MANAJEMEN PRODUKSI
Pengertian Produksi
Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan
menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan
faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, danskills
(organizational, managerial and technical skills).
Pengertian Manajemen Produksi menurut
beberapa ahli di antaranya :
1.
Manajemen produksi adalah serangkaian aktivitas yang
menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi
output (Heizer dan Render, 2011:4).
2.
Manajemen produksi adalah suatu ilmu yang membahas
secara komprehensif bagaimana pihak manajemen produksi perusahaan mempergunakan
ilmu dan seni yang dimiliki dengan mengarahkan dan mengatur orang-orang untuk
mencapai suatu hasil produksi yang diinginkan (Irham Fahmi, 2012:3).
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa
manajemen produksi memiliki hubungan erat dengan proses produksi yang memiliki
tujuan untuk menambah nilai guna barang maupun jasa yang dihasilkan. Untuk
menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik yang sesuai dengan
standar yang ditentukan, maka perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan
proses produksinya.
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang
mempunyai peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai
tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang
berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang
dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen
produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses
produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Aspek-aspek manajemen produksi meliputi ;
A.
Perencanaan produksi
Bertujuan agar dilakukanya persiapan yang sistematis bagi produksi yang
akan dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi dalam perencanaan produksi:
1. Jenis barang
yang diproduksi
2. Kualitas
barang
3. Jumlah
barang
4. Bahan baku
5. Pengendalian
produksi
B.
Pengendalian produksi
Bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal demi biaya seoptimal mungkin.
Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain :
1. Menyusun
perencanaan
2. Membuat
penjadwalan kerja
3. Menentukan
kepada siapa barang akan dipasarkan.
C.
Pengawasan produksi
Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Kegiatanya meliputi :
1. Menetapkan
kualitas
2. Menetapkan
standar barang
3. Pelaksanaan
produksi yang tepat waktU
Perkembangan Manajemen Produksi
Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya
faktor :
1. Adanya
pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi:
Agar
produksi efektif dan efisien, produsen hendaknya menggunakan metode ilmiah dan
azas-azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan
kualitas produksi yang lebih baik bila disertai dengan pengolahan yang baik.dan akan
mengurangi biaya produksi sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang
lebih tinggi.
2. Revolusi
Industri
Revolusi
Industri merupakan suatu peristiwa penggantian tenaga manusia dengan tenaga
mesin. Revolusi itu merupakan perubahan dan pembaharuan radikal dan cepat
dibidang perdagangan, industri, dan tekhnik di Eropa. Dampaknya pengusaha besar
dapat meningkatkan perdagangannya,sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan
kerja yang masih kuno,menjadi terdesak.
Perkembangan
revolusi industri terlihat pada :
1.
Bertambahnya penggunaan mesin
2.
Efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja
3.
Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan
komunikasi.
4.
Meluasnya sistem perbankan dan perkreditan.
Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran.
Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran.
3. Perkembangan
alat dan tekhnologi yang mencakup penggunaan komputer
Sehingga
pada banyak hal manajer produsi mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam
bisnisnya.
4. Perkembangan
ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan
model keputusan.
Penggunaan
metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan memungkinkan ditemukannya metode kerja
terbaik dengan pendekatan sebagai berikut :
1. Pengamatan
(observasi) atas metode kerja yang berlaku
2. Pengamatan
terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analisis ilmiah
3. Pelatihan pekerja
dengan metode baru
4. Pemanfaatan
umpan balik dalam pengelolaa atas proses kerja.
Proses Produksi
Proses
produksi yang berjalan dengan lancar dan baik merupakan suatu hal yang sangat
diharapkan oleh suatu perusahaan. Untuk mewujudkan proses produksi agar selalu
berjalan dengan baik, maka dibutuhkan suatu manajemen yang bisa mengelola
keseluruhan kegiatan produksi tersebut.
Proses
Produksi dapat ditinjau dari 2 segi yaitu:
Proses Operasi / Produksi adalah serangkaian metode dan teknologi yang digunakan dalam memproduksi barang atau jasa.
Proses Operasi / Produksi adalah serangkaian metode dan teknologi yang digunakan dalam memproduksi barang atau jasa.
Jenis
produksi dapat diklasifikasikan menurut perbedaan dalam proses-proses
operasinya. Barang-barang produk berdasarkan apakah proses operasinya
mengkombinasikan sumber daya atau dipecah menjadi beberapa bagian komponen.
Kita dapat menjabarkan jasa berdasarkan tingkat kontak dengan pelanggan yang
dibutuhkan.
Proses
Pabrikasi Barang : Proses Analitis vs Sintetis
Seluruh proses pabrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat analitis atau sintetis dari proses transformasi.
Seluruh proses pabrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat analitis atau sintetis dari proses transformasi.
a.
Proses analitis: proses produksi yang menguraikan
sumber-sumber daya menjadi komponen untuk menciptakan produk-produk jadi.
b.
Produksi sintetis : proses produksi yang
mengkombinasikan bahan-bahan mentah untuk memproduksi suatu barang jadi.
Proses jasa
: Tingkat kontak dengan pelanggan
Satu cara mengklasifikasikan jasa adalah menanyakan apakah suatu jasa tertentu dapat diberikan tanpa pelanggan menjadi bagian dalam sistem produksi.
Satu cara mengklasifikasikan jasa adalah menanyakan apakah suatu jasa tertentu dapat diberikan tanpa pelanggan menjadi bagian dalam sistem produksi.
a.
Proses kontak tinggi: Tingkat kontak antara jasa
dengan konsumen dimana konsumen menerima jasa sebagai bagian dari sistem.
Misalnya jasa transportasi.
b.
Proses kontak rendah: tingkat kontak antara jasa
dengan konsumen dimana konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem dalam
menerima jasa. Misalnya penyetoran giro di bank, nasabah tidak mengikuti
proses perbankannya.
Dapat pula ditinjau dalam segi:
1. Kelangsungan
hidup
a.
Produksi terus-menerus (Continous Production)
Dilakukan
sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-barang.walaupun terjadi perubahan
bentuk barang-barangtetapi tidak mengubah susunan dan fungsi alat-alat mesin.
Proses ini menghasilkan produk yang standar (massal).
b.
Produksi yang terputus-putus (Intermitten Production)
Proses produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan sehingga harus mengatur kembali alat-alat dan penyesuaian terus-menerus dil;akukan sesuai tuntutan produk yang akan dihasilakan.
Proses produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan sehingga harus mengatur kembali alat-alat dan penyesuaian terus-menerus dil;akukan sesuai tuntutan produk yang akan dihasilakan.
2. Teknik.
a.
Proses Ekstraktif :Proses
pengambilan langsung dari alam seperti kayu, perikanan, pertambangan.
b.
Proses Analitis: Proses memisahkan bahan-bahan seperti
minyak mentah menjadi minyak bersih.
c.
Proses Pengubahan: Proses perubahan bentuk seperti
alat-alat rumah tangga.
d.
Proses Sintetis
: Proses mencampur dengan unsur-unsur lain seperti bahan-bahan
kimia.
Pengambilan Keputusan Dalam
Manajemen Produksi
Dilihat dari kondisi keputusan yang
harus diambil, dibedakan menjadi:
1.
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti.
2.
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung
resiko.
3.
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4.
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul
karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang Produksi Mempunyai 5 Tanggung
Jawab keputusan Utama, yaitu :
a.
Proses
b.
Kapasitas
c.
Persediaan
d.
Tenaga Kerja
e.
Mutu/Kualitas
Ruang Lingkup Manajamen Produksi:
1.
Perencanaan system produksi
2.
Perencanaan operasi dan system pengendalian produksi
yang meliputi:
a.
Seleksi dan design hasil produksi (produk).
b.
Seleksi dan perancangan proses serta peralatan.
c.
Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi.
d.
Perancangan tata letak (Lay out) dan arus kerja atau
proses.
e.
Perancangan tugas.
f.
Strategi produksi dan operasi serta pemilihan
kapasitas.
Fungsi dan Sistem Produksi dan
Operasi
Fungsi produksi dan operasi berkaitan
dengan pertanggungjawaban dalam pegolahan dan pengubahan masukan (input)
menjadi keluaran atau output berupa barang atau jasa yang memberikan pendapatan
bagi perusahaan. Berikut ini ada 4 fungsi terpenting dalam poduksi dan
operasi:
1.
Proses Pengolahan.
2.
Jasa-jasa penunjang.
3.
Perencanaan.
4.
Pengendalian atau pengawasan.
Sistem
Produksi dan Operasi
Sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan
unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu, dan menyeluruh dalam
pentransformasian masukan dan pengeluaran.
Lokasi dan Lay Out Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting, karena
mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya.
Penentuan lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik.
Tujuannya adalah agar perusahaan
dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi
memperhatikan faktor biaya produksi dan biaya distribusi barang yang dihasilkan
dan faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik:
a. Faktor utama:
·
Lingkungan masyarakat.
·
Kedekatan dengan pasar.
·
Tenaga kerja.
·
Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok.
·
Fasilitas dan biaya transportasi.
·
Sumber daya alam lainnya.
b. Faktor
sekunder:
·
Harga tanah.
·
Dominasi masyarakat.
·
Peraturan tenaga kerja.
·
Rencana tata ruang.
·
Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing.
·
Tingkat pajak.
·
Cuaca atau iklim.
·
Keamanan
·
Peraturan lingkungan hidup
Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya:
·
Dekat dengan pasar
·
Dekat dengan sumber bahan baku saja
·
Tersedia tenaga kerja
Perangkap
Dalam Pemilihan Lokasi
·
Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja .
·
Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya
jelek sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi.
·
Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi
fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun.
·
Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.
Tahap
Pemlihan Lokasi Pabrik
·
Melihat kemungkinan beberapa alternatif daerah yang
akan dipilih.
·
Melihat pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk
menentukan lokasi pabrik.
·
Mempertimbangkan dan menilai alternatif pilihan yang
menguntungkan.
TAHAPAN DALAM MANAJEMEN PRODUKSI
Untuk
mendapatkan hasil produksi yang sesuai dengan target kita harus melalui
beberapa tahapan mulai dari perencanaan hingga eksekusi. Jika satu tahapan ini
terlewati maka hasil produksi kita tidak bisa maksimal dan akan berpengaruh
pada kelangsungan perusahaan. Berikut adalah tahapan manajemen produksi:
1.
PERENCANAAN PRODUKSI
Pada tahap
awal ini seluruh rencana produksi dibahas, bagaimana produksi nanti kedepanya.
Dalam tahap ini juga setiap anggota tim bisa mengajukan ide produk
baru yang relevan dan efektif untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Perencanaan produksi ini harus menentukan beberapa hal dalam prosesnya.
Hal-hal tersebut adalah jenis barang yang akan diproduksi, bagaimana kualitas
barang, berapa jumlah barang, dari mana bahan baku, dan bagaimana
pengendalian produksi.
2.
PENGENDALIAN PRODUKSI
Rencana produksi yang telah dibuat tadi
perlu dilaksanakan. Nah agar berjalan sesuai dengan rencana tersebut kita perlu
melakukan pengendalian atau kontrol pada proses produksi. Proses ini juga bisa
disebut sebagai proses penentuan rincian teknis.
Beberapa hal yang dilakukan dalam
pengendalian produksi itu seperti pengaturan jadwal kerja, pengaturan detail
rencana sistem kerja, dan lain sebagainya. Tujuan tahap pengendalian produksi
ini adalah mengontrol hasil produksi agar bisa berjalan dengan efektif dan
efisien.
3. PENGAWASAN PRODUKSI
Pada saat proses produksi berlangsung,
harus ada pengawasan yang dilakukan. Tujuannya agar hasil produksi yang
dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, ontime,
tidak kekurangan atau kelebihan budget, produk sesuai dengan standar
kualitas, dan lain sebagainya hingga pada bagian siap untuk diluncurkan ke
pasar.
4.
FAKTOR PENDUKUNG MANAJEMEN PRODUKSI
Manajemen produksi yang telah terlaksana
dapat berkembang dengan baik dengan dipengaruhi dua faktor. Faktor
pertama division of labour atau pembagian tugas yang
tepat. Untuk mencapai produk berkualitas maka pembagian kerja yang tepat bisa
membantu produksi lebih efektif dan efesien serta terjaga kebaikannya.
Faktor yang kedua yaitu melakukan
revolusi industri. Apa itu revolusi industri? Pada konteks manajemen
produksi revolusi industri yang dimaksud adalah pergantian tenaga manusia
dengan mesin atau robot dalam proses produksi.
Dengan begitu target
produksi dapat tercapai dan juga karyawan akan berusaha meningkatkan keahlian
yang dimiliki agar dapat bersaing. Sayangnya revolusi industri ini belum bisa
digunakan oleh usaha kecil yang masih
menggunakan cara tradisional.
Seperti yang dikutip
dari pengertianmanajemen.net, revolusi industri dapat dilihat melalui beberapa
aspek diantaranya :
1. Penggunaan
mesin semakin banyak
2. Efisiensi
produksi batu bara sebagai bahan bakar, dan besi serta baja sebagai bahan utama
3. Pembangunan
infrastruktur semakin berkembang seperti jalur kereta api, alat transportasi,
jaringan komunikasi, dan pasokan listrik yang memadai
4. Meluasnya
sistem perbankan dan
pengkreditan untuk menjangkau masyarakat daerah yang membutuhkan modal untuk mengembangkan produksinya.
Dengan memanfaatkan faktor-faktor ini,
pertumbuhan yang dihasilkan dari manajemen produksi akan semakin pesat. Selain
itu proses manajemen produksi juga akan terbantu.
Ruang
Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi
merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam
mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Manajemen produksi
dapat diterapkan di berbagai jenis organisasi atau perusahaan seperti industri
manufaktur, perkebunan, pertanian, UKM maupun di bidang jasa.
Manajemen produksi
juga diperlukan dalam pengaturan bangunan atau ruangan, mesin maupun peralatan,
proses dalam produksi, pengaturan tenaga kerja dan berbagai kegiatan operasi
lainnya. Kegiatan produksi ini dapat dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu
organisasi manufaktur dan organisasi jasa.
Ruang lingkup
manajemen produksi memiliki tiga kategori keputusan atau kebijakan utama yang
tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:
1.
Keputusan atau kebijakan mengenai desain. Desain dalam
hal ini tergolong tipe keputusan berjangka panjang, dan dalam arti yang luas
meliputi penentuan desain dari produk yang akan dihasilkan, desain atau lokasi
dan tata letak pabrik, desain atas kegiatan pengadaan masukan yang diperlukan,
desain atas metode dan teknologi pengolahan, desain atas organisasi perusahaan,
dan desain atas job description dan job specification.
2.
Keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi
(operations). Keputusan oprasi ini berjangka pendek,
berkaitan dengan keputusan taktis, dan operasi. Di dalamnya terkait jadwal
produksi, gilir kerja (Shift) dari personal pabrik, anggaran produksi, jadwal
penyerahan masukan ke subsistem pengolahan, dan jadwal penyerahan keluaran ke
pelanggan atau penyelesaian produk.
3.
Keputusan atau kebijakan perbaikan terus-menerus dari
sistem operasi. Karena sifatnya berkesinambungan (terus-menerus), maka
kebijakan tersebut bersifat rutin. Kegiatan yang terakup di dalamnya pada
pokoknya meliputi perbaikan terus-menerus dari mutu keluaran, keefektifan dan
keefisienan sistem, kapasitas dan kompetensi dari para pekerja, perawatan
sarana kerja atau mesin, serta perbaikan terus-menerus atas metode penyelesaian
atau pengerjaan produk.
Berdasarkan hal
tersebut maka dari itu dalam penentuan jumlah persediaan merupakan bagian dari
keputusan dan kebijakan transformasi (operasional) yang bersifat jangka pendek.
Pengendalian persediaan merupakan kegiatan perusahaan yang sangat penting
karena penentuan persediaan dapat meminimalkan biaya persediaan dengan mencari
jumlah persediaan yang optimal sehingga dapat menurunkan biaya persediaan.
Fungsi
Manajemen Produksi
Secara umum fungsi
produksi terkait dengan pertanggung jawaban dalam pengolahan dan
pentransformasian masukan (input) menjadi keluaran (output) berupa barang atau
jasa yang akan memberikan hasil pendapat bagi perusahaan (Sofjan Assauri,
2004:22).
Pelaksanaan fungsi
tersebut diperlukan serangkaian kegiatan yang merupakan keterkaitan dan menyatu
serta menyeluruh sebagai suatu sistem. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
fungsi produksi ini dilaksanakan oleh beberapa bagian yang terdapat pada suatu
perusahaan, baik itu perusahaan besar ataupun perusahaan kecil.
Empat fungsi
terpenting dalam fungsi produksi Menurut Sofjan Assauri (2004 : 22)
adalah:
1.
Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang
digunakan untuk pengolahan masukan (input).
2.
Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa
pengorganisasian yang perlu untuk penetapan dan metode yang akan dijalankan
sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3.
Perencanaan, merupakan keterkaitan dan
pengorganisasian dari kegiatan produksi yang akan dilakukan dalam suatu dasar
waktu atau periode tertentu.
4.
Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk
menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga
maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (input) pada
kenyataannya dapat dilaksanakan.
Perkembangan Manajemen Produksi
Ada beberapa faktor
yang dapat menunjang perkembangan manajemen produksi, faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah:
1.
Pembagian kerja dan tugas (division of labour)
serta spesialisasi.
Untuk mencapai
produk berkualitas maka pembagian kerja merupakan salah satu solusi yang tepat
karena dengan begini produksi bisa lebih efektif dan efesien. Selain itu,
dengan adanya cara pembagian kerja hasil produksi akan lebih baik karena
disertai dengan pengolahan yang baik.
2. Revolusi
Industri.
Sebagaimana kita
ketahui bersama bahwa revolusi industri adalah suatu masa dimana tenaga kerja
digantikan dengan tenaga mesin. Dampak yang dihasilkan dari revolusi industri
dianataranya adalah meningkatnya produk yang dihasilkan dengan bantuan mesin,
sedangkan para pengusaha kecil terdesak karena peralatan kerja yang masih
tradisional. Salah satu tanda terjadinya revolusi industri adalah banyaknya
penggunaan mesin dalam berbagai aktivitas produksi.
Fungsi dan
tugas manajemen pemasaran
- Mengamati segala sesuatu yang dibutuhkan oleh
konsumen
- Senantiasa berinovasi terhadap produk-produk yang
dihasilkan untuk menciptakan rasa puas bagi pasar dan konsumen
- Mendesain produk dan kemasan agar lebih menarik
konsumen
- Megontrol pendistribusian barang dan selalu memeriksa
penjualan
- Mendesain cara berkomunikasi yang efektif dan
efisien kepada konsumen
- Mengatur harga untuk memperoleh Return on
Investment yang lebih optimal.
Konsep
pemasaran
Dalam konsep pemasaran yang menjadi kunci untuk
mencapai sebuah tujuan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar atau
konsumen, selain itu juga memberikan kepuasan kepada konsumen, berupa
kelebihan-kelebihan produk dibandingkan produk lain.
Menurut JC. Panney Sebelum menjual suatu barang
perhatikan beberapa konsep pemasaran berikut ini.
- Amati dan temukan kebutuhan pasar serta sebisa
mungkin penuhilah kebutuhan mereka
- Buatlah barang yang bisa dijual bukan menjual
barang yang bisa dibuat
- Lebih mencintai pelanggan dibandingkan produk
yang kita pasarkan
- Kamu adalah penentu kesuksesan, jadi lakukanlah
sesuai dengan cara yang kamu pilih
- Mencurahkan segala tenaga untuk menghargai suatu
nilai uang yang sarat akan kualitas dan kepuasan.
Manajemen
Oprasinal di sini adalah :
1. Bertanggung
jawab untuk memproduksi barang dan jasa dalam organisasi.
2. Studi
tentang pengambilan keputusan dalam fungsi operasi.
Ada
tiga hal yang perlu diperhatikan:
1. Fungsi
: manajer operasi bertanggung jawab untuk mengelola departemen atau fungsi Dalam
organisasi yang memproduksi barang dan jasa.
2. Sistem
: mengacu pada sistem transformasi yang memproduksi barang dan jasa.
3. Keputusan
: menyatakan pengambilan keputusan sebagai unsur penting dalam manajemen
Oprasional.
Oprasional.
Tugas
dari manajemen produksi ada dua yakni:
1. Merancang
system produksi
2. Mengoperasikan
suatu system produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang ditentukan.
Proses produksi meliputi :
Proses produksi meliputi :
a.
Proses ekstraktif, contoh pertambangan
batu bara, pertambangan timah.
b.
Proses fabrikasi, contoh perusahaan
mebel, perusahaan tas.
c.
Proses analitik, contoh minyak bumi
diproses menjadi bensin, solar dan kerosin.
d.
Proses sintetik, contoh proses pembuatan
obat, pengolahan baja.
e.
Proses perakitan, contoh perusahaan
televisi, perusahaan industry mobil dan motor.
f.
Proses penciptaan jasa-jasa
administrasi, contoh lembaga konsultasi dalam bidang administrasi keuangan.
Manajer produksi dan operasi membuat
keputusan-keputusan mengenai fungsi produksi dan operasi, serta sistem
transformasi yang dipergunakan. Dari uraian ini terdapat tiga pengertian yang
penting mendukung pelaksanaan kegiatan Manajemen Produksi dan Operasi, yaitu
fungsi, sistem dan keputusan.
Pertama,
mengenai fungsi dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi dan operasi
bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi dalam organisasi yang
menghasilkan barang atau jasa. Jadi istilah produksi dan operasi dipergunakan
untuk menunjukkan fungsi yang menghasilkan barang atau jasa. Sehingga produksi
atau operasi sama halnya dengan pemasaran dan keuangan atau pembelanjaan
sebagai salah satu fungsi organisasi perusahaan dan merupakan salah satu fungsi
bisnis.
Kedua,
mengenai sistem, dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem transformasi
yang menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak hanya pada
pemahaman produksi dan operasinya, tetapi yang lebih penting lagi adalah
sebagai dasar untuk perancangan dan penganalisisan operasi produksi, yang
terdapat dalam proses pengkonversian di dalam persahaan. Dalam hal kita
berbicara tentang sistem keseluruhan dalam perusahaan, dimana terkait dengan
bidang-bidang fungsi lain diluar produksi dan operasi.
Akhirnya,
tentang keputusan, dimana unsur yang terpenting di dalam manajemen prosuksi dan
operasi adalah pengambilan keputusan. Oleh karena seluruh manajer bertugas dan
tidak terlepas dengan hal pengambilan keputusan, maka penekanan utama dalam
pembahasan manajemen produksi dan operasi adalah proses pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan dalam manajemen produksi dan operasi, terdapat di dalam
proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu.
Sumber :
http://rocketmanajemen.com/manajemen-produksi/
Manajemen Produksi
Reviewed by JANIEZ
on
November 28, 2017
Rating:
No comments: