Teori Permintaan Uang
menurut Klasik, Keynes dan Modern
1. Klasik
Teori
Teori
ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan dan penawaran akan uang,
beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini adalah pada hubungan
antara penawaran uang atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat
harga. Hubungan dua variable dijabarkan lewat konsepsi teori mereka mengenai
permintaan akan uang. Perubahan akan jumlah uang beredar atau penawaran uang
berinteraksi dengan permintaan akan uang dan selanjutnya menentukan nilai uang.
2. Teori
Kwantitas.
Menghitung
permintaan uang menurut Ricardo , Irving Visher , dan Marsall
a. Teori
Kuantitas dari David Ricardo.
Teori
kuantitas David Ricardo adalah teori kuantitas sederhana. David Ricardo
mengatakan bahwa nilai tergantung dari jumlah uang yang beredar di
masyarakat.Artinya makin banyak jumlah uang yang beredar maka akan semakin
tingga harga barang, dan sebaliknya. Jumlah uang beredar dirumuskan:
M
= k X P
Keterangan
:
M=
Money
P
= Tingkat harga barang
k
= Konstanta.
b. Teori
Kwantitas Irving Fisher.
Teori
Irving Fisher adalah nilai uang sangat dipengaruhi oleh jumlah uang yang
beredar, kecepatan peredaran uang dan jumlah barang yang diperdagangkan.
Rumus yang digunakan adalah:
M.V
= P.T
Ket:
M = money
V
= Velocity , kecepatan peredaran uang.
P
= Price, tingkat harga
T
= jumlah barang yang diperdagangkan.
c. Teori
Kwantitas DH. Robertson.
Robertson
melihat nilai uang dari segi cash balance (jumlah uang yang disimpan untuk
persediaan kas atau lama rata-rata uang menganggur). Rumus yang digunakan
adalah :
M
= K x T x P
Ket:
M = Money, jumlah uang yang beredar.
T
= jumlah barang yang diperdagangkan
P
= tingkat harga
K
= Lama rata-rata uang menganggur di kas
d. Teori
Kwantitas Alfred Marshall.
Alfred
Marshall melihat hubungan antara jumlah uang dan pendapatan nasional. Tinggi
rendah nilai uang bergantung pada jumlah uang yang disimpan
untuk persediaan kas. Rumus:
M
= kY
Keterangan
:
M
= jumlah uang yang beredar.
Y
= pendapatan
k
=koefisien yang mengatur keseimbangan antara sisi persamaan.
3. Teori
Keynes
Meskipun bisa dikatakan bahwa teori uang
Keynes adalah teori yang bersumber dari teori Cambridge, tetapi Keynes
mengemukakan sesuatu yang berbeda dengan teori moneter tradisi klasik. Pada
hakekatnya perbedaan ini terletak pada penekanan pada fungsi uang yang lain,
yaitu sebagai store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange. Teori
ini kemudian dikenal dengan nama teori Liquidity Preference.
Teori
setelah Keynes
Perkemngan
selanjutnya dari teori keynes didasarkan pada motif transaksi (W.J Boumol 1952)
dan motif spekulasi (James Tobin)
·
Pendekatan
Inventori/penyediaaan Boumol :
Permintaan
uang seperti permintaan terhadap persediaan (Stock) yang setiap saat dipakai
untuk memenuhi berbagai keperluan yang muncul setiap saat, tetapi untuk
mengelola diperlukan biaya, maka diperlukan jumlah persediaan yang optimum
(Biaya minimun).
·
Permintaan uang untuk
transaksi, akan diperoleh manfaat tetapi juga ada biata untuk memegang uang
terdiri dari :
a. Biaya
transaksi untuk menukar antara obligasi dengan uang
b. Opportunity
cost memegang uang berupa tingkat bunga dari obligasi (r)
·
Penentuan uang kas
(persediaan) yang optimum, yang menghaslkan biaya minimum dijelaskan sbb.
Biaya
total untuk memegang uang kas (TC) terdiri dari biaya perantasa (b. T/C) dan
biaya bunga (r. C/2) dengan rumus : TC - b. (T/C) + r. (C/2)
·
Jumlah Uang Kas yang
Optimal (C) :
(dTC/dC)
= -b. T/C^2 + r/2 = 0
maka
:
C = (2b T/r)^1/2
·
Uang kas yang ditahan
setiap saat sebesar C/2, maka :
Persamaan
permintaan uang kas riil Md/P = C/2 = 1/2 ( 2 bT/r) ^2 atau
Md
= 1/2 (2bT/r) ^1/2. P
Implikasi
dari teori Boumol :
·
Tingkat bunga
mempengaruhi permintaa uang untuk transaksi karena adanya opportunity cost
dalam memegann uang.
·
Adanya economies of scale
dalam penggunaan uang, artinya jika ada peningkatan pendapatan ( nilai
transaksi, T) maka persentase kenaikan uang kas yang diinginkan (Md) lebih
kecil daripada kenaikan nilai transaksinya.
·
Permintaan uang kas
untuk tujuan transaksi tergantung pada tingkat bunga serta biaya perantara (
teori keynes : permintaan uang untuk tujuan transaksi hanya tergantung dari
pendapatan).
·
Perkembangan / kemajuan
teknologi yang menyebabkan turunya ongkos/ biaya transaksi akan mengakibatkan
turunya rata-rata kas yang dipegang oleh individu
·
Motif berjaga-jaga
dalam permintaan uang. muncul karena adanya ketidakpastian dalam arus uang
masuk dan keluar.
4. Perhitungan
Permintaan uang untuk Transaksi , Berjaga-jaga dan Spekulasi
a. Motif
Transaksi dan Berjaga-jaga
Orang
memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksinya, dan permintaan akan
uang dari masyarakat untuk tujuan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan nasional dan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan
semakin besar volume transaksi dan semakin besar pula kebutuhan uang untuk
tujuan transaksi. Permintaan uang untuk tujuan transaksi ini pun tidak
merupakan suatu proporsi yang selalu konstan, tetapi dipengaruhi pula oleh
tinggi rendahnya tingkat bunga. Hanya saja faktor tingkat bunga untuk
permintaan transaksi untuk uang ini tidak ditekankan oleh Keynes, akan tetapi
tingkat bunga ditekankan pada permintaan uang untuk tujuan spekulasi.
Motif
berjaga-jaga (precautionary motive), orang akan mendapat manfaat dari memegang
uang untuk menghadapi keadaan-keadaan yang tidak terduga, karena sifat uang
yang liquid, yaitu mudah ditukarkan dengan barang-barang lain. Menurut Keynes
permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
sama dengan faktor yang mempengaruhi permintaan uang untuk transaksi, yaitu
terutama dipengaruhi pula oleh tingkat penghasilan orang tersebut, dan mungkin
dipengaruhi pula oleh tingkat bunga (meskipun tidak kuat pengaruhnya).
b. Motif
Spekulasi
Sesuai
dengan namanya , motif dari memegang uang ini adalah terutama untuk tujuan
memperoleh keuntungan yang bisa diperoleh dari seandainya si pemegang uang
tersebut meramal apa yang akan terjadi dengan benar. Pada teori Cambridge
faktor ketidaktentuan masa depan (uncertainly) dan faktor harapan
(expectations) dari pemilik kekayaan bisa mempengaruhi permintaan akan uang
dari pemilik kekayaan tersebut. Namun sayangnya teori ini tidak pernah
membakukan faktor-faktor ini ke dalam perumusan teori moneter mereka. (Kita lihat
bahwa bentuk permintaan dari teori Cambridge tidak berbeda dengan Fisher, dan
faktor-faktor ini hanya masuk analisa secara kualitatif). Perumusan permintaan
uang untuk motif spekulasi dari Keynes merupakan langkah “formalisasi” dari
faktor-faktor ini ke dalam teori moneter.
Keynes
tidak membicarakan faktor “uncertainly” dan “expectations” hanya secara umum,
seperti teori Cambridge. Tetapi ia membatasi “uncertainly” dan “expectations”
mengenai satu variable yaitu tingkat bunga. Pada garis besarnya teori Keynes
membatasi pada keadaan dimana pemilik kekayaan bisa memilih memegang
kekayaannya dalam bentuk uang tunai atau obligasi (bond). Uang tunai dianggap
tidak memberikan penghasilan sedangkan obligasi dianggap memberikan berupa
sejumlah uang tertentu setiap periode. Dalam teori Keynes dibicarakan khusus
obligasi yang memberikan suatu penghasilan berupa sejumlah uang tertentu setiap
periode selama waktu yang tak terbatas (perpetuity).
Secara
umum bisa ditulis dengan persamaan sebagai berikut :
K
= RP………………………………………(1)
Dimana
K adalah hasil per tahun yang diterima, R adalah tingkat bunga, dan P adalah
harga pasar atau nilai sekarang dalam obligasi “perpetuity” tersebut. Persamaan
tersebut bisa juga ditulis sebagai berikut :
P
= K/R………………………………………..(2)
yang
menunjukkan bahwa (karena K adalah konstan) harga pasar obligasi (P) berbanding
terbalik dengan tingkat bunga R bila tingkat bunga turun, maka berarti harga
pasar obligasi naik, dan sebaliknya bila tingkat bunga naik maka harga pasar
obligasi turun, atau dengan kata lain semakin tinggi tingkat suku bunga semakin
rendah permintaan uang tunai oleh seseorang atau masyarakat. Karena, semakin
tinggi tingkat suku bunga, maka semakin besar ongkos memegang uang tunai
sehingga seseorang atau masyarakat lebih baik membeli obligasi. Sebaliknya
apabila tingkat suku bunga semakin rendah maka semakin rendah pula ongkos
memegang uang tunai dan semakin besar seseorang atau masyarakat untuk menyimpan
uang tunai.
Permintaan
total akan uang :
Bentuk
yang sederhana dari fungsi permintaan (total) akan uang dari teori Keynes
adalah:
Md/P
= [ k Y + Ø (R, W) ]…………………………….(1)
Md/P
adalah permintaan uang total dalam arti riil, suku pertama dalam kurung, yaitu
k Y adalah permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga, yang dinyatakan
sebagai suatu proporsi (k) dari pendapatan nasional riil. Ø (R, W) adalah
permintaan akan uang untuk motif spekulasi yang dinyatakan sebagai fungsi dari
tingkat bunga yang berlaku (R) dan nilai asset (kekayaan atau wealth) yang ada
di masyarakat (W). Variable W ini dimasukkan karena permintaan uang untuk motif
spekulasi dinyatakan sebagai bagian dari W yang dipegang dalam bentuk uang
tunai. Persamaan (1) tersebut bisa pula dinyatakan dalam bentuk permintaan akan
uang dalam satuan moneter sebagai berikut :
Md
= [ k Y + Ø (R, W) ] P…………………………..(2)
dalam
analisa jangka pendek W biasanya dianggap konstan sehingga fungsi (2) menjadi :
Md
= [ k Y + Ø (R) ] P………………………………(3)
dimana
Ø (R) = Ø (R,W), dalam posisi equilibrium, supply uang (Ms), yang dianggap juga
oleh Keynes sebagai variable yang ditentukan oleh pemerintah, sama dengan Md.
Sehingga :
Ms
= [ k Y + Ø (R) ] P………………………………(4)
Teori
permintaan uang Keynes mempunyai implikasi bahwa fungsi permintaan akan uang
(Liquidity Preference) adalah fungsi yang tidak stabil, dalam arti bahwa fungsi
ini bisa bergeser dari waktu ke waktu. Hal ini karena Keynes menekankan
faktor uncertainly dan expectationdalam menentukan posisi
permintaan uang untuk tujuan spekulasi (Boediono, 2005 : 27).
5. Teori
Kuantitas Modern (Friedman)
Friedman tidak bertitik tolak dari
pembahasan yang mendalam mengenai motif-motif memegang uang. Secara umum
dianggap bahwa orang mau memegang uang karena uang adalah salah satu bentuk
aktiva (asset) yang memberikan manfaat karena merupakan sumber daya beli yang
liquid (readily available source of purchasing power). Teori permintaan uang
Friedman menganggap bahwa “pemilik kekayaan” memutuskan aktiva-aktiva apa
(termasuk uang tunai) dan berapa yang akan ia pegang atas dasar perbandingan
manfaat (penghasilan dalam bentuk uang ataupun dalam bentuk in natura ataupun
“utility”), selera dan jumlah kekayaannya.
Pengertian “kekayaan” dari Friedman
mempunyai ciri khas, yaitu bahwa yang dimasukkan dalam definisi “kekayaan”
tidak hanya aktiva-aktiva yang berbentuk uang atau bisa diubah (dijual) menjadi
uang, tetapi juga nilai (tepatnya,”nilai sekarang” atau “present value”) dari
aliran aliran penghasilan di tahun-tahun mendatang dari tenega kerjanya.
Friedman berpendapat bahwa “kekayaan” tidak lain adalah nilai sekarang dari
aliran-aliran penghasilan yang diharapkan dari aktiva - aktiva yang dipegang.
Konsep “kekayaan” dari Friedman ini merupakan suatu inovasi dalam teori ekonomi
mengenai capital, dan sekaligus merupakan jembatan antara teori permintaan
biasa (untuk barang dan jasa) dengan teori capital.
Pengertian yang kedua adalah konsep
“manfaat”. Manfaat dari setiap bentuk aktiva merupakan faktor pertimbangan dari
pemilik kekayaan untuk memutuskan berapa jumlah dari masing-masing bentuk
aktiva yang akan ia pegang. Disebut diatas bahwa Marginal Rate of Substitution
dari suatu aktiva terhadap aktiva-aktiva lain menurun dengan makin besarnya
jumlah aktiva tersebut yang dipegang. Ini berarti bahwa bila seseorang memegang
terlalu banyak satu bentuk aktiva, misalnya uang maka manfaat marginal dari
uang akan menjadi lebih kecil dari pada marginal returns dari aktiva-aktiva
yang lain. Ini berarti bahwa ia bila ia mengurangi jumlah uang yang ia pegang
dan menggantinya dengan aktiva-aktiva lain berupa obligasi, surat-surat
berharga lainnya ataupun aktiva fisik seperti mobil, rumah, mesin dan
sebagainya, maka orang tersebut akan memperoleh manfaat total yang lebih besar.
Jadi, menurut pandangan Friedman
permintaan uang ditentukan oleh faktor seperti berikut : tingkat harga, suku
bunga obligasi, suku bunga “equities”, modal fisik dan kekayaan mengenai
peranan harga dalam menentukan permintaan uang, Friedman berpendapat
dikarenakan memegang uang adalah salah satu cara untuk menyimpan kekayaan.
Cara-cara yang lain adalah menyimpan uang dalam bentuk harta keuangan
(financial asset) seperti obligasi, deposito dan saham, menyimpan dalam bentuk
harta tetap (tanah dan rumah) dan kekayaan manusiawi (Boediono, 2005 : 63).
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang seperti diatas, teori
permintaan yang didasarkan pada teori kuantitas modern yang dikembangkan oleh
Friedman dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Md
= f (P, r, rFC, Y)
Dimana Md adalah permintaan uang
nominal, P adalah tingkat harga, r adalah tingkat suku bunga, rFC adalah
tingkat pengembalian modal fisik dan Y adalah pendapatan dan kekayaan. Apabila
dipertimbangkan pula pandangan Friedman mengenai permintaan uang riil, maka
persamaan permintaan uang dinyatakan :
Md/P
= f (ΔP, r, Y*)
Dimana Md/P adalah permintaan uang riil,
ΔP adalah tingkat kenaikan harga, r adalah tingkat bunga dan Y* adalah nilai
pendapatan dan kekayaan riil.
6. Pengertian
Teori Keynes Modern dengan pendekatan Inventoru dan Keseimbangan
Portofolio
Perkemngan selanjutnya dari teori keynes
didasarkan pada motif transaksi (W.J Boumol 1952) dan motif spekulasi (James
Tobin)
·
Pendekatan
Inventori/penyediaaan Boumol :
Permintaan
uang seperti permintaan terhadap persediaan (Stock) yang setiap saat dipakai
untuk memenuhi berbagai keperluan yang muncul setiap saat, tetapi untuk
mengelola diperlukan biaya, maka diperlukan jumlah persediaan yang optimum
(Biaya minimun).
·
Permintaan uang untuk
transaksi, akan diperoleh manfaat tetapi juga ada biata untuk memegang uang
terdiri dari :
1. Biaya
transaksi untuk menukar antara obligasi dengan uang
2. Opportunity
cost memegang uang berupa tingkat bunga dari obligasi (r)
·
Penentuan uang kas
(persediaan) yang optimum, yang menghaslkan biaya minimum dijelaskan sbb.
Biaya
total untuk memegang uang kas (TC) terdiri dari biaya perantasa (b. T/C) dan
biaya bunga (r. C/2) dengan rumus : TC - b. (T/C) + r. (C/2)
·
Jumlah Uang Kas yang
Optimal (C) :
(dTC/dC)
= -b. T/C^2 + r/2 = 0
maka
:
C = (2b T/r)^1/2
·
Uang kas yang ditahan
setiap saat sebesar C/2, maka :
Persamaan
permintaan uang kas riil Md/P = C/2 = 1/2 ( 2 bT/r) ^2 atau
Md
= 1/2 (2bT/r) ^1/2. P
Implikasi
dari teori Boumol :
·
Tingkat bunga
mempengaruhi permintaa uang untuk transaksi karena adanya opportunity cost
dalam memegann uang.
·
Adanya economies of
scale dalam penggunaan uang, artinya jika ada peningkatan pendapatan ( nilai
transaksi, T) maka persentase kenaikan uang kas yang diinginkan (Md) lebih
kecil daripada kenaikan nilai transaksinya.
·
Permintaa uang kas
untuk tujuan transaksi tergantung pada tingkat bunga serta biaya perantara (
teori keynes : permintaan uang untuk tujuan transaksi hanya tergantung dari
pendapatan).
·
Perkembangan / kemajuan
teknologi yang menyebabkan turunya ongkos/ biaya transaksi akan mengakibatkan
turunya rata-rata kas yang dipegang oleh individu
·
Motif berjaga-jaga
dalam permintaan uang. muncul karena adanya ketidakpastian dalam arus uang
masuk dan keluar.
Sumber :
http://ekaprasetyaa.blogspot.com/2013/01/teori-permintaan-uang-menurut-klasik.html
http://cahyosman4lahat.blogspot.com/2011_05_01_archive.html
Teori Permintaan Uang
Reviewed by JANIEZ
on
November 24, 2018
Rating:
No comments: