My EKO Notes

Materi Seputar Ekonomi

Manajemen Produksi

MANAJEMEN PRODUKSI
Pengertian Produksi
Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, danskills (organizational, managerial and technical skills).
Pengertian Manajemen Produksi menurut beberapa ahli di antaranya :
1.      Manajemen produksi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output (Heizer dan Render, 2011:4).
2.      Manajemen produksi adalah suatu ilmu yang membahas secara komprehensif bagaimana pihak manajemen produksi perusahaan mempergunakan ilmu dan seni yang dimiliki dengan mengarahkan dan mengatur orang-orang untuk mencapai suatu hasil produksi yang diinginkan (Irham Fahmi, 2012:3).

Berdasarkan  pengertian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen produksi memiliki hubungan erat dengan proses produksi yang memiliki tujuan untuk menambah nilai guna barang maupun jasa yang dihasilkan. Untuk menghasilkan produk yang memiliki  kualitas yang baik yang sesuai dengan standar yang ditentukan, maka perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan proses produksinya.

Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Aspek-aspek manajemen produksi meliputi ;
A.    Perencanaan produksi
Bertujuan agar dilakukanya persiapan yang sistematis bagi produksi yang akan dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi dalam perencanaan produksi:
1.      Jenis barang yang diproduksi
2.      Kualitas barang
3.      Jumlah barang
4.      Bahan baku
5.      Pengendalian produksi

B.     Pengendalian produksi
Bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal demi biaya seoptimal mungkin. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain :
1.      Menyusun perencanaan
2.      Membuat penjadwalan kerja
3.      Menentukan kepada siapa barang akan dipasarkan.

C.     Pengawasan produksi
Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatanya meliputi :
1.      Menetapkan kualitas
2.      Menetapkan standar barang
3.      Pelaksanaan produksi yang tepat waktU
Perkembangan Manajemen Produksi
Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya faktor :
1.      Adanya pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi:
Agar produksi efektif dan efisien, produsen hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bila disertai dengan pengolahan yang baik.dan akan mengurangi biaya produksi sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi.
2.      Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Revolusi itu merupakan perubahan dan pembaharuan radikal dan cepat dibidang perdagangan, industri, dan tekhnik di Eropa. Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya,sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
1.      Bertambahnya penggunaan mesin
2.      Efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja
3.      Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan komunikasi.
4.      Meluasnya sistem perbankan dan perkreditan.
Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran.
3.      Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup penggunaan komputer
Sehingga pada banyak hal manajer produsi mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam bisnisnya.
4.      Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model keputusan.
Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan memungkinkan ditemukannya metode kerja terbaik dengan pendekatan sebagai berikut :
1.      Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku
2.      Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analisis ilmiah
3.      Pelatihan pekerja dengan metode baru
4.      Pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaa atas proses kerja. 
Proses Produksi
Proses produksi yang berjalan dengan lancar dan baik merupakan suatu hal yang sangat diharapkan oleh suatu perusahaan. Untuk mewujudkan proses produksi agar selalu berjalan dengan baik, maka dibutuhkan suatu manajemen yang bisa mengelola keseluruhan kegiatan produksi tersebut.
Proses Produksi dapat ditinjau dari 2 segi yaitu:
Proses Operasi / Produksi adalah serangkaian metode dan teknologi yang digunakan dalam memproduksi barang atau jasa.
Jenis produksi dapat diklasifikasikan menurut perbedaan dalam proses-proses operasinya. Barang-barang produk berdasarkan apakah proses operasinya mengkombinasikan sumber daya atau dipecah menjadi beberapa bagian komponen. Kita dapat menjabarkan jasa berdasarkan tingkat kontak dengan pelanggan yang dibutuhkan.
Proses Pabrikasi Barang : Proses Analitis vs Sintetis
Seluruh proses pabrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat analitis atau sintetis dari proses transformasi.
a.       Proses analitis: proses produksi yang menguraikan sumber-sumber daya menjadi komponen untuk menciptakan produk-produk jadi.
b.      Produksi sintetis : proses produksi yang mengkombinasikan bahan-bahan mentah untuk memproduksi suatu barang jadi.
Proses jasa : Tingkat kontak dengan pelanggan
Satu cara mengklasifikasikan jasa adalah menanyakan apakah suatu jasa tertentu dapat diberikan tanpa pelanggan menjadi bagian dalam sistem produksi.
a.       Proses kontak tinggi: Tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana konsumen menerima jasa sebagai bagian dari sistem. Misalnya jasa transportasi.
b.      Proses kontak rendah: tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem dalam menerima jasa. Misalnya penyetoran  giro di bank, nasabah tidak mengikuti proses perbankannya.
Dapat pula ditinjau dalam segi:
1.      Kelangsungan hidup
a.       Produksi terus-menerus (Continous Production)
Dilakukan sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-barang.walaupun terjadi perubahan bentuk barang-barangtetapi tidak mengubah susunan dan fungsi alat-alat mesin. Proses ini menghasilkan produk yang standar (massal).
b.      Produksi yang terputus-putus (Intermitten Production)
Proses produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan sehingga harus mengatur kembali alat-alat dan penyesuaian terus-menerus dil;akukan sesuai tuntutan produk yang akan dihasilakan.
2.      Teknik.
a.       Proses Ekstraktif    :Proses pengambilan langsung dari alam seperti kayu, perikanan, pertambangan.
b.      Proses Analitis: Proses memisahkan bahan-bahan seperti minyak mentah menjadi minyak bersih.
c.       Proses Pengubahan: Proses perubahan bentuk seperti alat-alat rumah tangga.
d.      Proses Sintetis        : Proses mencampur dengan unsur-unsur lain seperti bahan-bahan kimia.
Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil, dibedakan menjadi:
1.      Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti.
2.      Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko.
3.      Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4.      Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang Produksi Mempunyai 5 Tanggung Jawab keputusan Utama, yaitu :
a.       Proses
b.      Kapasitas
c.       Persediaan
d.      Tenaga Kerja
e.       Mutu/Kualitas
Ruang Lingkup Manajamen Produksi:
1.      Perencanaan system produksi
2.      Perencanaan operasi dan system pengendalian produksi yang meliputi:
a.       Seleksi dan design hasil produksi (produk).
b.      Seleksi dan perancangan proses serta peralatan.
c.       Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi.
d.      Perancangan tata letak (Lay out) dan arus kerja atau proses.
e.       Perancangan tugas.
f.       Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas.
Fungsi dan  Sistem Produksi dan Operasi
Fungsi produksi dan operasi berkaitan dengan pertanggungjawaban dalam pegolahan dan pengubahan masukan (input) menjadi keluaran atau output berupa barang atau jasa yang memberikan pendapatan bagi perusahaan.  Berikut ini ada 4 fungsi terpenting dalam poduksi dan operasi:
1.      Proses Pengolahan.
2.      Jasa-jasa penunjang.
3.      Perencanaan.
4.      Pengendalian atau pengawasan.
Sistem Produksi dan Operasi
Sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu, dan menyeluruh dalam pentransformasian masukan dan pengeluaran.
Lokasi dan Lay Out Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik.
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi dan biaya distribusi barang yang dihasilkan dan faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik:
a.       Faktor utama:
·         Lingkungan masyarakat.
·         Kedekatan dengan pasar.
·         Tenaga kerja.
·         Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok.
·         Fasilitas dan biaya transportasi.
·         Sumber daya alam lainnya.
b.      Faktor sekunder:
·         Harga tanah.
·         Dominasi masyarakat.
·         Peraturan tenaga kerja.
·         Rencana tata ruang.
·         Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing.
·         Tingkat pajak.
·         Cuaca atau iklim.
·         Keamanan
·         Peraturan lingkungan hidup

Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya:
·         Dekat dengan pasar
·         Dekat dengan sumber bahan baku saja
·         Tersedia tenaga kerja


Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi
·         Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja .
·         Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi.
·         Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun.
·         Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.

Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik
·         Melihat kemungkinan beberapa alternatif daerah yang akan dipilih.
·         Melihat pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi pabrik.
·         Mempertimbangkan dan menilai alternatif pilihan yang menguntungkan.
TAHAPAN DALAM MANAJEMEN PRODUKSI
Untuk mendapatkan hasil produksi yang sesuai dengan target kita harus melalui beberapa tahapan mulai dari perencanaan hingga eksekusi. Jika satu tahapan ini terlewati maka hasil produksi kita tidak bisa maksimal dan akan berpengaruh pada kelangsungan perusahaan. Berikut adalah tahapan manajemen produksi:
1.      PERENCANAAN PRODUKSI
Pada tahap awal ini seluruh rencana produksi dibahas, bagaimana produksi nanti kedepanya. Dalam tahap ini juga setiap anggota tim bisa mengajukan ide produk baru yang relevan dan efektif untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Perencanaan produksi ini harus menentukan beberapa hal dalam prosesnya. Hal-hal tersebut adalah jenis barang yang akan diproduksi, bagaimana kualitas barang, berapa jumlah barang, dari mana bahan baku, dan bagaimana pengendalian produksi.


2.      PENGENDALIAN PRODUKSI
Rencana produksi yang telah dibuat tadi perlu dilaksanakan. Nah agar berjalan sesuai dengan rencana tersebut kita perlu melakukan pengendalian atau kontrol pada proses produksi. Proses ini juga bisa disebut sebagai proses penentuan rincian teknis.
Beberapa hal yang dilakukan dalam pengendalian produksi itu seperti pengaturan jadwal kerja, pengaturan detail rencana sistem kerja, dan lain sebagainya. Tujuan tahap pengendalian produksi ini adalah mengontrol hasil produksi agar bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
3.      PENGAWASAN PRODUKSI
Pada saat proses produksi berlangsung, harus ada pengawasan yang dilakukan. Tujuannya agar hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, ontime, tidak kekurangan atau kelebihan budget, produk sesuai dengan standar kualitas, dan lain sebagainya hingga pada bagian siap untuk diluncurkan ke pasar.

4.      FAKTOR PENDUKUNG MANAJEMEN PRODUKSI

Manajemen produksi yang telah terlaksana dapat berkembang dengan baik dengan dipengaruhi dua faktor. Faktor pertama division of labour atau pembagian tugas yang tepat. Untuk mencapai produk berkualitas maka pembagian kerja yang tepat bisa membantu produksi lebih efektif dan efesien serta terjaga kebaikannya.
Faktor yang kedua yaitu melakukan revolusi industri. Apa itu revolusi industri? Pada konteks manajemen produksi revolusi industri yang dimaksud adalah pergantian tenaga manusia dengan mesin atau robot dalam proses produksi.
Dengan begitu target produksi dapat tercapai dan juga karyawan akan berusaha meningkatkan keahlian yang dimiliki agar dapat bersaing. Sayangnya revolusi industri ini belum bisa digunakan oleh usaha kecil yang masih menggunakan cara tradisional.
Seperti yang dikutip dari pengertianmanajemen.net, revolusi industri dapat dilihat melalui beberapa aspek diantaranya :
1.    Penggunaan mesin semakin banyak
2.    Efisiensi produksi batu bara sebagai bahan bakar, dan besi serta baja sebagai bahan utama
3.    Pembangunan infrastruktur semakin berkembang seperti jalur kereta api, alat transportasi, jaringan komunikasi, dan pasokan listrik yang memadai
4.    Meluasnya sistem perbankan dan pengkreditan untuk menjangkau masyarakat daerah yang membutuhkan modal untuk mengembangkan produksinya.

Dengan memanfaatkan faktor-faktor ini, pertumbuhan yang dihasilkan dari manajemen produksi akan semakin pesat. Selain itu proses manajemen produksi juga akan terbantu.

Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Manajemen produksi dapat diterapkan di berbagai jenis organisasi atau perusahaan seperti industri manufaktur, perkebunan, pertanian, UKM maupun di bidang jasa.
Manajemen produksi juga diperlukan dalam pengaturan bangunan atau ruangan, mesin maupun peralatan, proses dalam produksi, pengaturan tenaga kerja dan berbagai kegiatan operasi lainnya. Kegiatan produksi ini dapat dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu organisasi manufaktur dan organisasi jasa.

Ruang lingkup manajemen produksi memiliki tiga kategori keputusan atau kebijakan utama yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:
1.      Keputusan atau kebijakan mengenai desain. Desain dalam hal ini tergolong tipe keputusan berjangka panjang, dan dalam arti yang luas meliputi penentuan desain dari produk yang akan dihasilkan, desain atau lokasi dan tata letak pabrik, desain atas kegiatan pengadaan masukan yang diperlukan, desain atas metode dan teknologi pengolahan, desain atas organisasi perusahaan, dan desain atas job description dan job specification.
2.      Keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi (operations). Keputusan oprasi ini berjangka pendek, berkaitan dengan keputusan taktis, dan operasi. Di dalamnya terkait jadwal produksi, gilir kerja (Shift) dari personal pabrik, anggaran produksi, jadwal penyerahan masukan ke subsistem pengolahan, dan jadwal penyerahan keluaran ke pelanggan atau penyelesaian produk.
3.      Keputusan atau kebijakan perbaikan terus-menerus dari sistem operasi. Karena sifatnya berkesinambungan (terus-menerus), maka kebijakan tersebut bersifat rutin. Kegiatan yang terakup di dalamnya pada pokoknya meliputi perbaikan terus-menerus dari mutu keluaran, keefektifan dan keefisienan sistem, kapasitas dan kompetensi dari para pekerja, perawatan sarana kerja atau mesin, serta perbaikan terus-menerus atas metode penyelesaian atau pengerjaan produk.

Berdasarkan hal tersebut maka dari itu dalam penentuan jumlah persediaan merupakan bagian dari keputusan dan kebijakan transformasi (operasional) yang bersifat jangka pendek. Pengendalian persediaan merupakan kegiatan perusahaan yang sangat penting karena penentuan persediaan dapat meminimalkan biaya persediaan dengan mencari jumlah persediaan yang optimal sehingga dapat menurunkan biaya persediaan.



Fungsi Manajemen Produksi
Secara umum fungsi produksi terkait dengan pertanggung jawaban dalam pengolahan dan pentransformasian masukan (input) menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa yang akan memberikan hasil pendapat bagi perusahaan (Sofjan Assauri, 2004:22).
Pelaksanaan fungsi tersebut diperlukan serangkaian kegiatan yang merupakan keterkaitan dan menyatu serta menyeluruh sebagai suatu sistem. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan fungsi produksi ini dilaksanakan oleh beberapa bagian yang terdapat pada suatu perusahaan, baik itu perusahaan besar ataupun perusahaan kecil.
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi  Menurut Sofjan Assauri (2004 : 22) adalah:
1.         Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (input).
2.         Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan dan metode yang akan dijalankan sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3.         Perencanaan, merupakan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.
4.         Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (input) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.

Perkembangan Manajemen Produksi
Ada beberapa faktor yang dapat menunjang perkembangan manajemen produksi, faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
1.      Pembagian kerja dan tugas (division of labour) serta spesialisasi.
Untuk mencapai produk berkualitas maka pembagian kerja merupakan salah satu solusi yang tepat karena dengan begini produksi bisa lebih efektif dan efesien. Selain itu, dengan adanya cara pembagian kerja hasil produksi akan lebih baik karena disertai dengan pengolahan yang baik.
2.      Revolusi Industri.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa revolusi industri adalah suatu masa dimana tenaga kerja digantikan dengan tenaga mesin. Dampak yang dihasilkan dari revolusi industri dianataranya adalah meningkatnya produk yang dihasilkan dengan bantuan mesin, sedangkan para pengusaha kecil terdesak karena peralatan kerja yang masih tradisional. Salah satu tanda terjadinya revolusi industri adalah banyaknya penggunaan mesin dalam berbagai aktivitas produksi.
Fungsi dan tugas manajemen pemasaran
  • Mengamati segala sesuatu yang dibutuhkan oleh konsumen
  • Senantiasa berinovasi terhadap produk-produk yang dihasilkan untuk menciptakan rasa puas bagi pasar dan konsumen
  • Mendesain produk dan kemasan agar lebih menarik konsumen
  • Megontrol pendistribusian barang dan selalu memeriksa penjualan
  • Mendesain cara berkomunikasi yang efektif dan efisien kepada konsumen
  • Mengatur harga untuk memperoleh Return on Investment yang lebih optimal.





