My EKO Notes

Materi Seputar Ekonomi

Kerentanan Terhadap Kemiskinan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi dewasa ini, masih banyak permasalahan ekonomi yang kerap kita temukan dilingkungan sekitar kita. Permasalahan ekonomi mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Terutama bagi yang bertempat tinggal di daerah pedesaan. Namun permasalahan ekonomi bukan hanya melanda pedesaan ataupun indonesia pada umumnya, akan tetapi permasalahan ekonomi sering melanda berbagai negara di dunia terutama di negara – negara berkembang.
Indonesia telah mengalami beberapa kali krisis ekonomi, dari tahun 1998. Adapun beberapa indikator yang menyebabkan krisis ekonomi tersebut. Diantaranya seperti krisis produksi, krisis perbankan, krisis nilai tukar, krisis perdagangan dan krisis energi.
Pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin dalam menghadapi permasalahan krisis ekonomi ini, akan tetapi hasilnya belum begitu efektif. Bisa dikatakan bahwa indonesia rentan terhadap krisis ekonomi. Kerentanan inilah yang mengakibatkan kemiskinan, khususnya di indonesia. Program pemerintah dalam rangka mengentaskan kemiskinan, masih belum efektif. Akan tetapi upaya tersebut harus tetap dilakukan agar laju tingkat kemiskinan bisa terhalang.
1.2.            Rumusan Masalah
a.    Apa penyebab – penyebab utama kemiskinan di Indonesia?
b.    Apa penyebab – penyebab utama kesenjangan ekonomi antarwilayah di Indonesia?
c.    Apa yang membuat pemerintah berhasil mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia?
d.   Apa yang harus dilakukan oleh pemerintah agar pertumbuhan ekonomi yang pro kemiskinan bisa tercapai?
e.    Apa yang membuat kemiskinan di Indonesia lebih terpusatkan di pedesaan?
f.     Apa yang membuat kemiskinan di Indonesia lebih terpusatkan di sektor pertanian?
g.    Apa yang membuat ketimpangan pendapatan di perdesaan lebih kecil dari pada di perkotaan?
h.    Apa saja program pemerintah sekarang dalam upaya mengurangi kemiskinan di Indonesia?
i.      Apakah program pemerintah dalam upaya mengurangi kemiskinan di Indonesia sudah berjalan efektif?
1.3.            Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah selain untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Perekonomian Indonesia, juga sebagai sarana tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi pihak yang membutuhkan.
BAB II
PERMASALAHAN
Adapun beberapa macam permasahan yang timbul dari efek kerentanan terhadap krisis ekonomi di Indonesia adalah sebagai berikut :
1.    Apa penyebab – penyebab utama kemiskinan di Indonesia?
2.    Apa penyebab – penyebab utama kesenjangan ekonomi antarwilayah di Indonesia?
3.    Apa yang membuat pemerintah berhasil mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia?
4.    Apa yang harus dilakukan oleh pemerintah agar pertumbuhan ekonomi yang pro kemiskinan bisa tercapai?
5.    Apa yang membuat kemiskinan di Indonesia lebih terpusatkan di pedesaan?
6.    Apa yang membuat kemiskinan di Indonesia lebih terpusatkan di sektor pertanian?
7.    Apa yang membuat ketimpangan pendapatan di perdesaan lebih kecil dari pada di perkotaan?
8.    Apa saja program pemerintah sekarang dalam upaya mengurangi kemiskinan di Indonesia?
9.    Apakah program pemerintah dalam upaya mengurangi kemiskinan di Indonesia sudah berjalan efektif?









BAB III
LANDASAN TEORI
 A. Jenis Krisis Ekonomi dan Jalur Transmisi Dampaknya
Perubahan ekonomi dapat menjelma menjadi sebuah krisis ekonomi. Dari proses terjadinya , krisis ekonomi mempunyai dua sifat , yaitu :
a.       Krisis ekonomi yang terjadi secara mendadak atau muncul tanpa ada nya tanda-tanda. Tanda umum terjadinya krisis ini secara umum disebut goncangan ekonomi tak terduga.Contoh : Kenaikan harga minyak mentah yang sangat besar di pasar internasional pada tahun 1974 oleh OPEC.
b.      Krisis ekonomi yang sifatnya tidak mendadak yaitu krisis yang melewati proses akumulasi yang cukup panjang. Contoh krisis ini adalah krisis ekonomi global ang terjadi pada periode 2008-2009. Krisis ini diawali dengan suatu krisis keuangan yang paling serius yan pernah terjadi di AS setelah depresiasi pada dekde 30-an, yang akhirnya merambah kenegara-negara maju lainnya seperti Jepang dan Eropa lewat keterkaitan – keterkaitan keuangan global.
Krisis ekonomi di suatu negara atau wilayah dapat berasal dari luar negeri dan dalam  negeri / wilayah tersebut. Bersumber dari dalam, misalnya  penurunan produksi suatu kuantitas secara mendadak.Keadaan ini biasanya terjadi pada sektor pertanian yang deisebabkan gagal panen karena perubahan cuaca yang ektrim atau bencana alam .Bersumber dari luar , seperti krisis ekonomi glon]bal yang terjadi pada tahun 2008-2009 .
Krisis-krisis ekonmi yang berasal dari sumber-sumber yang berbeda juga mempunyai proses tau jalur tranmisi dampak yang berbeda , dan sektor-sektor ekonomi yang secara langsung terkena dampaknya juga berbeda.

1.      Krisis Produksi
Krisis produksi adalah termasuk tipe krisis ekonomi yang bersumbe dari dalam negeri.Krisis ini bida dalam bentuk penurunan produ domestik secara mendadak dari sebuah komoditas pertanian, cthnya : padi/beras.Penurunan produkssi tersebut berakibat langsung pada penurunan tingkat pendapatan rill dari para petani dan para buruh tani padi.
Apabila padi/beras selain dikonsumsi secara langsung juga digunakan sebagai bahan baku utama oleh sektor-sektor ekonomi lainnya, misalnya industri makanan dan minuman dan volume produksi , kesempatan kerja dan pendapatan sektor-sektor terkait juga akan mengalami penurunan.Hal ini merupakan efek tidak langsung dari krisis tersebut.Secara keseluruhannya tingkat kemiskinan di wilayah –wilayah tersebutakan mengalami peningkatan yang besar.
Jika pemerintah di sebuah provinsi mengalami penurunan produksi padi dan tidak melakukan impor beras untuk mengkompnsasi kekrangan beras di pasar lokal akan menyebabkan kelebihan permintaan dalam provinsi tersebut.Dan sesuai mekanisme pasar harga beras di provinsi tersebut akan melonjak naik yang berakhir dengan inflasi yang tinggi.
Dalam tipe ini , jalur-jalur transmisi dampaknya terhadap kemiskinan adalah perubahan-perubahan dalam harga (inflasi), jumlah kesempatan kerja dan tingkat pendapatan.Kelompok-kelompok masyrakat yang paling rentan terhadap tipe kriris ini adalah petani dan keluarganya , buruh tani dan keluarganya , dan pada peringkat berikutnya adalah para pekerja dan pemilik usaha serta keluarga mereka di sektor lainnya yang terkait lewat produksi dengan subsektor pertanian.

2.      Krisis Perbankan
Dampak langsung atau fase pertama dari efek krisis perbankan adalah kesempatan kerja dan pendapatan yang menurun di subsektor keuangan tersebut. Pada fase kedua, krisis perbankan merembet ke perusahaan-perusahaan yang sangat tergantung pada sektor perbankan dalam pembiayaan kegoatan-kegiatan produksi / bisnis mereka.Perusahaan tersebut tidak bisa mendapatkan pinjaman dari perbankan karena subsektor keuangan tersebut sedang mengalami kekurangan atau kebangkrutan atau perusaahaan masih dapat kredit tapi tetapi dengan tingkat suku bunga pinjaman (R) yang jauh lebih tinggi dibandingkan pada saat perbankan dalam keadaan normal.Kenaikan suku bunga disebabkan oleh permintaan kredit dunia usaha yang besar di satu sisi dan disisi lain dana yang terkumpul dari pihak tinggi untuk di salurkan sebagai kredit usaha yang terbatas.
Rumah tangga juga terkena dampak krisis ini.Ada dua macam dampak terhadap rumah tanggga dan dua tipe kelompok rumah tangga yang terkena dampaknya. Pertama ,kelompok rumah tangga kaya :tabungan mereka hilang karena bank-bank yang menyimpan uang mereka bangkrut. Kedua, kelompok rumah tangga non-kaya : pengeluaran-pengeluaran mereka terutama untuk barang-barang buksn kebutuhuhan pokok menurun karena mereka tidak bisa lagi meminjam dari bank , atau masih tetap bisa mendapatkan kredit konsumen namun dengan tingkat R yang sangat tinggi yang membuat biaya pinjaman menjadi terlalu mahal.
Dalam tipe krisis ini , jalur-jalur tranmisi paling utana lewat mana krisis tersebut berdampak pada tingkat kemiskinan yaitu : perubahan dalam arus kredit dari perbankan ke dunia usaha atau tingkat suku bunga pinjaman , volume produksi , jumlah kesempatan kerja dan tingkat pendapatan masyarakat.Kelompok-keompok masyrakat yang paling rentan terhadap krisis  ini adalah bukan masyrakat miskin melainkn masyrakat kelas menegah keatas.

3.      Krisis Nilai Tukar  
Perubahan kurs dari sebuah mata uang , misalnya rupiah terhadap dollar AS diangggap krisis apabila kurs dari mata uang tersebut mengalami penurunan tau depresiasi yang sangat besar yang prosesnya mendadak dan berlangsung secara teru-menerus yang membentuk sebah tren yang meningkat.Dampak langusng krisis ini adalah pada ekspor dan impor. Menurut teori konvensional mengenai perdagangan internasional depresiasi nilai tukar dari suatu mata uang terhadapa misalnya dollar AS yang membuat daya saing harga dari produk-produk buatan negara dari mata uang tersebut membaik, yang selajutnya membuat volume ekspor meningkat.Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa faktor-faktor lain yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung volume ekspor konstan tidak berubah.
 Disisi impor, akibat kurs mata uang nasional melemah, misalnya dalam rupiah dari Rp.2000 per satu dollar AS menjadi Rp.10.000 per satu dollar AS maka harga-harga dalam negeri dari produk-produk impor akan naik, bahkan dapat menyebabkan meningkatnya laju inflasi Indonesia.
Besar pengaruhnya terhadap laju inflasi sangat bergantung pada jenis produk yang paling banyak di impor dan keterkaitan antara barang-barang yang diimpor dengan kegiatan-kegiatan produksi dalam negeri.Sebagai suatu respon langsung dari kenaikan harga ada 2 kemungkinan , yaitu : Pertama , volume impor menurun dan apabila barang impor tersebut adalah bahan baku atau kebutuhan lainnya untuk kegiatan produksi domestik, maka produksi dalam negri juga akan berkurang dan berakibat pada peningkatan jumlah pengagguran dan kemiskinan. Kedua , volume impor mungkin tetap tidak berkurang karena sangat dibutuhkan di dalam negeri.Jika barang impor tersebut adalah bahan baku maka baiaya produksi dalam negri akan meningkatdan hasilnya dalah peningkatan laju inflasi lewat sautu efek penggandaan.
Jadi depresiasi nilai tukar dari suatu mata uang pada dasarnya berdampak positif terhadap ekonomi dari negara yang mata uangnya mengalami pelemahan lewat sisi ekspor dan berdampak negatif  lewat sisi impor.


4.      Krisis Perdagangan
Dalam krisis ekonomi yang berasal dari sumber eksternal ada dua jalur utama yaitu perdagangan dan investasi / arus modal.Didalam jalur perdagangan internasioanl ada 2 sub jalur, yaitu ekspor dan impor .Dalam jalur ekspor misalnya ekspor barang , keaadan krisis bagi sebuah negara eksportir bisa terjadi baik karena harga di pasal internasional dari komoditas yang di ekspor menurun secara drastis atau permintaan dunia terhadap komoditas tersebut turun secara signifikan.
Dalam ekspor jasa, suatu krisisbisa terjadi jika jumlah wisatawan asing yang bekunjung kedalam negeri menurun secara drastis atau jumlah pengiriman uang ke Indonesia dar TKI yang bekerja diluar negeri mengalami penurunan yang signifikan.
Dalam hal impor , suatu kenaikan harga dunia yang signifikan atau suatu penurunan secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang besar dari persediaan dunia untuk suatu komoditas yang di perdagangkan di pasar global dapat menjadi suatu krisis ekonomi yang serius bagi negara-negara importir jika komoditas itu sangat crusial msalnya , beras atau minyak yang juga serimg  merupakan komoditas-komoditas  kunci bagi masyrakat miskin. 

5.      Krisis Modal
Pengurangan modal didalam negeri dalam jumlah yang besar atau penghentian bantuan serta pinjaman luar negeri akan menjadi sebuah krisis ekonomi bagi banyak dunia miskin di dunia.Pelarian modal baik yang berasal  dari sumber dalam negeri maupun luar negeri yang besar dan secara mendadak bisa menjelma menjadi sebuah krisis besar bagi ekonomi negara-negara yang sangat memerlukan modal investasi.
Proses mulai dari larinya modal keluar negeri hingga menjadi sebuah krisis ekonomi sangat sederhana : dana investasi di dlam negeri berkurang, investasi menurun,kegiatan / volume produksi dan tingkat produktivitas menurun, pertumbuhan ekonomi menurun, jumlah angkatan kerja yang bisa bekerja berkurang , tingkat pendapan rill menurun dan pada akhirnya , tingkat kemiskinan bertambah. Di sisi lain , suatu pelarian modal dalam julah besar akan menyebabkan depresiasi nilai tukar mata uang dari negara bersangkutan.
Dalam kasus ini , jalur-jalur tranmisi memilki dampak utama yakni perubahan – peruubahan dalam jumlah investasi , khususnya investasi jangka panjang , volume produksi dan jumlah tenaga kerja yang bekerja.Kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap krisis ekonomi dari kategoriini bisa kelompok miskin tetapi bisa juga kelompok non-miskin tergantung pada sektor atau industri yang paling dirugikan  dengan kekurangan modal investasi.
Rangkuman dari pembahasan semua tipe krisis ekonomi tersebut menunjukkan bahwa tingkat atau laju inflasi dan jumlah kesempatan kerja atau jumlah orang yang mengganggur adalah penentu-penentu utama dari tingkat penentu kemiskinan.






















BAB IV
PEMBAHASAN
1.    Penyebab Utama Kemiskinan Di Indonesia
Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan di Indonesia. Faktor – faktor tersebut antara lain :
1.    Tingkat pendidikan yang rendah
Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kualitas dari sumber daya manusia (SDM) yang akan menentukan produktivitas output yang akan di hasilkan oleh SDM tersebut.

2.    Produktivitas tenaga kerja rendah
Produktivitas sangat menentukan pendapatan yang akan diperoleh/didapatkan oleh individu. Jika individu mempunyai produktivitas dengan baik, maka sudah tentu hasil yang didapatkan akan semakin banyak. Dan ini bisa menekan angka kemiskinan di Indonesia.

3.    Tingkat upah yang rendah
Upah seringkali menjadi faktor keluhan para tenaga kerja di Indonesia. Dan inilah yang akan menimbulkan banyak pekerja/pegawai memilih untuk meninggalkan pekerjaan mereka. Dan inilah salah satu alasan sebagian penduduk menjadi menganggur, sehingga akan menimbulkan kemiskinan jika mereka tidak segera melepas diri dari lingkaran pengangguran tersebut.

4.    Distribusi pendapatan yang tidak merata

5.    Tingkat pertumbuhan penduduk/kepadatan penduduk
Saking padatnya penduduk karena laju pertumbuhan semakin meningkat setiap tahunnya tentunya menjadi salah satu faktor penyebab kemiskinan khususnya di indonesia.

6.    Kesempatan kerja yang kurang
Pada dasarnya indonesia mempunyai banyak tenaga kerja yang mampu berkarya diberbagai bidang sesuai dengan keahlian masing-masing, akan tetapi dengan keterbatasan lapangan  kerja yang menimbulkan kurangnya kesempatan kerja bagi para penduduk indonesia. Hal inilah yang akan menjadi pertimbangan pemerintah dalam rangka menekan angka kemiskinan di Indonesia.

7.    Penguasaan teknologi yang masih kurang
Pada era  modern dewasa ini, tekhnologi sudah tidak asing lagi di dunia kerja. Dan hal ini menjadi salah satu faktor penyebab pengangguran. Dikarenakan karena masyarakat indonesia khususnya di wilayah pedesaan masih belum menguasai tekhnologi yang akan membantu produktivitas masyarakat.

8.    Motivasi dan keinginan bekerja yang masih rendah
Dalam kehidupan sangat dibutuhkan motivasi serta semangat untuk melakukan sesuatu. Begitu juga halnya dalam dunia kerja, disamping mempuyai keahlian SDM juga harus memiliki motivasi dan semangat untuk bekerja yang tinggi. Apabila hal ini disadari oleh semua masyarakat indonesia maka angka kemiskinan sudah pasti akan berkurang.

9.    Kultur/budaya (tradisi)
Masyarakat yang masih primitif akan sulit menerima hal – hal baru meskipun hal baru tersebut akan memberikan dampak positif bagi mereka. Faktor ini akan mempengaruhi tingkat output atau produktivitas SDM. Jika primitif tidak dihilangkan atau dikurangi, tentunya akan mempengaruhi kurangnya pendapatan. Sehingga ujung – ujungnya akan menimbulkan meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia.

2.    Penyebab Utama Kesenjangan Ekonomi Antarwilayah Di Indonesia
Penyebab kesenjangan ekonomi antar wilayah di Indonesia yang paling utama adalah jumlah lapangan pekerjaan di satu daerah tidak sama dengan daerah lain. Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian masyarakat. Sempitnya lapangan pekerjaan di suatu wilayah menjadikan pengangguran yang sangat besar di wilayah tersebut.
 Wilayah yang memiliki jumlah tenaga kerja yang besar namun jumlah lapangan pekerjaan tidak mencukupi membuat tenaga kerja tersebut akan berpindah ke wilayah yang jumlah lapangan pekerjaannya tinggi. Dengan demikian wilayah yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup akan tumbuh dengan pesat, sedangkan wilayah yang tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang rendah dan menyebabkan perekonomian masyarakat bawah semakin rapuh.
Salah satu karakteristik tenaga kerja di Indonesia adalah laju pertumbuhan tenaga kerja lebih tinggi daripada laju pertumbuhan lapangan kerja. Dan yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini adalah menciptakan wirausahawan yang mampu memciptakan lapangan pekerjaan baru. Contohnya seperti UMKM.
3.    Beberapa Hal Yang Membuat Pemerintah Berhasil Mengurangi Tingkat Kemiskinan Di Indonesia
Dalam rangka mengurangi tingkat kemiskinan, pemerintah bekerjasama dengan perbankan untuk melakukan beberapa kebijakan, diantaranya adalah :

a.       Kebijakan langsung
Sasaran kebijakan ini adalah masyarakat miskin yang tersebar di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia. Di tingkat desa di daerah-daerah tempat kemiskinan akan dibentuk Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Dana LPD bersumber dari Pemerintah Daerah dan BUMN dan Perbankan. Sumber dana BUMN dan Perbankan dapat terdiri dari Kredit Komersial, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) serta Corporate Social Responsibility (CSR). LPD akan diawasi oleh pihak mitra dalam hal ini adalah pihak donatur yaitu BUMN dan Perbankan dengan koordinasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Daerah atau BPM-PD Indonesia. (Isbandi Rukminto Adi. Phd, 2005).
Salah satu tindakan yang dilakukan oleh perbankan cukup membantu perekonomian dikalangan menengah kebawah. Contohnya seperti diadakannya Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ini tentunya sudah mulai berjalan cukup baik dikalangan wilayah rentan kemiskinan.

b.      Kebijakan tidak langsung
Agar sektor pertanian dapat berhasil dengan baik, perlu memperhatikan bahwa pembangunan pertanian tidak dapat terlaksana hanya oleh petani itu sendiri. Pertanian tidak dapat berkembang melampaui tahap pertanian tradisional tanpa adanya perkembangan dibidang-bidang lainnya dari masyarakat dimana pertanian itu dilaksanakan.
AT Monsher (1965) menyaratkan lima syarat mutlak harus ada agar revitalisasi pertanian berhasil yaitu :
1.      Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani
2.      Teknologi yang senantiasa berkembang
3.      Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal
4.      Adanya perangsang produksi bagi petani seperti harga hasil produksi tani yang menguntungkan, pembagian hasil yang wajar dan tersedianya barang dan jasa yang mampu dibeli oleh para petani dan keluarganya
5.      Adanya pengangkutan yang lancar efisien dan murah serta terus menerus
Di samping lima syarat mutlak yang harus ada tersebut, Monsher juga menyaratkan lima syarat lagi yang adanya tidak mutlak tetapi kalau ada benar-benar akan memperlancar keberhasilan revitalisasi pertanian yaitu Pendidikan pertanian non formal seperti kursus, pelatihan dan penyuluhan, kredit produksi, kegiatan gotong royong petani, perbaikan dan perluasan lahan pertanian dan perencanaan regional pembangunan pertanian.

4.    Hal Yang Harus Dilakukan Pemerintah Agar Pertumbuhan Ekonomi Yang Pro Kemiskinan Bisa Tercapai
Beberapa program pembangunan menurut penulis yang harus dimulai dari desa dalam rangka menciptakan pertumbuhan pro kemiskinan adalah sebagai berikut :

a)      Penguatan kelembagaan masyarakat desa
Masyarakat desa yang memiliki nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal perlu diperkuat dengan adanya kelembagaan formal yang mewadahi aspirasi, kehendak, dan keinginan masyarakat desa dalam meningkatkan taraf hidupnya. Masyarakat desa harus penulis akui banyak yang memiliki ide-ide kreatif dalam berusaha dan bercocok tanam yang mungkin tidak dimiliki oleh masyarakat kota. Hal ini merupakan indikasi bahwa sebenarnya masyarakat desa bisa maju dan memiliki kemampuan untuk mensejahterakan diri sendiri dan keluarga masing-masing.
Penguatan kelembagaan masyarakat desa ini perlu ditunjang oleh unsur birokrasi pemerintahan kabupaten setempat dengan menerjunkan tenaga-tenaga handal untuk menyerap segala aspirasi dan potensi besar masyarakat desa untuk dikembangkan menjadi sebuah keunggulan bersaing yang merupakan ciri khas daerahnya. Misalnya didesa tersebut terkenal akan kualitas hasil panen padi, hasil panen cabai, hasil panen buah-buahan dan sebagainya.

b)      Pelayanan akses informasi sebesar-besarnya untuk masyarakat desa
Akses informasi sangat berkaitan dengan informasi mengenai bercocok tanam, informasi peningkatan taraf hidup, informasi mengenai kemajuan masyarakat desa negara lain yang dapat memotivasi masyarakat desa untuk lebih maju dan semangat bekerja dan berkarya.
Akses informasi ini bisa dalam wujud tempat atau lembaga pelayanan informasi dalam bentuk komputer internet, maupun kantor pemerintahan tertentu di wilayah desa yang mempunyai tugas memberikan informasi sebesar-besarnya untuk bisa diakses oleh masyarakat. Tujuan utama dari pelayanan informasi ini adalah agar masyarakat desa menjadi “melek” ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang dapat digunakan untuk peningkatan taraf hidup dan kesejahteraannya.
c)      Adanya bantuan dana desa dari pemerintah setiap tahun
Era pemerintahan saat ini sudah menggelontorkan dana untuk desa sebesar kurang lebih 1 milyar untuk pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Dana ini sudah merupakan komitmen pemerintah untuk diberikan setiap tahun dan bahkan bisa meningkat jumlahnya. Pihak-pihak pengelola desa harus bekerja sama dengan masyarakat agar dapat memanfaatkan dana desa tersebut melalui program-program yang jelas, terarah, dan terukur demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Misalnya pembangunan pasar, sarana dan prasarana transportasi untuk pemasaran produk pertanian, pembangunan irigasi yang bermanfaat untuk semua warga desa yang mayoritas petani, dan pembangunan koperasi khusus untuk masyarakat desa dalam rangka bantuan dana untuk peningkatan produktifitas pertanian.
Sebenarnya jika dilihat program bantuan dana desa ini sudah merupakan kebijakan pembangunan yang pro-poor. Artinya pemerintahan era saat ini sudah mulai menyadari betul pentingnya pembangunan desa dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang pro-poor. Dan hal ini tentunya dapat mengurangi jumlah kemiskinan di Indonesia secara drastis apabila program ini dilaksanakan secara konsisten.

d)     Penyaluran kredit produktif tertentu oleh bank yang ditunjuk khusus pemerintah
Indonesia memiliki Bank yang sudah tersebar luas dipelosok desa dan diyakini dapat berperan besar untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, yaitu BRI Unit Desa. Melalui BRI Unit Desa ini pemerintah juga dapat membantu akses kredit bagi masyarakat di sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan. Dengan adanya bantuan dana ini para petani kita tentunya dapat meningkatkan produktifitas pertaniannya agar bisa menembus pasar kota besar, dan bahkan pasar nasional. Syukur-syukur kualitas produk pertanian tersebut bisa menembus pasar ekspor. Untuk itu bantuan tenaga-tenaga penyuluh yang ditugaskan oleh pemerintah sangat diperlukan dalam meningkatkan kinerja produksi pertanian. Tenaga-tenaga penyuluh itu bisa dari PNS yang lulusan S1 pertanian atau D3 pertanian yang ditugaskan khusus di pedesaan.

5.    Penyebab Kemiskinan Di Indonesia Lebih Terpusatkan Di Perdesaan
Margono (1978 : 1-3) mengemukakan bahwa masalah perdesaan, ditinjau dari segi pembangunan, adalah adanya kesenjangan antara situasi yang adadengan situasi yang diinginkan.  Adanya suatu situasi baru yang diinginkan tetapi tidak tercapai juga menimbulkan ada masalah.
Di dalam kegiatan pembangunan desa, masalah akan muncul secara terus menerus dan dalam bentuk yang bermacam-macam.  Penyebabnya, juga berbeda sehingga diperlukan proses identifikasi masalah untuk menentukan mana yang prioritas, yang mudah dipecahkan dan yang sulit dipecahkan. Sering terjadi ada kasus-kasus kecil yang sebenarnya penting untuk mendapat perhatian tetapi masyarakat baru bertindak setelah keadaan semakin memburuk.

Dorodjatun (1994:1) mengemukakan bahwa masalah-masalah pokok masyarakat desa terdiri dari keterbelakangan dan kemiskinan, atau lebih tepat disebut masalah struktur yang menampilkan diri dalam wujud makin buruknya perbandingan antara luas tanah dan jumlah individu dan pola pemilikan atas tanah. 
Hal ini mendorong meningkatnya jumlah pengangguran baik terselubung maupun terbuka, serta berlakunya upah yang rendah.  Selain itu, meningkat pula jumlah kaum miskin di kalangan petani atau masyarakat.
Sehingga pemerintah dari pemerintahan lokal sampai pusat perlu menyadari adalah masalah yang mendasar yang menjadi pangkal problema pembangunan perdesaan yang perlu mendapat perhatian, yaitu:
a.       pemikiran mendasar tentang dua titik tolak strategi pembangunan desa yang berlawanan yaitu pola strategi yang bersifat perencanaan dari atas dengan pola strategi perencanaan dari bawah.
b.      masyarakat desa menghadapi masalah kemiskinan, keterbelakangan, dan ketidaktahuan.
c.       masalah kepemilikan tanah yang semakin sempit dan terbatasnya peluang kesempatan kerja di luar sektor pertanian yang mendorong tingginya tingkat pengangguran dan urbanisasi.
d.      potensi pembangunan Indonesia yang terdapat di desa, yang apabila dilaksanakan dengan konsisten, maka pembangunan desa akan mampu mendorong akselerasi pemecahan masalah nasional yang multidimensi.

Irawan dan Kartjono (1985:21) mengemukakan, di Indonesia masalah pokok perdesaan adalah kemiskinan dan keterbelakangan.  Gambaran dari kemiskinan dan keterbelakangan tersebut adalah:
a.       pendapatan mayoritas penduduk rendah
b.      adanya kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin
c.       kurangnya partisipasi masyarakat miskin dalam pembangunan. Di samping dalam pembangunan pedesaan terdapat konsep “Pembangunan Perdesaan Terpadu” (Intregrated Rural Development-IRD) dan pendekatan ini sangat populer di negara berkembang.

Waterson (dalam Andrina Cs., 1991: 368)  yang mengajukan 6 unsur yang harus ada dalam pendekatan IRD yaitu:
a.       pertanian padat karya
b.      pekerjaan umum skala kecil yang menyerap tenaga kerja
c.       industri ringan berskala kecil yang di bangun di dalam dan di sekitar daerah pertanian
d.      swasembada lokal dan partisipasi dalam pengambilan keputusan
e.       pembangunan hirarki perkotaan yang mendukung pembangunan perdesaan
f.       kerangka kerja institusional yang tepat guna utuk kemandirian koordinasi program multisektoral.

6.    Penyebab Kemiskinan Di Indonesia Lebih Terpusatkan Di Sektor Pertanian
Kemiskinan adalah suatu fenomena atau proses multidimensi, yang artinya kemiskinan disebabkan oleh banyak factor. Di Indonesia kemiskinan merupakan suatu fenomena yang erat kaitannya dengan kondisi sosial dipedesaan pada umumnya dan di sector pertanian pada khususnya. Sektor terbesar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia selama ini adalah pertanian. Penurunan daya serap pertanian terhadap pertumbuhan tenaga kerja relative dibandingkan sector lain juga terjadi di banyak Negara lainnya, yang merupakan salah satu cirri proses transformasi ekonomi yang terjadi seiring dengan proses pembangunan ekonomi jangka panjang.
Penduduk disektor pertanian pada umumnya selalu lebih miskin dibandingkan penduduk yang sumber pendapatan utamanya dari sector-sector lainnya. Mengenai keterkaitan antara pendapatan petani dan lahan yang dimiliki/ kuasainya, tidak heran jika konferensi Internasional tentang pembaruan Agraria dan pembangunan pedesaan atau ICARRD 2006 di Porto Alegre, Brazil, mengeluarkan suatu kesepakatan bersama dari semua Negara peserta yang menegaskan bahwa hanya dengan pengaturan kembali struktur agraria atau penguasaan tanah, kemiskinan bisa diberantas dan sekaligus kedaulatan dan kepasstian pangan bisa tercapai. Di dalam literature perdagangan Internasional, pertukaran dua barang yang berbeda di pasar dalam negri dalam nilai mata uang nasional disebut dasar tukar dalam negri.
Di Indonesia petani beras di dalam negeri mengalami persaingan yang sangat ketat, termasuk dengan impor. Karna beras adalah makanan pokok, maka permintaan beras lebih dipengaruhi oleh jumlah manusia dan pendapatan massyarakat, bukan oleh harga. Sedangkan dari sisi biaya produksi, factor utama adalah harga pupuk, yang bagi banyak petani padi terlalu mahal. Hal ini tidak terlalu disebabkan oleh volume produksi atau suplai pupuk didalam negri yang terbatas, tapi oleh adanya distorsi di dalam sistem pendistribusiannya.
Kemiskinan di indonesia lebih terpusatkan di sektor pertanian disebabkan oleh faktor pendapatan dari produksi pertanian tersebut. Karena pada sektor pertanian, secara umum dalam penguasaan tekhnologi atau alat – alat canggih pertanian masih kurang penguasaannya. Dan bisa juga disebabkan oleh pemasaran hasil produksi masih kurang/rendah.

7.    Penyebab Ketimpangan Pendapatan Di Perdesaan Lebih Kecil Kecil Dari Pada Perkotaan
Desa bisa dikatakan daerah yang rawan konflik, karena biasanya konflik berkepanjangan biasa terjadi dan inilah yang mengakibatkan sumber – sumber dasar dan kapabilitas masyarakat menjadi rusak. Hal tersebutlah yang membuat pedesaan sulit keluar dari lingkaran keterbelakangan. Dibutuhkan bukan sekedar perhatian pemerintah namun keberpihakan pemerintah dalam membantu agar desa bisa keluar dari lingkarang tersebut (keterbelakangan).
Dari permasalahan tersebut, menjadi alasan mengapa desa mengalami keterbelakangan baik dalam aspek pendidikan, ekonomi maupun akses terhadap fasilitas kesehatan. Tidak semata – mata disebabkan oleh faktor sosial-budaya masyarakatnya yang secara kuat memegang prinsip dan kultur kekerabatan dan tradisi/adat istiadat, tetapi disebabkan karena faktor sosial politik dan geografi daerah yang kurang menguntungkan bagi daerah pedesaan. Secara internal masyarakat pedesaan harus terbuka dengan dunia luar dan tidak boleh alergi terhadap perubahan meskipun kebudayaan yang dimiliki penting untuk dipertahankan dalam rangka menjaga kearifan lokal.
Tanpa perubahan pola pikir tentunya masyarakat sulit untuk keluar dari keterbelakangan, karena kurangnya persaingan diantara mereka. Pemerintah perlu melakukan tindakan dalam mengatasi keterbelakangan dipedesaan, seperti mulai mengangggarkan alokasi dana untuk akses informasi baik berupa surat kabar ataupun jaringan internet didesa-desa. Akses yang memadai terhadap informasi selama ini menjadi problem yang belum mendapat porsi perhatian yang cukup oleh pemerintah.
Selama ini desain kebijakan pemerintah justru membuat jurang kesenjangan antara desa dan kota. Konsentrasi program-program yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi melalui investasi besar-besaran di sektor industri pada saat yang sama justru telah merugikan
masyarakat pedesaan yang umumnya adalah petani. Ketika program pembangunan
difokuskan hanya kepada industri, sudah barang tentu pertumbuhan dan kemajuan
hanya di dapat di wilayah perkotaan, sebaliknya desa semakin terpuruk karena sektor
pertanian diabaikan. Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi ketimpangan ini adalah :
a.    Kebijakan pemerintah harus menekankan kepada peningkatan/perbaikan infrastruktur desa terutama pada desa-desa yang kondisi geografisnya kurang menguntungkan.
b.    Akses terhadap pendidikan, informasi dan kesehatan harus menjadi prioritas.
c.    Memberikan bantuan modal bagi masyarakat desa sehingga mereka dapat memiliki mata pencaharian alternaif. Tidak hanya mengandalkan pertanian saja.

Hal tersebut semata-mata untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dipedesaan. Dengan demikian, desa yang selama ini identik dengan keterbelakangan lambat laun dapat mengalami akselerasi menjadi desa yang lebih maju.
Demikianlah alasan mengapa ketimpangan pendapatan dipedesaan lebih kecil dibandingkan dengan perkotaan.

8.    Program Pemerintah Dalam Upaya Mengurangi Kemiskinan Di Indonesia
Beberapa program yang dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan antara lain dengan memfokuskan arah pembangunan pada tahun 2008 pada pengentasan kemiskinan. Fokus program tersebut meliputi 5 hal antara lain :
1.      menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok
2.      mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin
3.      menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat
4.      meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar
5.      membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.

Dari lima fokus program pemerintah tersebut, diharapkan jumlah rakyat miskin yang ada dapat tertanggulangi sedikit demi sedikit. Beberapa langkah teknis yang dilakukan pemerintah terkait lima program tersebut antara lain:
a.       Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok. Program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin atau keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain beras. Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti :
• Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton
• Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer
b.      Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin. Program ini bertujuan mendorong terciptanya dan terfasilitasinya kesempatan berusaha yang lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat atau keluarga miskin. Beberapa program yang berkenaan dengan fokus ini antara lain:
·         Penyediaan dana bergulir untuk kegiatan produktif skala Usaha Mikro dengan pola bagi hasil/syariah dan konvensional.
·         Bimbingan teknis/pendampingan dan pelatihan pengelola Lembaga Keuangan Mikro (LKM)/Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
·         Pelatihan budaya, motivasi usaha dan teknis manajeman usaha mikro
·         Pembinaan sentra-sentra produksi di daerah terisolir dan tertinggal
·         Fasilitasi sarana dan prasarana usaha mikro
·         Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
·         Pengembangan usaha perikanan tangkap skala kecil
·         Peningkatan akses informasi dan pelayanan pendampingan pemberdayaan dan ketahanan keluarga
·         Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah
·         Peningkatan koordinasi penanggulangan kemiskinan berbasis kesempatan berusaha bagi masyarakat miskin.
c.       Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. Program yang berkaitan dengan fokus ketiga ini antara lain :
·         Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di daerah perdesaan dan perkotaan
·         Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
·         Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus
·         Penyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis masyarakat.
d.      Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Fokus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar. Beberapa program yang berkaitan dengan fokus ini antara lain :
·         Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
·         Beasiswa siswa miskin jenjang Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA);
·         Beasiswa untuk mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi;
·         Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di kelas III rumah sakit.
e.       Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin. Fokus ini bertujuan melindungi penduduk miskin dari kemungkinan ketidakmampuan menghadapi guncangan sosial dan ekonomi. Program teknis yang di buat oleh pemerintah seperti :
• Peningkatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender (PUG) dan anak (PUA)
• Pemberdayaan sosial keluarga, fakir miskin, komunitas adat terpencil, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya.
• Bantuan sosial untuk masyarakat rentan, korban bencana alam, dan korban bencana sosial.
• Penyediaan bantuan tunai bagi rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang memenuhi persyaratan (pemeriksaan kehamilan ibu, imunisasi dan pemeriksaan rutin BALITA, menjamin keberadaan anak usia sekolah di SD/MI dan SMP/MTs; dan penyempurnaan pelaksanaan pemberian bantuan sosial kepada keluarga miskin/RTSM) melalui perluasan Program Keluarga Harapan (PKH).
• Pendataan pelaksanaan PKH (bantuan tunai bagi RTSM yang memenuhi persyaratan).

Berikut ini adalah program-pogram pemerintah dalam menanggulagi kemiskinan di Indonesia.
1.    Anggaran untuk program-program yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaan berbasis komunitas dan kegiatan padat karya.
2.    Mendorong APBD provinsi, kabupaten dan kota pada tahun-tahun selanjutnya untuk meningkatkan anggaran bagi penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja
3.    Tetap mempertahankan program lama seperti:
·      BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
·      RASKIN (Beras Miskin)
·      BLT (Bantuan Langsung Tunai)
·      Asuransi Miskin, dsb
4.    Akselerasi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga khususnya harga beras (antara lain: menjaga harga beras dipasaran tidak lebih dari Rp.5000,- per Kg)
5.    Memberikan kewenangan yang lebih luas kepada masyarakat dalam pengambilan keputusan pembangunan.
6.    Sinergi masyarakat dengan pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan
7.    Mendayagunakan potensi dan sumberdaya lokal sesuai karakteristik wilayah
8.    Menerapkan pendekatan budaya lokal dalam proses pembangunan
9.    Prioritas kelompok masyarakat paling miskin dan rentan pada desa-desa dan kampung-kampung paling miskin
10.    Kelompok masyarakat dapat menentukan sendiri kegiatan pembangunan yang dipilih tetapi tidak tercantum dalam negative list
11.    Kompetitif: desa-desa dalam Kecamatan haus berkompetisi untuk memperbaiki kualitas kegiatan dan cost effectiveness
12.    PPK, P2KP, PPIP SPADA dan diperkuat program-program kementrian/lembaga
13.    Program Keluarga Harapan (PKH), berupa bantuan khusus untuk pendidikan dan kesehatan
14.    Program pemerintah lain yang bertujuan meningkatkan akses masyarakat miskin kepada sumber permodalan Usaha Mikro dan kecil, listrik pedesaan, sertifikasi tanah, kredit mikro.
15.    Program Pengembangan Bahan Bakar Nabati (EBN). Program ini dimaksudkan untuk mendorong kemandirian penyediaan energi terbaukan dengan menumbuhkan “Desa Mandiri Energi”.
16.    Penegakan hukum dan HAM, pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi.
17.    Percepatan pembangunan infrastruktur
18.    Pembangunan daerah perbatasan dan wilayah terisolir
19.    Revitalisai pertanian, perikanan, kehutanan, dan perdesaan
20.    Peningkatan kemampuan pertahanan, pemantapan keamanan dan ketertiban, serta penyelesaian konflik
21.    Peningkatan aksesbilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan
22.    Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri).
Ada beberapa program yang perlu dilakukan agar kemiskinan di Indonesia bisa dikurangi :
1.      meningkatkan pendidikan rakyat. Sebisa mungkin pendidikan harus terjangkau oleh seluruh rakyat Indonesia. Banyaknya sekolah yang rusak menunjukkan kurangnya pendidikan di Indonesia. Tentu bukan hanya fisik, bisa jadi gurunya pun kekurangan gaji dan tidak mengajar lagi.
2.      pembagian tanah/lahan pertanian untuk petani. Paling tidak separuh rakyat (sekitar 100 juta penduduk
3.      tutup bisnis pangan kebutuhan utama rakyat dari para pengusaha besar. Para petani/pekebun kecil sulit untuk mengekspor produk mereka. Sebaliknya para pengusaha besar dengan mudah mengekspor produk mereka (para pengusaha bisa menekan/melobi pemerintah) sehingga rakyat justru bisa kekurangan makanan atau harus membayar tinggi sama dengan harga Internasional. Ini sudah terbukti dengan melonjaknya harga minyak kelapa hingga 2 kali lipat lebih dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan akibat kenaikan harga Internasional. Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa.
4.      lakukan efisiensi di bidang pertanian. Perlu dikaji apakah pertanian kita efisien atau tidak. Jika pestisida kimia mahal dan berbahaya bagi kesehatan, pertimbangkan predator alami seperti burung hantu untuk memakan tikus, dsb. Begitu pula jika pupuk kimia mahal dan berbahaya, coba pupuk organik seperti pupuk hijau/kompos. Semakin murah biaya pestisida dan pupuk, para petani akan semakin terbantu karena ongkos tani semakin rendah.
5.      data produk-produk yang masih kita impor. Kemudian teliti produk mana yang bisa dikembangkan di dalam negeri sehingga kita tidak tergantung dengan impor sekaligus membuka lapangan kerja. Sebagai contoh jika mobil bisa kita produksi sendiri, maka itu akan sangat menghemat devisa dan membuka lapangan kerja. Ada 1 juta mobil dan 6,2 juta sepeda motor terjual di Indonesia dengan nilai lebih dari Rp 200 trilyun/tahun. Jika pemerintah menyisihkan 1% saja dari APBN yang Rp 1.000 trilyun/tahun untuk membuat/mendukung BUMN yang menciptakan kendaraan nasional, maka akan terbuka lapangan kerja dan penghematan devisa milyaran dollar setiap tahunnya.
6.      stop eksploitasi atau pengurasan kekayaan alam oleh perusahaan asing. Kelola sendiri. Banyak kekayaan alam kita yang dikelola oleh asing dengan alasan kita tidak mampu dan sedang transfer teknologi. Kenyataannya dari tahun 1900 hingga saat ini ketika minyak hampir habis kita masih ”transfer teknologi”.

9.    Efektifitas Program Pemerintah Dalam Upaya Mengurangi Kemiskinan Di Indonsia
Jika kita ingin melihat apakah program prmerintah dalam upaya mengurangi kemiskinan di Indonesia sudah berjalan efektif atau tidak, maka yang perlu di lihat adalah program pemerintah yang telah dijalankan dalam rangka mengurangi kemiskinan tersebut sudah tepat sasaran atau belum. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa segala program yang telah turunkan oleh pemerintah, baik dalam bentuk bantuan sosial, dana UMKM, dana desa dan sebagainya memang sudah berjalan dikalangan masyarakat khususnya di lombok. Akan tetapi masih banyak juga terdapat penyelewengan maupun penyalahgunaan dana tersebut. Sebagai contoh, dana KUR BRI. Dana ini sebenarnya digalakkan oleh pemerintah melalui perbankan yang seharusnya digunakan untuk memodali usaha, malah digunakan oleh sebagian masyarakat awam bukan pada tempatnya. Seperti untuk membangun rumah, biaya pernikahan dan sejenisnya.
Jadi, jika demikian yang terjadi, dapat dikatakan bahwa program ini kurang efektif karena penyalahgunaan tersebut. Karena dana yang sebenarnya diperuntukkan untuk menanbah modal ataupun membangun usaha disalahgunakan untuk sesuatu yang tidak menghasilkan keuntungan (usaha). Akan tetapi sebagian sudah efektif karena tidak disalahgunakan.
Selanjutnya adalah dana bantuan sosial (bansos). Dana ini memang sudah tepat sasaran, akan tetapi masih belum semua masyarakat yang berhak menerima dana tersebut mendapatkan haknya (secara merata). Mungkin ini yang menjadi penyebab kemiskinan itu masih tetap ada disamping juga dana yang diturunkan oleh pemerintah tersebut menurut kami masih minim jumlahnya.
Dengan melihat realita tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas program pemerintah dalam rangka mengurangi kemiskinan ini, jika dipersentasekan adalah 75% efektif dan 25% belum efektif. Jadi, karena efektitas positifnya melebihi 50%, maka dapat dikatakan program pemerintah dalam mengurangi kemiskinan sudah efektif.
























BAB V
KESIMPULAN
Ø Penyebab utama kemiskinan di Indonesia :
a.       Tingkat pendidikan yang rendah
b.      Produktifitas penduduk rendah
c.       Tingkat upah yang rendah
d.      Distribusi pendapatan yang tidak merata
e.       Tingkat pertumbuhan penduduk
f.       Kesempatan kerja yang kurang
g.      Penguasaan tekhnologi masih kurang
h.      Motivasi kerja masih kurang
i.        Kultur/budaya
Ø Penyebab utama kesenjangan antarwilayah di indonesia adalah jumlah lapangan pekerjaan di satu daerah tidak sama dengan daerah lain.
Ø Strategi pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan di indonesia adalah melalui kebijakan langsung dan tidak langsung.
Ø Empat hal yang harus dilakukan oleh pemerintah agar pertumbuhan ekonomi yang pro kemiskinan bisa tercapai yaitu :
a)      Penguatan kelembagaan masyarakat desa
b)      Pelayanan akses informasi sebesar-besarnya untuk masyarakat desa
c)      Adanya bantuan dana desa dari pemerintah setiap tahun
d)     Penyaluran kredit produktif tertentu oleh bank yang ditunjuk khusus pemerintah
Ø Alasan kemiskinan lebih terpusatkan di perdesaan menurut Irawan dan Kartjono (1985:21) mengemukakan, di Indonesia masalah pokok perdesaan adalah kemiskinan dan keterbelakangan.  Gambaran dari kemiskinan dan keterbelakangan tersebut adalah:
a.       pendapatan mayoritas penduduk rendah
b.      adanya kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin
c.       kurangnya partisipasi masyarakat miskin dalam pembangunan. Di samping dalam pembangunan pedesaan terdapat konsep “Pembangunan Perdesaan Terpadu” (Intregrated Rural Development-IRD) dan pendekatan ini sangat populer di negara berkembang.
Ø Kemiskinan di indonesia lebih terpusatkan di sektor pertanian disebabkan oleh faktor pendapatan dari produksi pertanian tersebut. Karena pada sektor pertanian, secara umum dalam penguasaan tekhnologi atau alat – alat canggih pertanian masih kurang penguasaannya. Dan bisa juga disebabkan oleh pemasaran hasil produksi masih kurang/rendah.
Ø Lima program yang perlu dilakukan oleh pemerintah dalam upaya mengurangi kemiskinan :
Ø  menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok
Ø  mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin
Ø  menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat
Ø  meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar
Ø  membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.

Ø Dengan melihat realita kehidupan dilingkungnan sekitar kita, dapat disimpulkan bahwa efektifitas program pemerintah dalam rangka mengurangi kemiskinan ini, jika dipersentasekan adalah 75% efektif dan 25% belum efektif. Jadi, karena efektitas positifnya melebihi 50%, maka dapat dikatakan program pemerintah dalam mengurangi kemiskinan sudah efektif.























DAFTAR PUSTAKA
Sadono Sukirno,2004,  Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

https://www.google.co.id/search?q=krisis+produksi&oq=krisis+produksi&aqs=chrome..69i57j0l5.7237j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
Kerentanan Terhadap Kemiskinan Kerentanan Terhadap Kemiskinan Reviewed by JANIEZ on November 23, 2017 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.