BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Saham
menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001) merupakan tanda penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas. Sedangkan Riyanto (2002) mendefinisikan saham sebagai tanda
bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perusahaan terbatas (PT) bagi
suatu perusahaan yang bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan sahamnya
akan tetap tertanam di dalam perusahaan tersebut selama hidupnya.
Penerbitan
saham hanya dapat dikeluarkan oleh suatu badan usaha yang berbentuk perseroan
terbatas atau bentuk-bentuk perusahaan lain yang modalnya terdiri dari
saham-saham. Pada pasar modal, saham merupakan obyek investasi yang paling
utama, karena memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan investasi di
bank misalnya dalam bentuk tabungan, giro dan sebagainya.
Tujuan
investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
layak di masa datang, mengurangi tekanan inflasi, dan dorongan untuk menghemat
pajak (Ahmad 2003; Subroto, 2005). Keuntungan yang diperoleh dalam investasi
saham bisa dalam bentuk Dividen dan Capital Gain.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa saja jenis saham dan penggunaan
saham tersebut ?
2.
Apa saja strategi investasi ?
3.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan
Nilai Buku, Harga Pasar, dan Nilai intrinsik saham?
4.
Sebutkan pendekatan-pendekatan dalam
penilaian saham?
5.
Kapan saham dijual dan kapan saham
dibeli ?
1.3 TUJUAN
PENULISAN
1. Dapat
mengetahui jenis saham dan penggunaan saham tersebut
2. Dapat
mengetahui strategi investasi
3. Mampu
menjelaskan apa yang dimaksud dengan Nilai Buku, Harga Saham dan Nilai
Intrinsik Saham
4. Dapat
menyebutkan pendekatan-pendekatan dalam penilaian saham
5. Mengetahui
kapan saham kapan akan dijual dan kapan saham akan dibeli
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 JENIS SAHAM DAN PENGGUNAAN SAHAM
1.
Jenis Saham dari Segi Kemampuan
dalam Hak Tagih atau Klaim
·
Saham Biasa (Common Stocks)
Saham jenis
ini mempunyai karakteristik yaitu bisa melakukan klaim kepemilikan pada semua
penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan. Namun demikian, pemilik atau
pemegang saham jenis ini hanya memiliki kewajiban yang terbatas. Keuntungannya
adalah jika terjadi resiko terburuk misalnya perusahaan bangkrut, kerugian
maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada
saham tersebut.
·
Saham Preferen (Preferred Stocks)
Jenis saham
ini didesain sebagai gabungan antara obligasi dan saham biasa. Beberapa
investor menyukai jenis saham yang bisa menghasilkan pendapatan tetap
(seperti bunga obligasi). Secara umum, karakteristik saham
preferen sama halnya dengan saham biasa yang bisa mewakili kepemilikan
ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas
lembaran saham tersebut, dan membayar dividen. Pemegang saham ini juga
bisa melakukan klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap selama
masa berlaku dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible)
dengan saham biasa. Hal ini yang membuat saham ini mirip dengan obligasi, dan
banyak diminati investor.
2.
Jenis Saham dari Segi Cara
Peralihannya
·
Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Secara
fisik, pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya. Hal ini bertujuan
agar mudah dipindahtangankan dari satu investor satu ke investor lainnya.
Banyak investor yang memiliki saham ini dengan tujuan memang untuk
diperjualbelikan. Investor tidak perlu khawatir karena secara hukum, siapa yang
memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk
ikut hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
·
Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Kebalikan
dari saham atas unjuk, pada saham atas nama pemegang saham tertulis jelas
namanya di dalam kertas saham dan cara peralihannya pun juga harus melalui
prosedur tertentu.
3.
Jenis Saham dari Segi Kinerja
Perdagangan
·
Blue Chip Stocks
Jenis saham
ini banyak diburu investor karena berasal dari perusahaan yang memiliki
reputasi tinggi, sebagai petinggi di industrinya, dan memiliki pendapatan
yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
·
Income Stocks
Jenis saham
ini juga mempunyai keunggulan dalam hal kemampuan membayar dividen lebih tinggi
dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Kemampuan
menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen
tunai menjadi daya tarik tersediri bagi investor.
·
Growth Stocks
(Well-Known)
Mirip dengan blue chip, saham jenis ini memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai petinggi di industri sejenis dan dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai reputasi tinggi.
Mirip dengan blue chip, saham jenis ini memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai petinggi di industri sejenis dan dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai reputasi tinggi.
(Lesser-Known)
Walaupun bukan sebagai petinggi dalam industri, namun jenis saham ini tetap memiliki ciri growth stock. Biasanya merupakan saham dari perusahaan daerah dan kurang populer di kalangan emiten.
Walaupun bukan sebagai petinggi dalam industri, namun jenis saham ini tetap memiliki ciri growth stock. Biasanya merupakan saham dari perusahaan daerah dan kurang populer di kalangan emiten.
·
Speculative Stocks
Investor
dengan profil resiko high risk, bisa mencoba jenis saham ini. Saham ini
berpotensi menghasilkan laba tinggi di masa depan, namun tidak bisa secara
konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun.
·
Counter Cyclical Stocks
Jenis saham
ini paling stabil saat kondisi ekonomi bergejolak karena tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Ilustrasinya jika
terjadi resesi ekonomi, maka harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya
mampu memberikan dividen yang tinggi. Hal ini bisa terjadi sebagai akibat dari
kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.
2.2 STRATEGI INVESTASI
1.
Tentukan Tujuan
Menentukan
tujuan investasi tentu langkah pertama yang harus Anda lakukan sebelum
benar-benar mengalokasikan uang Anda.Sebelum memahami kenapa Anda (harus)
berinvestasi dan paham mengenai apa pentingnya bagi Anda, rasanya lucu bahkan
ketika Anda berpikir untuk masuk ke ‘permainan’ investasi.
2.
Tentukan
Risk Tolerance
Seberapa
besar risiko kerugian yang bisa Anda tanggung dan yang siap Anda ambil?
Cocokkan dengan tujuan Anda berinvestasi. Setiap kali Anda berinvestasi, Anda
berpotensi mendapatkan sejumlah pengembalian. Apakah pengembalian (keuntungan)
tersebut bisa membantu Anda mencapai target/tujuan keuangan yang sebelumnya
sudah ditentukan? Hubungkan juga dengan tingkat risiko yang ada di baliknya.
Apakah tingkat risikonya sesuai dengan potensi keuntungan yang bisa didapat?
3.
Tentukan
Nominal Dana Investasi
Berdasarkan
tingkat risiko yang siap ditanggung kemudian tentukan nominal dana investasi
yang siap dialokasikan ke portofolio investasi Anda.
Beberapa
investor yang mengalokasikan 100% asetnya ke investasi saham. Ada investor yang
membaginya semisal 50% ke investasi saham dan 50% ke reksa dana.
Ada
juga investor yang membaginya ke instrumen investasi yang lebih beragam seperti
40% ke investasi saham, 30% ke investasi
peer to peer lending, 20% ke reksa
dana dan 10% sisanya ke obligasi.Jadi, tentukan berapa nominal dana investasi
yang siap Anda alokasikan sesuai dengan tingkat risiko masing-masing instrumen
investasi yang Anda pilih.
4.
Diversifikasikan
Portofolio Investasi
Gunakan
prinsip pembagian alokasi dana investasi pada poin sebelumnya untuk mulai
mendiversifikasikan portofolio investasi Anda. Diversifikasi
investasi selalu menjadi salah
satu hal yang paling direkomendasikan saat berinvestasi.
a.
Manfaatkan
Efek Compounding
Jangan terburu-buru untuk menarik
seluruh pengembalian yang telah Anda dapatkan dari investasi Anda. Sebaliknya,
investasikan lagi pengembalian yang didapat agar bunga yang ada di dalamnya
kembali menghasilkan bunga
keuntungan, begitu seterusnya
sehingga bunganya terus bergulung.
Efek
compounding akan sangat
berpengaruh pada keuntungan investasi Anda apalagi bila investasi dilakukan
sedini mungkin dan rutin.
Apabila rutin berinvestasi dari sekarang
dan menginvestasikan kembali keuntungan yang telah didapat, bunga yang
sebelumnya didapat akan terus menghasilkan bunga sehingga tentu saja keuntungan
investasi Anda berlipat.
b.
Seimbangkan
Portofolio Investasi
Sekarang saatnya meninjau portofolio
investasi Anda secara reguler dan jangan biarkan pengalokasiannya tidak
seimbang. Dengan begitu, Anda pun bisa menciptakan portofolio investasi yang low risk – high return.
Setelah memahami kenapa Anda perlu
berinvestasi dengan tujuan yang sudah ditentukan, sekarang saatnya Anda
mengembangkan strategi investasi Anda sendiri.
3.1 NILAI BUKU, HARGA PASAR, DAN NILAI
INTRINSIK SAHAM
Ada tiga jenis penilaian saham (Hartono, 2000: 79),
yaitu:
a.
Nilai buku
Nilai buku
ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika
dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa
besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor.
Beberapa nilai yang berkaitan dengan nilai buku (Hartono, 2000: 80-82):
Beberapa nilai yang berkaitan dengan nilai buku (Hartono, 2000: 80-82):
·
Nilai nominal, ialah nilai yang
ditetapkan oleh emiten.
·
Agio saham, ialah selisih harga yang
diperoleh dari yang dibayarkan investor kepada emiten dikurangi harga
nominalnya.
·
Nilai modal disetor, ialah total
yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten, yaitu jumlah nilai
nominal ditambah agio saham.
·
Laba ditahan, ialah laba yang tidak
dibagikan kepada pemegang saham dan diinvestasikan kembali ke perusahaan dan
merupakan sumber dana internal.
b.
Nilai pasar
Nilai pasar
merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham di pasar
modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar tidak lagi
dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga
inilah yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.
c.
Nilai
intrinsik
Nilai intrinsik
adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar saham tersebut
mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu mahal.
Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari nilai sekarang dari semua aliran
kas di masa mendatang baik yang berasal dari dividen maupun capital gain
(Sulistyastuti, 2002).
2.3 PENDEKATAN
PENILAIAN SAHAM
a. PENDEKATAN PASAR
Berdasarkan SPI
2007, Pendekatan P asar membandingkan subyek bisnis yang sejenis, hak
kepemilikan suatu bisnis dan sekuritas yang telah dijual di pasar.
Dalam Pendekatan
Pasar terdapat 3 metode yaitu:
·
Metode Perusahaan Terbuka sebagai Pembanding (Guideline Publicly Traded
Company Method)
·
Metode Pembanding Perusahaan Merger dan Akuisisi (Guideline Merged and
Acquired Company Method)
·
Metode Transaksi Sebelumnya (Prior Transactions Method)
1. Metode Perusahaan Terbuka sebagai Pembanding
Metode Perusahaan Terbuka sebagai Pembandingmemperkirakan nilai ekuitas
atau nilai kapital dengan cara mengalikan suatu ukuran nilai yang diperoleh
dari data transaksi jual beli dari perusahaan-perusahaan pembanding pada suatu
variabel nilai.
Perusahaan pembanding harus dalam industri yang sama atau pada industri
yang memiliki variabel ekonomi yang sama. Faktor-faktor yang dipertimbangkan
antara lain:
·
Kesamaan karakteristik dengan obyek bisnis, baik secara kualitatif dan
kuantitatis.
·
Jumlah dan verifikasi data terhadap bisnis yang sejenis
·
Apakah harga bisnis yang sejenis menggambar transaksi yang bebas ikatan
(arm’s-length transaction)
Melakukan penyesuaian laporan keuangan terhadap
perusahaan pembanding yaitu :
·
Pos-pos non recurring,
extraordinary, window dressing dan dampaknya terhadap perpajakan
·
Menyamakan kebijakan akuntansi
perusahaan pembanding seperti misalnya menyamakan metode penyusutan dan menyamakan
kebijakan akuntansi untuk persediaan (dari LIFO ke FIFO)
·
Pos-pos non operasi dan transaksi
tidak wajar dengan pihak terafiliasi
Pada metode ini perusahaan pembanding yang digunakan
merupakan perusahaan yang telah terdaftar di pasar modal Indonesia atau global
dan melakukan transaksi minoritas.
Ukuran nilai adalah suatu angka pengali yang diperoleh
dengan cara membagi harga saham atau hargakapital investasi dari perusahan
pembanding dengan variabel yang relevan.
Model Ekuitas
Pada model
ekuitas ini pembilangnya adalah Price (P) atau harga saham perusahaan
pembanding.Angka pengali untuk ekuitas berupa:
P/Earnings : harga saham dibagi laba bersih. Cocok digunakan
apabila tingkat depresiasi tidak terlalu tinggi
P/Gross Cash Flow : harga saham dibagi laba bersih ditambah beban non
kas (depresiasi dan amortisasi). Cocok digunakan apabila jumlah depresiasi
besar dan untuk perusahaan dengan kebijakan depresiasi yang berbeda.
P/Pre-tax Income : harga saham dibagi laba bersih sebelumnya pajak.
Cocok digunakan apabila perusahaan mempunyai tingkat pajak yang abnormal selama
waktu tertentu.
P/Sales : harga saham dibagi penjualan. Cocok digunakan apabila perusahaan
pembanding memiliki karakteristik operasional yang mirip, seringkali digunakan
untuk perusahaan jasa yang memiliki basis pelanggan setia.
P/Book Value : harga saham dibagi nilai buku ekuitas. Cocok
digunakan jika baru saja dilakukan penilaian nilai pasar aset.
Model Kapital
Pada model
kapital ini pembilangnya adalah Market Value Invested Capital (MVIC) atau harga
saham pembanding ditambah hutang berbunga. Angka pengali untuk ekuitas berupa:
MVIC/EBITDA : MVIC dibagi laba bersih ditambah beban non kas
(depresiasi dan amortisasi) danbunga hutang
MVIC/EBIT : MVIC dibagi laba bersih ditambah bunga hutang
MVIC/Book Value : MVIC dibagi nilai buku ekuitas dan hutang berbunga.
Indikasi nilai yang dihasilkan biasanya adalah nilai minoritas.
2. Metode Pembanding Perusahaan Merger dan Akuisisi
Metode ini hampir
sama dengan Metode Perusahaan Terbuka sebagai Pembanding, perbedaannya adalah
perusahaan pembanding yang digunakan adalah perusahaan yang melakukan transaksi
mayoritas di pasar akuisisi dimana seluruh perusahaan dibeli dan dijual. Indikasi nilai yang dihasilkan adalah
nilai mayoritas.
·
Metode Transaksi Sebelumnya
Transaksi
sebelumnya atas perusahaan yang dinilai dapat digunakan sebagai pembanding.
Berbagai macam
tipe transaksi sebelumnya antara lain:
-
Transfer kepemilikan seluruh kepemilikan mayoritas atau minoritas
-
Pembelian atau penjualan kepemilikan minoritas
-
Akuisisi perusahaan yang dinilai
Beberapa faktor
yang perlu diperhatikan dalam metode ini:
-
Apakah transaksi tersebut merupakan transaksi yang bebas ikatan
(arm’s-length transaction)
-
Waktu penilaian, sehingga perlu dilakukan penyesuaian
-
Kondisi ekonomi, perlu dilakukan penyesuaian untuk kondisi ekonomi yang
berubah Nilai yang dihasilkan tergantung jenis transaksi.
b. PENDEKATAN PENDAPATAN
Berdasarkan SPI 2007, Pendekatan Pendapatan
memperkirakan nilai suatu bisnis, hak kepemilikan bisnis atau sekuritas dengan
menghitung nilai kini (present value) dari keuntungan yang diantisipasi.
Dalam Pendekatan Pendapatan terdapat 2 metode yaitu:
-
Metode Diskonto Arus Kas (Discounted Future Economic Income Method)
-
Metode Kapitalisasi (Capitalized Economic Income Method)
1. Metode Diskonto Arus Kas
Penerimaan
kas diperkirakan untuk setiap periode di masa yang akan datang. Penerimaan ini
dikonversi menjadi nilai oleh aplikasi tingkat diskonto menggunakan teknik
nilai kini:
Rumus metode ini adalah:
Numerator
Manfaat atau pendapatan ekonomi yang
wajib digunakan sebagai numerator:
-
Arus Kas Bersih untuk Perusahaan
(Free Cash Flow for the Firm)
-
Arus Kas Bersih untuk Ekuitas (Free
Cash Flow for the Equity
Rumus
Arus Kas Bersih untuk Ekuitas:
Net Income (after tax) + Non Cash
Charges (contoh: amortisasi, depresiasi, deferred tax) – Capex +/-Changes in
Net Working Capital +/-Net Changes in Long Term Debt = Free Cash Flow for the
Equity
Rumus Arus Kas Bersih untuk Perusahaan:
Net Income (after tax)+ Non Cash
Charges (contoh: amortisasi, depresiasi, deferred tax) -Cape +/Changes in Net
Working Capital +Interest Expense, net of the tax expense [interest expense x
(1-tax rate)]= Free Cash Flow for the
Firm
Denumerator
Biaya kapital merupakan denumerator,
dan terdiri dari:
-
Biaya Utang
-
Biaya Ekuitas
Untuk mengestimasi biaya kapital ini
digunakan Weighted Average Cost of Capital (WACC) dengan rumus:
Biaya Utang
Biaya utang didapatkan dari tingkat
bunga dari lembaga keuangan normal.
Biaya Ekuitas
Biaya
ekuitas terdiri dari:
-
Tingkat bunga bebas risiko (risk
free rate) yang terdiri dari: “Tingkat
sewa” untuk penggunaan dana selama periode tertentu dan Ekspektasi tingkat
inflasi selama periode tertentu
-
Premi risiko (risk premium) yang
terdiri dari:
·
Systematic risk yaitu
risiko yang berhubungan dengan pergerakan pendapatan dari investasi pasar
secara keseluruhan
·
Unsystematic risk yaitu
risiko yang dimiliki oleh subyek investasi secara spesifik
2.
Tingkat Bunga Bebas Risiko
Untuk tingkat bunga bebas risiko biasa digunakan Surat
Utang Negara (SUN) dengan periode jangka panjang.
Premi Risiko
Investor memerlukan tambahan balikan
untuk mendorong berinvestasi di ekuitas untuk mengkompensasi risiko tambahan
dari investasi tersebut.
Untuk menghitung biaya ekuitas dapat
digunakan:
-
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
-
Build Up Model
Capital Asset Pricing Model
(CAPM)
Pada model ini digunakan
rumus:
dimana E(Ri) =
balikan yang diharapkan dari individual sekuritas
Rf = tingkat bunga bebas risiko
B = beta
RPm = premi risiko pasar
Risiko
sistematis diukur dengan menggunakan beta. Beta didapatkan dari pasar.
Publikasi beta dari perusahaan yang diperdagangkan secara publik mencerminkan
struktur kapital dari perusahaan yang bersangkutan, dan merupakan beta levered.
Apabila struktur kapital perusahaan yang dinilai dengan struktur kapital
perusahaan pembanding, maka beta tersebut perlu diunlevered. Beta unlevered
merupakan beta dengan struktur kapital perusahaan yang tidak mempunyai utang.
Tahapan yang dilakukan adalah:
1.
Menghitung unlevered beta dari
perusahaan pembanding
Dimana Bu = Beta unlevered
Bl =
Beta levered
t =
pajak
Wd =
persentase utang pada struktur kapital
We =
persentase ekuitas pada struktur kapital
2.
Menghitung rata-rata atau median
dari unlevered beta
3.
Me-relevered beta yang didapatkan
sesuai dengan struktur kapital perusahaan yang dinilai
Build Up
Model
Pada model
ini digunakan rumus:
dimana
E(Ri) = balikan yang diharapkan dari individual sekuritas
Rf = tingkat bunga bebas risiko
RPm = premi risiko pasar
RPs = premi ukuran
Rpu = premi risiko spesifik perusahaan
3.
Metode Kapitalisasi
Dalam kapitalisasi (langsung) pendapatan, tingkat
penerimaan dibagi dengan tingkat kapitalisasi atau dikalikan dengan pengganda
pendapatan untuk mengkonversi pendapatan menjadi nilai.
Perbedaan antara metode kapitalisasi dengan metode
diskonto arus kas adalah:
-
Tingkat diskon mengkonversi semua
arus pendapatan mendatang menjadi nilai sekarang
-
Tingkat kapitalisasi mengkonversi
hanya satu pendapatan menjadi nilai sekarang
Metode ini menggunakan 2 model
yaitu:
1.
Perpetual Economic Income Stream
Model
2.
Constant Growth Model (dengan
variasi Gordon Growth Model)
Perpetual Economic Income Stream
Model
Rumus yang digunakan pada model ini
adalah
dimana E = ekspektasi pendapatan ekonomi pada tiap
periode
k = tingkat diskon dan
dimana c = tingkat kapitalisasi
4. Constant
Growth Model
Rumus yang
digunakan pada model ini adalah
dimana E1 =
ekspektasi pendapatan ekonomi pada periode ke-1
k = tingkat diskon
g = tingkat pertumbuhan
5. Gordon
Growth Model
Rumus yang digunakan pada model ini adalah
dimana Eo = ekspektasi pendapatan ekonomi pada
periode sekarang
k = tingkat diskon
g =
tingkat pertumbuhan
c. PENDEKATAN
ASET
Berdasarkan
SPI 2007, Pendekatan Aset didasarkan oleh prinsip substitusi, yaitu sebuah aset
bernilai tidak lebih dari biaya untuk menggantikan seluruh bagiannya
Dalam pendekatan ini terdapat 2
metode yaitu:
-
Metode Kapitalisasi Kelebihan
Pendapatan (Excess earning method)
-
Metode Penyesuaian Aktiva Bersih
(Asset accumulation methode
Metode Kapitalisasi Kelebihan
Pendapatan
Pendapatan yang
dihasilkan = kontribusi produktif dari aktiva yang dimiliki baik berwujud
maupun tak berwujud
Pada metode ini, aktiva tak berwujud
dinilai secara kolektif.
Pendapatan suatu perusahaan yang
digunakan merupakan hasil dari produktivitas aktiva berwujud maupun tidak
berwujud. Setiap kelebihan pengembalian (excess return atau earning)
yang diperoleh diatas pengembalian normal (normal return) atas aktiva
berwujud, diperhitungkan sebagai pengembalian dari aktiva tidak berwujud secara
kolektif.
Penilaian secara
kolektif aktiva tak berwujud diperoleh dengan mengkonversi (mengkapitalisasi)
kelebihan pendapatan atau imbal balik tersebut, dengan tingkat kapitalisasi
yang relevan dan yang diperhitungkan untuk aktiva tak berwujud.
Penggunaan metode ini
adalah untuk menilai ekuitas bersifat operasi ( operating company ) dengan
tingkat pertumbuhan pendapatan & laba yang relatif stabil.
Tahapan yang dilakukan pada metode ini adalah:
1.
Melakukan estimasi
nilai aktiva berwujud bersih yang dilakukan dengan standar penilaian aset
2.
Melakukan estimasi tingkat
pendapatan ekonomi yang telah disesuaikan
3.
Mengkuantifikasi jumlah kelebihan
pendapatan dengan cara:
-
Mengestimasi tingkat balikan wajar
pada estimasi nilai aktiva berwujud bersih
-
Mengalikan estimasi nilai aktiva
berwujud bersih (cara 1) dengan estimasi tingkat balikan wajar
-
Mengurangkan tingkat wajar pada
nilai aktiva berwujud bersih dari estimasi tingkat pendapatan ekonomi yang
telah disesuaikan (cara 2)
-
Hasil pengurangan tersebut disebut
kelebihan pendapatan dan merupakan jumlah pendapatan ekonomi diatas tingkat
balikan wajar pada nilai aktiva berwujud bersih pada perusahaan yang
bersangkutan
4.
Melakukan estimasi tingkat kapitalisasi
langsung yang sesuai untuk diaplikasikan pada kelebihan pendapatan ekonomi.
Kelebihan pendapatan ini merupakan kelebihan ekonomi pada nilai tak berwujud
5.
Mengkapitalisasi kelebihan pendapatan
ekonomi pada tingkat kapitatlisasi langsung tersebut
6.
Menjumlahkan nilai pada cara 1 dan
cara 5. Hasil penjumlahan tersebut mengindikasikan nilai dari perusahaan
tersebut
7.
Melakukan pengecekan dengan
mengkalkukasi keseluruhan tingkat kapitalisasi yang digunakan.
Metode Penyesuaian Aktiva Bersih
Pada metode ini, aktiva tak berwujud
diidentifikasi dan dinilai secara individual
Metode ini
wajib digunakan untuk menilai:
-
Ekuitas suatu perusahaan dimana
Nilai perusahaan sangat bergantung pada Nilai aktiva tetap (a heavy based on
fixed assets company), seperti perusahaan real estat;
-
Ekuitas dari Perusahaan Induk (holding
company);
-
Perusahaan yang tidak memiliki
riwayat pendapatan yang mempunyai prospek positif, perusahaan yang memiliki
pendapatan yang berfluktuasi, atau perusahaan yang diragukan kemampuannya untuk
melanjutkan operasi yang bersifat going concern, seperti perusahaan yang
baru berdiri (start up company) atau perusahaan yang berada dalam
kesulitan untuk memperoleh pendapatan (trouble companies);
-
Perusahaan yang memiliki dan/atau
menguasai aktiva berwujud dalam jumlah yang signifikan;
-
Perusahaan yang memiliki tenaga
kerja yang memberikan nilai tambah relatif kecil terhadap barang dan jasa yang
dihasilkan perusahaan; atau;
-
Perusahaan yang memiliki aktiva
tidak berwujud dalam jumlah yang tidak signifikan.
Tahapan yang dilakukan pada
metode ini adalah:
1.
Memperoleh atau mengembangkan neraca
yang berbasis biaya
2.
aset dan kewajiban pada neraca
berbasis biaya yang memerlukan penyesuaian revaluasi
-
kas dan setara kas dinilai sesuai
dengan nilai yang tercantum dalam neraca (face value);
-
piutang dan ekuivalen piutang yang
diperhitungkan dalam penilaian adalah piutang dan ekuivalen piutang yang
diyakini dapat ditagih;
-
surat berharga yang diperdagangkan
atau penyertaan pada perusahaan lain wajib disesuaikan menjadi Nilai Pasar
Wajar (Fair Market Value); dan
-
persediaan dinilai kembali atas
dasar nilai pasar setelah dikurangi biaya-biaya yang berkaitan dengan
persediaan dengan memperhatikan kebijakan masuk pertama keluar pertama (First
In First Out/FIFO).
-
Penilaian atas aktiva tetap berwujud
(fixed tangible assets) wajib dilakukan sesuai dengan metode yang
berlaku dalam penilaian properti sesuai dengan Premis Nilai yang ditetapkan.
3.
Mengidentifikasi off-balance sheet
aset tak berwujud atau aset kontingen yang harus dikenali dan dinilai. Komponen
aktiva tidak berwujud yang dinilai wajib mempunyai kriteria sebagai berikut:
-
dapat diidentifikasi dan dijelaskan
secara terperinci;
-
dapat memberikan manfaat ekonomi
yang dapat diukur bagi pemilik Obyek Penilaian;
-
memiliki potensi untuk menghasilkan
aset lainnya dan/atau mampu menciptakan nilai tambah terhadap aset lain
tersebut;
-
merupakan subyek hak milik (right of
private ownership) yang dapat dialihkan secara hukum (legally
transferable);
-
dapat diakui dan dilindungi; dan
-
memiliki jangka waktu manfaat
ekonomis.
Penilaian aktiva tidak berwujud wajib dilakukan dengan:
-
menggunakan metode yang
mempertimbangkan manfaat ekonomi yang dihasilkan oleh aktiva tidak berwujud
tersebut;
-
mendasarkan pada harga pasar dari
aktiva tidak berwujud; atau
-
mendasarkan pada biaya yang wajib
dikeluarkan untuk menciptakankembali (cost of recreation) pada saat ini
dengan memperhatikan sisa umur manfaat (remaining useful life) dari
aktiva tidak berwujud.
4.
Mengidentifikasi off-balance sheet
atau kewajiban kontingen yang harus dikenali dan dinilai, dengan cara
-
Utang atau kewajiban dinilai sesuai dengan
nilai yang tercantum dalam neraca (face value), kecuali terdapat
faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
-
Surat utang dinilai atas dasar nilai
pasar.
5.
Mengestimasi nilai dari berbagai
akun aset dan kewajiban yang diidentifikasi pada cara 2 sampai 4
6.
Menyusun neraca berbasis nilai,
berdasarkan indikasi nilai hasil kesimpulan dari cara 1 sampai 5 dan
mengkuantifikasi nilai subyek
2.4 KAPAN SAHAM DIBELI DAN KAPAN SAHAM
DIJUAL
Trading
saham adalah kegiatan jual atau beli saham untuk mendapatkan keuntungan dari
selisih harga pembelian awal terhadap harga jual terakhir (Capital Gain).
Sederhananya, keuntungan trading saham didapat jika nilai jual terakhir lebih
tinggi daripada pembelian awal.
Perhatikan
bahwa pengertian trading saham berbeda dengan investasi saham. Letak perbedaan
utamanya adalah motivasi investor (trader) dan lama periode holding-nya.
·Pada
investasi saham, investor termotivasi untuk mendapatkan saham
sebanyak mungkin dengan tujuan mendapat pembagian dividen
berkala dan atau kekuatan voting pada dewan pemilik saham. Dengan begitu dia
akan mempertahankan holding-nya dalam jangka waktu relatif lama.
·Sedangkan
pada trading saham, trader hanya termotivasi untuk mendapatkan
keuntungan sebesar mungkin dari pergerakan harga saham dalam periode
sesingkat-singkatnya. Karena itu, trader saham hanya akan mempertahankan holding-nya
dalam jangka waktu relatif singkat sampai mencapai target profit, atau hingga
menemukan perubahan penting yang mengharuskannya cut loss.
Sekilas investasi saham tampak lebih
menguntungkan daripada trading saham. Namun ada beberapa kondisi di mana
keuntungan trading saham lebih menjanjikan, contohnya:
1.
Jika perusahaan terkait
tidak membagikan Dividen (Retained Earning/Laba Ditahan)
Tidak semua
perusahaan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) akan membagi-bagikan
dividen secara berkala kepada semua pemegang sahamnya. Ada kondisi di mana
perusahaan terkait akan menggunakan laba selama periode tertentu untuk
meningkatkan kapasitas produksi, ekspansi, atau untuk membayar hutang. Dengan
alasan tadi, trader bisa mendapat keuntungan di luar dividen dengan cara
menjual saham yang telah dibeli sebelumnya.
2.
Jika seseorang
mengharapkan balik modal dalam waktu singkat.
Menunggu balik
modal dari dividen biasanya membutuhkan periode holding relatif lama.
Misalnya saham perusahan XYZA dijual seharga RP 1,000/lembar dengan EPS (Earning Per Share)
sebesar Rp. 100/lembar, sehingga nilai PER-nya (Price to Earning Ratio)
adalah 10. Jika diasumsikan perusahaan tersebut membagi dividen berkala sekali
setiap tahun dan DPR-nya (Dividen Payout Ratio) adalah 1 atau 100%, maka butuh
setidaknya 10 tahun untuk mencapai balik modal.
Masalahnya,
sangat jarang ditemukan perusahaan dengan DPR 100%, umumnya jauh di bawah
persentase itu. Ditambah lagi karena faktor sebelumnya, di mana dividen tidak
selalu diberikan kepada para pemegang saham (Laba Ditahan).
3.
Jika pergerakan harga
saham cukup fluktuatif.
Idealnya, harga
saham bergerak mendaki bertahap dengan "selingan" berupa koreksi
sesaat. Kondisi ideal tersebut mewakili pertumbuhan positif profitabilitas
suatu perusahaan. Pada kenyataannya, harga saham dapat bergerak menurun tajam
lalu mendaki pelan kembali. Misalnya pada grafik berikut ini yang menunjukkan
fluktuasi harga saham MEDC
dalam periode satu tahun yang berakhir tanggal 6 Oktober 2017.
Trader dapat
memanfaatkan peluang tersebut untuk membeli saham saat harga
"nyemplung" lalu menjualnya setelah harga kembali pada titik wajarnya
(nilai hakiki-nya) untuk mendapat keuntungan trading saham dalam waktu relatif
cepat.
BAB III
PENUTUP
3.2
KESIMPULAN
Investasi
saham adalah pembelian saham – saham perusahaan oleh suatu perusahaan lain atau
perorangan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan tambahan diluar pendapatan
dari usaha pokoknya. Saham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis saham.
Investasi saham merupakan investasi yang memiliki resiko yang tinggi, oleh
karena itu diperlukannya analisis dan penilaian terhadap investasi saham
tersebut. Analisis investasi saham dan penilaian merupakan hal yang mendasar
yang harus diketahui oleh pemilik modal ataupun para investor.
3.3
SARAN
Untuk
memulai investasi, kita harus melihat terlebih dahulu kinerja perusahaan,
kemudian harga saham dari perusahaan yang akan dipilih. Namun dalam melakukan
investasi saham kita tidak cukup hanya melihat dari segi harga saham tanpa
mengerti resiko dan renturn dari investasi saham yang kita lakukan. Kunci utama
untuk sukses dalam investasi dan mengelola saham adalah dengan menilai aset
tersebut dan juga sumber aset. Selain itu kita juga harus melakukan analisis
dan penilaian investasi saham yang benar sesuai dengan data yang ada atau
akurat.
Penilaian Saham dan Investasi Saham
Reviewed by JANIEZ
on
December 24, 2018
Rating:
No comments: