan), kemudian
menentukan nilai Zα atau Zα/2
c. Kriteria pengujian
1. Untuk H0 : P = P0 dan H1 : P > P0 :
· Ho diterima apabila Zo ≤ Zα
· Ho ditolak apabila Zo > Zα
2. Untuk H0 : P = P0 dan H1 : P < P0 :
· Ho diterima apabila Zo ≥ - Zα
· Ho ditolak apabila Zo < - Zα
3. Untuk H0 : P = P0 dan H1 : P≠ P0 :
· Ho diterima apabila – Zα/2 ≤
Zo ≤ Zα/2
· Ho ditolak apabila Zo > Zα/2
atau Zo < - Zα/2
d. Uji statistik
Z0 =
Atau
Z0 =
Keterangan :
n = banyaknya ukuran sampel
X = banyaknya ukuran sampel dengan karakteristik tertentu.
e. Kesimpulan
Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan
terhadap Ho.
·
Jika
H0 diterima maka H1 ditolak
·
Jika
H0 ditolak maka H1 diterima
Contoh soal :
Seorang kontraktor bahwa 60% rumah –
rumah yang baru dibangun dikota X dilengkapi dengan telepon. Apakah anda setuju
dengan pernyataan tersebut bila diantara 50 rumah baru yang diambil secara acak
terdapat 33 rumah yang menggunakan telepon? Gunakan taraf nyata 10%, dengan
alternatif lebih besar dari itu!
Penyelesaian :
n= 50, X=33, Po=60% = 0,60
1. formulasi hipotesisnya:
Ho : P = 0,60
H1 : P > 0,60
2. Taraf nyata dan nilai Z tabelnya :
α = 10% = 0,1
Z0.1 = 1.28
3. Kriteria pengujian:
H0 diterima apabila Z0 ≤ 1.28
H0 ditolak apabila Z0 > 1.28
4. Uji statistik
Z0 =
= 0,87
5. Kesimpulan :
Karena Z0 = 0.87,
maka H0 diterima.
Keputusan
60% rumah baru yang dibangun dikota X dilengkapi dengan telepon dapat diterima
(benar).
2.
Pengujian hipotesis beda dua proporsi
Prosedur
pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Formulasi hipotesisnya
1. H0
: P1 = P2
H1 : P1 > P2
2. H0
: P1 = P2
H1 : P1 < P2
3. H0 : P1 = P2
H1 : P1 ≠ P2
b. Nilai α (taraf nyata) dan nilai
tabel
Mengambil nilai α sesuai soal (sesuai) kebijakan), kemudian
menentukan nilai Zα atau Zα/2
c. Kriteria pengujian
1. Untuk H0 : P1 = P2 dan H1
: P1 > P2
· H0 diterima apabila Z0
≤ Zα
· H0 ditolak apabila Z0
> Zα
2. Untuk H0 : P1 = P2 dan H1 : P1 < P2
· H0 diterima apabila Z0
≥ -Zα
· H0 ditolak apabila Z0
< -Zα
3. Untuk H0 : P1 = P2 dan H1 : P1 ≠ P2
· H0 diterima apabila - Zα/2
≤ Z0 ≤ - Zα/2
· H0 ditolak apabila Z0
> Zα/2 atau Z0 < - Zα/2
d. Uji statistik
Z0 =
P1 =
dan P2 =
P =
e. Kesimpulan
Kesimpulan pengujian merupakan penerimaan atau penolakan
terhadap Ho.
·
Jika
H0 diterima maka H1 ditolak
·
Jika
H0 ditolak maka H1 diterima
Contoh soal :
Suatu pemungutan suara akan dilakukan diantara penduduk
dikota M dan sekitarnya mengenai pendapat mereka tentang rencna pendirian
gedung serba guna ditengah kota. Untuk mengetahui apakh ada perbedaan antara
proporsi penduduk kota dan sekitarnya yang menyetujui rencana tersebut. Diambil
sebuah sampel acak terdiri dari 200 penduduk kota dan 500 penduduk disekitarnya.
Apabila ternyata ada 120 penduduk kot dan 240 penduduk sekitarnya yang setuju,
apakah anda setuju jika dikatakan bahwa proporsi penduduk kota yang setuju
lebih tinggi daripada penduduk sekitarnya? Gunakan taraf nyata 1% !
Penyelesaian :
n1 = 200, X1
= 120, n2 = 500, X2 = 240
1. Formulasi hipotesisnya
H0 : P1 = P2
H1 : P1 > P2
2. Taraf nyata dan nilai Z tabelnya
α=1% = 0,01
Z0.01 = 2,33
3. Kriteria pengujian
H0 diterima apabila Z0 ≤ 2,33
H0 ditolak apabila Z0 > 2,33
4. Uji statistik
P1 =
P2 =
P =
Z0 =
= 2,9
5. Kesimpulan
Karena Zo = 2,9 > Z0.01 = 2,33, maka Ho
ditolak. Jadi, kita setuju dengan pendapat bahwa proporsi penduduk kota yang
menyetujui rencana itu lebih besar daripada proporsi penduduk disekitarnya.
2.4 Kesalahan Dalam Pengujian Hipotesis
Dalam
menaksir paramater populasi berdasarkan data sampel, kemungkinan akan terdapat
dua kesalahan, yaitu :
1. Kesalahan
Tipe I adalah kesalahan dalam menolak hipotesis Ho yang benar (seharusnya diterima).
Dalam hal ini tingkat kesalahan.
2. Kesalahan
Tipe II adalah kesalahan dalam menerima hipotesis yang salah (seharusnya
ditolak).
Berikut dapat dilihat tabel hubungan antara
keputusan menolak atau menerima Ho :
Keputusan
|
Keadaan Sebenarnya
|
|
|
Hipotesis Benar
|
Hipotesis Salah
|
Terima Hipotesis
|
Tidak Membuat Kesalahan
|
Kesalahan Tipe II
|
Tolak Hipotesis
|
Kesalahan Tipe I
|
Tidak Membuat Kesalahan
|
Keputusan
menerima hipotesis Ho yang benar, berarti tidak terjadi kesalahan.
Keputusan
menerima hipotesis Ho yang salah, berarti terjadi kesalahan tipe II
(Beta).
Keputusan
menolak hipotesis Ho yang benar, berarti terjadi kesalahan tipe I (Alpha).
Keputusan
menolak hipotesis Ho yang salah, berarti tidak terjadi kesalahan.
Tingkat
kesalahan ini selanjutnya dinamakan tingkat signifikansi / taraf signifikansi
/ level of significant (lihat Taraf
Significant). Dalam prakteknya tingkat signifikansi
telah
ditetapkan oleh peneliti terlebih dahulu. Dalam pengujian hipotesis
kebanyakan digunakan kesalahan tipe I yaitu berapa persen kesalahan untuk
menolak hipotesis nol yang benar (biasa menggunakan nilai Alpha).
2.3 Pengujian
Hipotesis Dengan
F (Ratio Varians)
Distribusi F dikembangkan oleh R.A FISHER awal tahun 1920-an. Nama distribusi F diberikan sebagai
penghormatan kepadanya.
Distribusi F memiliki beberapa ciri, yaitu
sebagai berikut :
1.
Apabila
derajat bebas pembilang dan penyebut lebih besar daripada dua maka kurva dari
distribusi F tersebut merupakan kurva yang bermodus tunggal dan condong ke
kanan.
2.
Apabila
derajat bebas pembilang dan penyebut bertambah, distribusi F cenderung
berbentuk normal.
3.
Skala
distribusi F mulai dari 0 sampai ˜. F tidak dapat bernilai negatif.
4.
Untuk
nilai probabilitas yang sama seperti 1%,
nilai kritis F untuk daerah yang lebih rendah (sisi kiri) adalah
berbalikan dengan nilai kritis F untuk daerah yang lebih tinggi (sisi kanan).
f
Gambar distribusi F
Distribusi
F dapat digunakan antara lain untuk pengujian hipotesis mengenai :
1. Persamaan
tiga atau lebih rata-rata populasi yang diperkirakan dengan teknik analisis
varians (ANOVA = analysis of variance) dan meliputi :
a. Analisis
varian satu arah
b. Analisi
varian dua arah
2. Persamaan
dua varians populasi yang diperkirakan.
1.
Pengujian
Hipotesis Beda Tiga Rata-Rata atau Lebih
Dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Pengujian
klasifikasi satu arah
Langkah-langkah
pengujian klasifikasi satu arah ialah :
1. Menentukan
formulasi hipotesis
H0
: µ1 = µ2 = ... = µk
H1
: µ1 ≠ µ2 ≠ ... ≠ µk
2. Menentukan
taraf nyata (α) beserta F tabel
Taraf
nyata ditentukan dengan derajat pembilang (ʋ1 ) dan taraf penyebut (ʋ2
). ʋ1 = k – 1 dan ʋ2
= k (n – 1). Fα(ʋ1:ʋ2) = ...
3. Menentukan
kriteria pengujian
Ho
diterima apabila Fo ≤ Fα(ʋ1:ʋ2)
Ho
ditolak apabila Fo > Fα(ʋ1:ʋ2)
Daerah terima
Fα(ʋ1:ʋ2)
4. Membuat
analisis variansnya dalam bentuk tabel ANOVA
Sumber varians
|
Jumlah kuadrat
|
Deraajat bebas
|
Rata-rata kuadrat
|
F0
|
Rata – rata
kolom
Error
|
JKK
JKE
|
k-1
k(n-1)
|
|
|
Total
|
JKT
|
Nk-1
|
|
|
K = kolo, , n = baris
Derajat bebas error = N – k
N = Jumlah sampel
Selain menggunakan table Anova, analisi
varians dapat juga dilakukan secara langsung dengan menngunakan langkah-langkah
berikut :
1) Menentukan
rata-rata sampel (rata-rata kolom)
2) Menentukan
varians sampel
3) Menentukan
rata-rata varians sampel
4) Menenntukan
varians rata-rata sampel
5) Membuat
kesimpulan H0 diterima
atau ditolak dengan membandingkan antara langkah ke-4 dengan criteria pengujian
pada langkah ke-3
Contoh soal :
1. Sebanyak 25 orang diberi jenis tablet sakit
kepala untuk mengurangi rasa sakit. Ke-25 orang tersebut dibagi dalam 5
kelompok secara random dan masing-masing kelompok diberi satu jenis tablet.
Penelitian dilakukan untuk melihat rata-rata lama setiap tablet dalam
mengurangi rasa sakit. Data nya sebagai berikut.
2. TABEL 5.3 PENGARUH JENIS TABLET TERHADAP LAMA
PENGURANGAN RASA SAKIT.
Tablet
|
|||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
|
5
4
8
6
3
|
9
7
8
6
9
|
3
5
2
3
7
|
2
3
4
1
4
|
7
6
9
4
7
|
|
Jumlah
|
26
|
39
|
20
|
14
|
33
|
Ujilah dengan menggunakan taraf nyata 5%,
bahwa rata-rata lama (dalam menit) tablet mengurangi rasa sakit adalah sama!
Penyelesaian :
1. Formulasi
hipotesis :
2. Taraf
nyata (α) dan nilai F table :
α = 5% = 0,05 dengan v1
= 5 -1 = 4
v2 =
5(5-1) = 20
F0,05(4;20)
= 2,87
3. Criteria
pengujian :
H0 diterima apabila : F0
≤ 2,87
H0 ditolak apabila : F0 > 2,87
4. Analisis
Varians
n
= 5 k = 5
n1
= 5 n2 = 5 n3 = 5 n4 = 5 n5
= 5 N = 5
T1
= 26 T2 = 39 T3 =20 T4 = 14 T5 = 33 T
= 132
Tabel ANOVA
SV
|
JK
|
db
|
RK
|
F0
|
Rata-rata Kolom
Error
|
79,44
57,6
|
4
20
|
19,86
2,88
|
6,90
|
Total
|
137,04
|
24
|
|
|
5. Kesimpulan
Karena F0 = 6,90 > F0,05(4;20)
= 2,87, maka H0 ditolak. Jadi rata-rata lamanya obat tersebut
mengurangi rasa sakit tidak sama untuk kelima jenis tablet sakit kepala
tersebut.
a. Pengujian
klasifikasi dua arah tanpa interaksi
Pengujian klasifikasi
dua arah tanpa interaksi merupakan pengujian hipotesis beda tiga rata-rata atau
lebih dengan dua faktor yang berpengaruh dan interaksi antara kedua faktor
tersebut ditiadakan.
Langkah-langkah
pengujian klasifikasi dua arah tanpa interaksi ialah sebagai berikut.
1. Menentukan
formulasi hipotesis
a. H0
: α1 = α2 = α3 = …. = 0 (pengaruh baris nol)
H1 : Sekurang-kurangnya satu αi
tidak sama dengan nol
b. H0
: β1 = β2 = β3 = . . . = 0
(pengaruh kolom nol)
H1 : sekurang-kurangnya satu βj
tidak sama dengan nol
2. Menentukan
taraf nyata (α) dan F tabelnya
Taraf nyata (α) dan F
table ditentukan dengan derajat pembilang dan penyebut masing-masing :
a. Untuk
baris : v1 = b – 1 dan v2 =(k – 1)(b-1)
b. Untuk kolom : v1 = k – 1 dan v2 =
(k-1)(b-1)
3. Menentukan
criteria pengujian
a. H0
diterima apabila F0 ≤ Fα(v1;v2)
H0 ditolak apabila F0 >
Fα(v1;v2)
b. H0
diterima apabila F0 ≤ Fα(v1;v2)
H0 ditolak apabila F0 >
Fα(v1;v2)
4.
Membuat analisis varians dalam bentuk
table ANOVA
Sumber Varians
|
Jumlah Kuadrat
|
Derajat Bebas
|
Rata-rata Kuadrat
|
F0
|
Rata-rata Baris
Rata-rata kolom
Error
|
JKB
JKK
JKK
|
b – 1
k – 1
(k – 1)(b – 1)
|
|
|
Total
|
JKT
|
kb - 1
|
|
|
5. Membuat
kesimpulan
Menyimpulkan H0 diterima atau ditolak dengan membandingkan
antara langkah ke-4 dengan criteria pengujian pada langkah ke-3
Contoh soal :
Pengujian Klasifikasi dua arag Hengan
interaksi
Pengujian lasifikasi dua arah dengan
interaksi merupakan pengujian beda tiga rata-rata atau lebih dengan dua faktor
yang berpengaruh dan pengaruh interaksi antara kedua faktor tersebut
diperhitungkan.
Langkah – langkah
pengujian klasifikasi dua arah dengan interaksi ialah sebagai berikut,
1) Menentukan
formulasi hipotesis
a.
H0
: α1 = α2 = α3 = …. = αb = 0
H1 : Sekurang-kurangnya satu
αi ≠ 0
b.
H0
: β1 = β2 = β3 = . . . = β3
= 0
H1 : sekurang-kurangnya satu
βj ≠ 0
c.
H0
: (αβ)11 = (αβ)12 =
(αβ)13 = ….. = (αβ)bk = 0
H1
: Sekurang-kurangnya satu (αβ)ij ≠ 0
2) Menentukan
taraf nyata (α) dan F Tabel
taraf
nyata (α) dan F Tabel ditentukan dengan derajat pembilang dan penyebut
masing-masing :
a)
Untuk
baris : v1 = b – 1 dan v2 = kb (n – 1)
b)
Untuk
kolom : v1= k - 1 dan v2 = kb (n – 1)
c)
Untuk
interaksi : v1 = (k – 1)(b – 1) dan v2 = kb (n – 1)
3) Menentukan
criteria pengujian
a.
Untuk
baris :
H0
diterima apabila F0 ≤ Fα(v1:v2)
H0
ditolak apabila F0 > Fα(v1:v2)
b. Untuk
kolom :
H0
diterima apabila F0 ≤ Fα(v1:v2)
H0
ditolak apabila F0 > Fα(v1:v2)
c.
Untuk
interaksi :
H0
diterima apabila F0 ≤ Fα(v1:v2)
H0
ditolak apabila F0 > Fα(v1:v2)
4) Membuat
analisis varians dalam bentuk table ANOVA
Sumber Varians
|
Jumlah Kuadrat
|
Derajat Bebas
|
Rata-rata Kuadrat
|
F0
|
Rata-rata baris
Rata-rata kolom
Interaksi
Error
|
JKB
JKK
JKI
JKE
|
b -1
k – 1
(b – 1)(k -1)
bk(n – 1)
|
|
|
Total
|
JKT
|
bkn - 1
|
|
|
b = baris, k = kolom, n= ulangan,
percobaan
5) Membuat
kesimpulan
Menyimpulkan H0 diterima atau ditolak dengan
membandingkan antara langkah ke-4 dengan criteria pengujian pada langkah ke-3
2.
Pengujian Hipotesi Beda Dua Varians
Pengujian hipotesis dua
varians yang merupakan pengujian varians dua populasi adalah sama. Untuk maksud
tersebut, dari masing-masing populasi diambil sampel random, kemudian di hitung
variansnya
dan
merupakan penduga dari
dan
Rumus variansnya :
Keterangan :
Langkah-langkah pengujian
hipotesis tentang dua varians ialah sebagai berikut
a. Menemukan
formulasi hipotesis
1) H0
:
=
H1 :
>
2) H0
:
=
H1 :
<
3) H0
:
=
H1 :
≠
b. Menentukan
taraf nyata (α) dan F tabel
taraf nyata (α) dan F
table ditentukan dengan derajat bebas pembilang dan penyebut masing-masing :
v1 = n1
– 1 dan
v2 = n2 –
1
c. Menentukan
criteria pengujian
1) Ho
diterima apabila F0 < Fα(v1:v2)
Ho ditolak apabila F0
≥ Fα(v1:v2)
2) Ho
diterima apabila F0 > Fα(1-α)(v1:v2)
Ho ditolak apabila F0
≤ Fα(1-α)(v1:v2)
3) Ho
diterima apabila
Ho ditolak apabila
atau F0 <
d. Uji
statistik
·
e. Kesimpulan
Menyimpulkan H0 diterima atau ditolak.
Catatan
1.
2. Statistik
lain yang digunakan untuk menguji hipotesis H0 adalah
Pengujian Hipotesis
Reviewed by JANIEZ
on
November 24, 2017
Rating:
gmana penyelesainnya
ReplyDeletekok gk ada sih