Konsep pemasaran
Dalam konsep pemasaran yang menjadi kunci untuk mencapai sebuah tujuan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar atau konsumen, selain itu juga memberikan kepuasan kepada konsumen, berupa kelebihan-kelebihan produk dibandingkan produk lain.
Menurut JC. Panney Sebelum menjual suatu barang perhatikan beberapa konsep pemasaran berikut ini.
  1. Amati dan temukan kebutuhan pasar serta sebisa mungkin penuhilah kebutuhan mereka
  2. Buatlah barang yang bisa dijual bukan menjual barang yang bisa dibuat
  3. Lebih mencintai pelanggan dibandingkan produk yang kita pasarkan
  4. Kamu adalah penentu kesuksesan, jadi lakukanlah sesuai dengan cara yang kamu pilih
  5. Mencurahkan segala tenaga untuk menghargai suatu nilai uang yang sarat akan kualitas dan kepuasan.

Manajemen Oprasinal di sini adalah :
1.      Bertanggung jawab untuk memproduksi barang dan jasa dalam organisasi.
2.      Studi tentang pengambilan keputusan dalam fungsi operasi.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan:
1.      Fungsi : manajer operasi bertanggung jawab untuk mengelola departemen atau fungsi Dalam organisasi yang memproduksi barang dan jasa.
2.      Sistem : mengacu pada sistem transformasi yang memproduksi barang dan jasa.
3.      Keputusan : menyatakan pengambilan keputusan sebagai unsur penting dalam manajemen
Oprasional.
Tugas dari manajemen produksi ada dua yakni:
1.      Merancang system produksi
2.      Mengoperasikan suatu system produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang ditentukan.
Proses produksi meliputi :
a.         Proses ekstraktif, contoh pertambangan batu bara, pertambangan timah.
b.         Proses fabrikasi, contoh perusahaan mebel, perusahaan tas.
c.         Proses analitik, contoh minyak bumi diproses menjadi bensin, solar dan kerosin.
d.        Proses sintetik, contoh proses pembuatan obat, pengolahan baja.
e.         Proses perakitan, contoh perusahaan televisi, perusahaan industry mobil dan motor.
f.          Proses penciptaan jasa-jasa administrasi, contoh lembaga konsultasi dalam bidang administrasi keuangan.
Manajer produksi dan operasi membuat keputusan-keputusan mengenai fungsi produksi dan operasi, serta sistem transformasi yang dipergunakan. Dari uraian ini terdapat tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan kegiatan Manajemen Produksi dan Operasi, yaitu fungsi, sistem dan keputusan.
Pertama, mengenai fungsi dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi dan operasi bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi dalam organisasi yang menghasilkan barang atau jasa. Jadi istilah produksi dan operasi dipergunakan untuk menunjukkan fungsi yang menghasilkan barang atau jasa. Sehingga produksi atau operasi sama halnya dengan pemasaran dan keuangan atau pembelanjaan sebagai salah satu fungsi organisasi perusahaan dan merupakan salah satu fungsi bisnis.
Kedua, mengenai sistem, dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem transformasi yang menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak hanya pada pemahaman produksi dan operasinya, tetapi yang lebih penting lagi adalah sebagai dasar untuk perancangan dan penganalisisan operasi produksi, yang terdapat dalam proses pengkonversian di dalam persahaan. Dalam hal kita berbicara tentang sistem keseluruhan dalam perusahaan, dimana terkait dengan bidang-bidang fungsi lain diluar produksi dan operasi.
Akhirnya, tentang keputusan, dimana unsur yang terpenting di dalam manajemen prosuksi dan operasi adalah pengambilan keputusan. Oleh karena seluruh manajer bertugas dan tidak terlepas dengan hal pengambilan keputusan, maka penekanan utama dalam pembahasan manajemen produksi dan operasi adalah proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam manajemen produksi dan operasi, terdapat di dalam proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu.
Sumber :

http://rocketmanajemen.com/manajemen-produksi/

Manajemen Produksi Manajemen Produksi Reviewed by JANIEZ on November 28, 2017 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.