My EKO Notes

Materi Seputar Ekonomi

Balanced Scorecard

BALANCED SCORECARD
1.      Pengertian Balanced Scorecard
Balanced scorecard terdiri dari dua kata, balanced artinya berimbang dan scorecard artinya kartu skor pekerjaan atau kartu prestasi kerja orang atau organisasi.
Kaplan dan Norton menjelaskan bahwa Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran financial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi yang dituangkan dalam empat perspektif yaitu financial, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Selanjutnya Kaplan dan Norton menjelaskan bahwa Balanced Scorecard sebagai sebuah sistem manajemen, artinya semua ukuran financial dan non financial harus menjadi bagian dari sistem informasi bagi semua pekerja di semua tingkat perusahaan. semua pekerja harus memahami bahwa aktivitas mereka adalah biaya yang harus diperhitungkan manfaatnya (benefitnya); seua aktivitas harus mempunyai tujuan bisnis yang menguntungkan dan harus di ukur dengan satuan uang, oleh sebab itu semua pekerja harus berinisiatif bekerja efektif dan efisien dan berpikir strategis (jangka panjang).
2.      Perkembangan Perusahaan
Dunia bisnis adalah kegiatan yang terus menerus berubah dan berkembang. Hal itu disebabkan karena cirri khususnya adalah persaingan. persaingan melahirkan inovasi teknologi alat produksi, alat pemasaran, alat keuangan, dan alat keuangan kinerja. Perubahan, perkembangan, dan inovasi itu merupakan proses pembelajaran bagi manajemen untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan, laba, dan nilai perusahaan.

Pengukuran kinerja keuangan intinya adalah:
1)      Kepuasan pemilik (owner satisfaction) melalui return on equity (ROE) yang dirinci menjadi bauran penjualan (sales mix). Perputaran harta (assets turnover), dan laba bersih atas penjualan (net profit margin).
2)      pengukuran pelanggan intinya adalah kepuasan pelanggan (customer satisfaction) yang dirinci menjadi jumlah pelanggan baru, jumlah pelanggan yang tidak menjadi pelanggan, dan kecepatan melayani pelanggan.
3)      Pengukuran proses bisnis internal intinya adalah efektivitas dan efisiensi yang dirinci siklus waktu (cycle time), penyerahan tepat waktu (on time delivery), dan siklus efektivitas (cycle effectiveness).
4)      Pengukuran pembelajaran dan pertumbuhan intinya adalah kepuasan karyawan (employees satisfaction) melalui peningkatan secara terus menerus keterampilan dan pengetahuan pekerja yang dirinci menjadi penemuan keterampilan (skill coverage) dan kualitas kehidupan kinerja (quality work life).

3.      Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah prestasi manajemen yang diukur dari sudut keuangan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Rumus nilai perusahaan:
1)      Laba operasi bersih (net operating profit after tax atau NOPATA) dibagi biaya modal rata-rata tertimbang
2)      NOPAT ratio total capital harus lebih besar daripada biaya modal

1.      Analisis kebangkrutan (Bankruptcy Analysis)
Rasio keuangan sangat terbatas, karena rasio itu dihitung secara parsial. Agar rasio itu sempurna seharusnya diuji dengan perhitungan statistic secara regresi. Altman menyajikan index dari berbagai variable bebas untuk menentukan apakah suatu perusahaan itu akan bangkrut atau tidak. Index itu dinyatakan sebagai berikut.
Perusahaan yang akan bangkrut adalah perusahaan yang memiliki nilai Z kurang dari 2,675, dan perusahaan yang tidak akan bangkrut adalah perusahaan yang mempunyai nilai Z lebih dari 2,675. Namun perlu diingat bahwa nilai itu adalah hasil riset Altman di perusahaan Amerika. Jadi belum tentu dapat diterapkan secara mutlak pada perusahaan di Indonesia. Besarnya nilai Z dapat dihitung berdasarkan variable-variabel berikut ini.

      Z = 0,012X1+0,014X2+0,033X3+0,006X4+0,999X5

Di mana:
X = Working capital divided by total assets, (%)
X = Retained earning divided by total assets, (%)
X = EBIT divided by total assets (%)
X = Market value of equity divided by book value of debt, (%)
X = Sales divided by total assets, (times)

2.      Sistem Du-Pont
Sistem analisis keuangan tersebut banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan Multi National Corporation (MNC) yang mempunyai cabang usaha di seluruh dunia. Sistem tersebut bertujuan untuk memudahkan pengendalian bisnis melalui dua dimensi yaitu:
1)      Operating profit margin (laba operasi terhadap penjualan)
2)      Assets turn over (perputaran harta, penjualan terhadap harta)

Dua dimensi tersebut digabungkan menjadi tingkat pengembalian hasil atas investasi (Return on Investment atau ROI).

                              Laba Operasi        Penjualan   
ROI           =          -----------------   X  ----------------
                              Penjualan              Total Harta

Tahun 2001

                              1800         7200          
ROI           =          -------   X  ------- = 25% X 0,68 = 17%
                              7200        10562



Tahun 2002

                              2970          9000
ROI           =          -------   X  -------- = 33% X 0,67 = 22,11%
                              9000         13500

Jika ROI perusahaan sejenis, misalnya 25%, maka baik tahun 2001 maupun tahun 2002, ROI perusahaan di bawah perusahaan sejenis. Kemungkinan yang terjadi adalah:
1)      Manajemen belum mampu meningkatkan penjualan
2)      Manajemen belum mampu mengadakan efisiensi biaya
3)      Manajemen terlalu besar menggunakan harta untuk kegiatan operasi atau penggunaan harta belum efektif.

Di samping ROI sebagai salah satu kriteria pengukuran kinerja manajemen, terdapat pengukuran yang lainnya yakni bahwa kemampuan manajemen dapat diukur dari tiga dimensi yaitu:
1)      Kemampuan memperoleh laba bersih
2)      Kemampuan mengoptimalkan harta
3)      Kemampuan menggunakan sumber pembiayaan dari kreditur

Tiga kemampuan tersebut dapat disajikan dalam bentuk ukuran kemampuan memperoleh tingkat pengembalian modal sendiri atau Return on Equity atau ROE.
Teknik penyajian ketiga kemampuan tersebut adalah:

                              Laba Bersih         Penjualan        Total Harta
ROE          =          ----------------    X  ------------ X --------------------
                              Penjualan              Total Harta    Total Modal Sendiri

Tahun 2001

                              613           7200       10562
ROE          =          -------   X  -------- X --------
                              7200         10652      5500
=  9% X 0,68 X 1,92 = 11%
Tahun 2002

                              1302          9000          13500
ROE          =          -------   X  -------- X ------------
                              9000         13500         7938
                  = 15% X 0,67 X 1,7 = 16%


Jika perusahaan sejenis ROEnya 20%, maka perusahaan ROEnya berada dibawah perusahaan sejenis. Kondisi tersebut karena:
1)      Manajemen belum mampu meningkatkan penjualan
2)      Manajemen belum mampumengadakan efisiensi biaya
3)      Manajemen belum mampu mengoptimalkan harta operasi
4)      Manajemen belum mampu menggunakan sumber pembiayaan dari kreditur

Ukuran-ukuran kinerja keuangan itu dewasa ini dianggap telah using, karena lingkungan bisnis berubah cepat atau lingkungan bisnis sangat dinamis perkembangannya. Manajemen harus tahap demi tahap harus mengurangi ketergantungan analisisnya pada analisis keuangan, kemudian beralih ke analisis yang berkaitan dengan manusia, baik secara internal (karyawan atau buruh) maupun secara eksternal (pelanggan), karena yang menghasilkan laba adalah manusia dalam hal ini karyawan atau buruh.

4.      Perspektif Pelanggan
Memaksimumkan nilai pelanggan yaitu meningkatkan pelanggan percaya kepada produk atau jasa perusahaan menjadi setia dengan jalan perusahaan menyajikan produk berkualitas, harga terjangkau, distribusi cepat, dan layanan purna jual baik melebihi dari pesaing. Intinya adalah kepuasan pelanggan. Ukuran kinerja yang digunakan adalah kenaikan pendapatan pelanggan lama dan bertambahnya pelanggan baru. Tindakan ini akan menghasilkan ekuitas perusahaan (firm equity).
Cara untuk mengetahui kepuasan pelanggan adalah melalui riset partisipasi aktif melihat prilaku pelanggan, wawancara, dan survey dengan menggunakan kuesioner. Cara riset observasi dan wawancara bertujuan untuk mendapatkan makna, dan cara survei bertujuan untuk mencari hubungan sebab dan akibat yang diukur dengan menggunakan statistik. Perspektif pelanggan dapat diukur dengan ukuran:
1.      Pangsa pasar, luas dan sempitnya pasar yang dikuasai; makin luas pangsa pasar makin banyak pelanggan. Pangsa pasar: perusahaan yang mempunyai hari depan baik adalah perusahaan yang pangsa pasarnya makin luas dalam arti volume penjualan dan nilai penjualan naik.
2.      Retensi pelanggan, atau pelanggan yang setia,makin banyak pelanggan setia makin baik reputasi perusahaan. Retensi pelanggan: perusahaan yang mempunyai hari depan adalah perusahaan yang mampu mempertahankan pelanggannya, itu artinya perusahaan mampu menciptakan pelanggan yang loyal.
3.      Kepuasaan pelanggan, di tandai dengan jumlah pengaduan pelanggan sedikit; makin sedikit keluhan dan pengaduan pelanggan makin bagus reputasi perusahaan. Kepuasan pelanggan: perusahaan yang mempunyai hari depan yang baik adalah perusahaan yang mampu menetapkan harga yang terjangkau oleh pelanggan, kecepatan distibusi,kualitas,pelayanan purna jual dll.
4.      Akuisisi pelanggan yaitu pelanggan baru yang mencoba produk karena pengaruh iklan atau konsumen lain. Akusisi pelanggan: perusahaan yang mempunyai hari depan yang baik adalah perusahaan yang mampu mencipta pelanggan baru.
5.      Profitabilitas pelanggan, yaitu pelanggan yang memberi tingkat keuntungan maksimum harus dipelihara dengan hati-hati agar tidak meninggalkan perusahaan. Profitabilitas pelanggan: perusahaan yang memiliki hari depan yang baik adalah perusahaan yang mampu mengidentifikasikan pelanggan yang member keuntungan maksimum kepada perusahaan.

Di samping ukuran-ukuran tersebut di atas, perspektif pelanggan dapat diketahui melalui tiga hal yaitu:
1.      Atribut produk/jasa. Atribut produk/jasa meliputi fungsi produk/jasa, harga, dan mutu; perusahaan harus mampu menyajikan produk/jasa yang multi fungsi, harga terjangkau, dan mutu yang superior sehingga pelanggannya puas.
2.      Hubungan pelanggan. Hubungan pelanggan meliputi kecepatan distribusi produk/jasa, mengetahui pikiran, perasaan, dan kepentingan pelanggan.
3.      Citra dan repurtasi. Citra dan repurtasi upaya perusahaan untuk agar supaya pelanggan tertarik kepada perusahaan karena produk/jasanya yang spesifik, harganya tejangkau, layanannya cepat dan ramah., distribusinya cepat, dan keluhan pelanggan cepat dilayani.

Khusus mengenai kepuasan pelanggan, suatu perusahaan yang mampu bertahan hidup lama dan selalu berkembang, salah satu sebab utamanya adalah pelanggannya loyal dan selalu bertambah. Perusahaan yang demikian adalah perusahaan yang menghargai :
1.      Waktu. Perusahaan harus mengelola waktu dalam tiga dimensi yaitu perolehan input, proses bisnis internal, dan proses bisnis ekternal. Pendeknya atau cepatnya waktu memperoleh input, proses bisnis internal (proses produksi),dan proses bisnis eksternal (pemasaran)  merupakan efisiensi biaya. Perusahaan yang memiliki biaya operasi yang efisien dapat menetapkan harga kompetitif dan akan memperoleh laba maksimum. Laba tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan perusahaan.
2.      Mutu: perusahaan harus meningkatkan mutu produk/jasa yang dihasilkan sepanjang zaman. Mutu merupakan salah satu syarat utama kepuasan pelanggan. Mutu yang tinggi suatu produk/jasa akan selalu dicari oleh konsumen, dan dengan demikian dapat menambah pelanggan yang baru. Salah satu ukuran mutu adalah bahwa produk tahan lama, tidak mudah rusak dan jika rusak mudah diperbaiki,dan mempunyai kegunaan ganda.
3.      Harga: perusahaan harus berpikir serius tentang penghasilan (income) pelanggannya, karena penghasilan merupakan kekuatan daya beli. Perusahaan harus selalu riset tentang penghasilan pelanggannya. Jika pelanggannya penghasilannya naik, ia harus menyajikan produk yang makin berkualitas, karena penghasilan naik berarti konsumsi naik; tetapi jika pelanggannya penghasilannya turun, ia harus menyajikan produk dengan mempertahankan kualitas (bukan menurunkan kualitas), agar mereka tetap mampu membelinya.
4.      Kecepatan distribusi : pelanggan ingin cepat memperoleh produk/jasa yang dibutuhkan. Perusahaan harus memahami hal ini; perusahaan yang lambat mendistribusikan produk/jasanya walaupun harga murah dan kualitas tinggi akan kehilangan pelanggan dan pangsa pasar; pelanggan akan berpindah ke produk/jasa subtitusi yang tersedia.
5.      Layanan purna jual: pelanggan ingin cepat dilayani jika produk/jasa yang digunakan rusak. Kelambatan melayani pengaduan atau keluhan pelanggan akan mengakibatkan pelanggan pindah ke produk subtitusi yang memiliki layanan purna jual yang baik.

Lima unsur diatas, waktu, harga, kecepatan distribusi, dan layanan purna jual merupakan unsur utama kepuasan pelanggan.  Pelanggan yang puas akan menjadi pelanggan yang setia, dan pelanggan setia berarti “asset perusahaan” yang mampu meningkatkan nilai perusahaan. Makin tinggi nilai perusahaan, makin dicari investor, dan perusahaan dapat mempertahankan dan mengembangkan hidupnya. Kelangsungan hidup perusahaan adalah tujuan utama setiap perusahaan, dan hal itu hanya bisa direalisasikan jika perusahaan mempunyai pelanggan yang setia dan karyawan yang setia. Dua unsure inilah yang merupakan tiang  utama kelangsungan hidup perusahaan.




5.      Proses Bisnis Internal
Proses bisnis internal adalah aktivitas mengoptimalkan penggunaan harta perusahaan dalam mencipta produk atau jasa menemukan metode kerja baru yang efektif dan efisien. Factor sumber daya manusia menjadi lokomotif untuk menggerakan peralatan perusahaan dengan metode kerja yang efektif dan efisien. Hubungan kemampuan sumber daya manusia, peralatan, modal kerja, dan metode kerja merupakan kapita organisasi (organizational capita). Intinya adalah efektifitas dan efisiensi. Alat ukurnya adalah produktivitas mesin, produktivitas tenaga kerja manusia, produktivitas kapita, dan efisiensi biaya.
Cara untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses bisnis internal adalah melalui riset partisipasi aktif melihat prilaku pelanggan, wawancara, dan survey menggunakan kuesioner. Cara riset observasi dan wawancara bertujuan untuk mendapatkan makna, dan cara survey bertujuan untuk mencari hubungan sebab dan akibat yang diukur dengan menggunakan statistic. Proses bisnis internal dapat diukur dengan efektivita, efisiensi, dan produktivitas, biaya mutu dan lain lain.
Kaplan dan Norton menjelaskan bahwa setiap bisnis mempunyai rantai nilai proses bisnis internal yang terdiri dari inovasi, operasi, dan layanan purna jual.
Proses inovasi melipui tiga dimensi yaitu inovasi produk, inovasi proses produksi, dan inovasi layanan purna jual. Inovasi produk berhubungan dengan riset pasar untuk mengetahui daya beli konsumen, kebuuhan konsumen, dan selera konsumen. Setelah tiga dimensi konsumen diketahui, perusahaan harus mampu inovasi produk kemudian perancang produk atau mengembangkan produk yang sudah ada.
Inovasi proses produksi berhubungan dengan inovasi teknologi, inovasi ilmu, dan inovasi kemanusiaan. Inovasi teknologi berhubungan dengan penemuan peralatan baru yang lebih efektif dan efisien; inovasi ilmu berhubungan dengan penemuan metode kerja baru yang lebih efektif dan efisien; dan inovasi kemanusiaan berhubungan dengan penemuan cara mengelola karyawan yang lebih manusiawi agar mereka merasa memiliki perusahaan dan loyal kepada perusahaan.
Inovasi layanan purna jual berhubungan dengan baru melayani keluhan aau pengaduan pelanggan yang lebih efektif dan efisien. Perusahaan harus memiliki tempa pelayanan purna jual yang seiap saat dengan cepat mampu melayani pelanggan dengan biaya yang semurah-murahnya.
Keberhasilan proses bisnis internal ditentukan oleh loyalitas karyawan, karena yang menjalankan semua kegiatan itu adalah karyawan. Oleh sebab itu dalam melihat perspektif perusahaan, secara internal harus dilihat dari sudut perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan.
6.      Pembelajaran Dan Pertumbuhan
Memaksimumkan kemampuan, motivasi, produktivitas, dan loyalitas sumber daya manusia untuk meningkatkan laba dan nilai perusahaan. Potensi sumber daya manusia ini disebut kapita manusia (human capita). Sumber daya manusia harus ditingkatkan kemampuanya melaui pendidikan dan latihan dan ditingakatkan kesejahteraanya melalui imbalan layak yang dapat memenuhi kebutuhan makan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan. Intinya adalah kepuasan karyawan (employees satisfaction). Alat ukurnya adalah pendapatan karyawan dan tingkat kepuasan karyawan.
Cara untuk mengetahui pembelajaran dan pertumbuhan adalah melalui riset partisipasi aktif melihat perilaku pelanggan, wawancara dan survey dengan menggunakan kuesioner. Cara riset observasi dan wawancara bertujuan untuk mendapatkan makna, dan cara survey mencari hubungan sebab dan akibat yang diukur dengan menggunakan statistic. Pembelajaran dan pertumbuhan dapat diukur dengan partisipasi dalam pendidikan dan latihan, inovasi layanan, imbalan, penghargaan, motivasi, kemampuan adaptasi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
Kaplan dan Norton menjelaskan ukuran utama pekerja (karyawan) adalah kepuasan kerja, retensi kerja, dan produktifitas kerja. Ketiga unsur itu dipengaruhi oleh kompetensi, infrastuktur teknologi, dan iklim untuk bertindak. Selanjutnya Kaplan dan Norton menjelaskan bahwa unsur-unsur pekerja meliputi : (1) keterlibatan dalam pengambilan keputusan, (2) penghargaan karna telah melakukan pekerjaan dengan baik, (3) akses yang memadai kepada informasi untuk melaksanakan peerjaan dengan baik, (4) dorongan aktif untuk bekerja kreatif dan menggunakan inisiatif, (5) tingkat dukungan dari fungsi staf, dan (6) kepuasan keseluruhan dengan perusahaan. Hakikatnya kepuasan pekerja adalah imbalan layak dan dihargai sebagai manusia, bukan diperlakukan sebagai alat produksi.
Retensi pekerja adalah mempertahankan selama mungkin pekerja bekerja dalam suatu perusahaan: kalau mungkin pekerja seumur hidup, artinya mereka tidak pindah kerja, dan itu menunjukan tingkat loyalitas pekerja tinggi sekali. untuk merealisasikanya, perusaan harus mengadakan investasi jangka panjang untuk pekerja yaitu dengan melakukan pendidikan dan pelatihan (diklat).
Dua macam loyalitas pekerja yaitu : (1) pekerja tidak mampu mendapatkan pekerjaan dengan imbalan yang lebih baik, (2) pekerja produktif dengan imbalan dan penghargaan baik. Yang pertama adalah pekerja terpaksa loyal karena tidak ada jalan lain yang lebih baik; loyalitas yang demikian adalah “loyalitas tidak produktif”, sedangakan yang kedua adalah “loyalitas produktif“.
Produktivitas pekerja adalah suatu ukuran hasil yang dituangkan dalam perhitungan: efektivitas dibagi efisiensi, atau output dibagi input. Produktivitas kerja dapat diukur dari dua sisi: (1) nilai penjualan dibagi jumlah pekerja, dan (2) laba bersih dibagi jumlah pekerja. Hakikatnya pendapatan perusahaan (revenue of firm) dan laba bersih perusahaan (earning after tax of firm) adalah karya pekerja. tanpa pekerja, modal dan alat kerja tidak ada artinya apa-apa. 
Kaplan dan Norton menjelaskan bahwa faktor pendorong pembelajaran dan pertumbuhan disajikan dalam Tabel 2.1.


Tabel 2.1
Faktor Pendorong Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kompetensi staf
Infrastruktur Teknologi
Iklim untuk Bertindak
Kealian strategis
Teknologi strategis
Siklus keputusan penting
Tingkat pelatihan
Data base strategis
Siklus strategi
Peningkatan keahlian
Pengalaman
Pemberdayaan staf

Propietary sofware
Paten dan hak cipta
Personal aligment
Moral
Kerjasama tim

7.      Kapital Manusia (Human Capital)
Kapital manusia adalah seluruh potensi yang dimiliki manusia untuk mengoperasikan harta perusahaan dengan tujuan memperoleh laba. Potensi yang dimiliki manusia itu terdiri dari:
1.      Pikiran: pengetahuan sebagai pedoman kerja untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, produktivitas,dan profitablitas.
2.      Perasaan: merasa dihargai sebagai manusia melahirkan kesetiaan.
3.      Kata hati: semangat kerja dan keterampilan.
4.      Kepentingan: meningkatkan kualitas hidup.

Dengan demikian hakikatnya kapital manusia adalah kemampuan, motivasi, produktivitas sumber daya manusia untuk meningkatkan nilai perusahaan yang didasarkan pada perasaan senang dalam pekerjaan, kesetiaan kepada perusahaan, dan usaha meningkatkan kualitas hidup.
Kapital manusia bekerja mengptimalkan penggunaan harta (assets) perusahaan untuk meningkatkan pendapatan (revenue) dan mengefisienkan biaya perusahaan. Efetivitas mencapai target pendapatan dan efisiensi biaya melahirkan laba perusahaan, nilai peerusahaan, bukan kapital uang atau kapital benda. Nilai perusahaan dapat disajikan dalam bentuk rumus: (laba operasi bersih dibagi biaya modal), contoh perhitungannya telah disajikan di atas.
Nilai perusahaan dapat disajikan dalam bentuk rumus: (laba operasi bersih dibagi biaya modal). Misalnya perusahaan bekerja dengan nilai harta (assets) Rp. 1.000, pendapatan Rp. 2.000, total beban operasi Rp. 1.400, berarti laba operasi Rp. 600. Biaya modal 20%, pajak 50%, laba operasi setelah pajak = Rp. 600(-tax) = Rp. 300, nilai perusahaan sebesar (Rp 300/20%) = Rp. 1.500. Nilai tersebut lebih besar daripada nilai harta Rp. 1.000, artinya manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan sebesar Rp. 500. Jika beban operasi Rp. 1.800, maka nilai perusahaan sebesar [(Rp. 2.000 –Rp. 1.800)(1-tax)] / 20% = Rp. 500, artinya manajemen tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan, atau terjadi penurunan nilai sebesar Rp. 500.
Kapital manusia yang dikelola dengan baik dapat melahirkan keunggulan daya saing perusahaan (corporate competitive advantages) karena ia dapat:
1.      Menghasilkan kualitas produk bagus, karena pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan keterampilan dan pengetahuannya.
2.      Bekerja secara efisien sehingga dapat melahirkan biaya produk rendah dan harga dapat dijangkau oleh kemampuan pelanggan.
3.      Cepat melaksanakan distribusi produk ke pelanggan.
4.      Melakukan pelayanan purna jual baik.
5.      Mengadakan Inovasi produk baru yang lebih bermanfaat bagi pelanggan, inovasi metode kerja baru yang lebih efektif dan efisien, dan dapat mengadakan inovasi teknologi yang lebih produktif, efektif dan efisien.

Teknik pengelolaan capital manusia itu antara lain adalah:
1.      Kepentingan hidupnya harus dipenuhi secara layak, ia harus mendapatkan imbalan materill yang layak untuk hidup bersama keluarganya.
2.      Perasaannya dibuat senang, dalam pekerjaan maupun di luar pekerjaan, artinya ia harus dimanusiakan, bukan diperlakukan sebagai alat produksi atau budak.
3.      Pikirannya dihargai, ia mempunyai berbagai ide yang dilahirkan dari pengalaman kerja atau dari praktek kerja.

Dengan dipenuhi ketiga unsur hakiki manusia itu, ia akan menjadi kapital perusahaan primer, karena ia merupakan tenaga penggerak, pengarah, dan pencapai sasaran perusahaan yaitu laba melalui kepuasan pelanggan. Dengan demikian hakikatnya laba perusahaan itu dicapai melalui dua dimensi kepuasan yaitu dimensi pertama adalah kepuasan karyawan (kapital manusia) dan dimensi kedua adalah kepuasan pelanggan.

8.      Kapital Organisasi (Organizational Capital)
Organisasi bisnis yang baik adalah organisasi yang memiliki tujuh jenis hubungan yang harmonis, yaitu: (1) hubungan antara manajemen dan karyawan, (2) hubungan antara perusahaan dengan pemasok dan kreditur, (3) hubungan antara perusahaan dengan pelanggan, (4) hubungan antara perusahaan dengan pemerintah, (5) hubungan antara perusahaan dengan masyarakat, (6) hubungan antara perusahaan dengan perusahaan yang lainnya, (7) hubungan antara pemilik dan manajemen.
Hubungan anatara manajemen dan karyawan adalah hubungan pekerjaan, di mana manajer merancang, mengendalikan, dan mengevaluasi pekerjaan, dan karyawan melaksanakan pekerjaan. Hubungan akan harmonis jika manajer merancang pekerjaan sesuai dengan keterampilan dan pengetahuan karyawan. Karyawan harus ditingkatkan terus menerus keterampilan dan pengetahuannya melalui pendidikan dan pelatihan.
Hubungan antara perusahaan dengan pemasok dan kreditur adalah hubungan bisnis, di mana perusahaan mengharapkan bahan dan sumber pembiayaan dengan syarat yang lunak atau murah, dan pemasok dan kreditur mengharapkan pembayaran (bunga dan cicilan bagi kreditur) yang tepat waktu. Hubungan akan harmonis jika perusahaan menempatkan pemasok dan kreditur sebagai partner bisnis yang saling menguntungkan. Pemasok dan kreditur harus ditingkatkan terus menerus kesanggupannya melayani kebutuhan bahan dan sumber pembiayaan melalui negosiasi yang saling menguntungkan.
Hubungan antara perusahaan dengan pelanggan adalah hubungan kepuasaan, di mana perusahaan puas jika mendapatkan pelayanan, kualitas produk, dan harga sesuai dengan kebutuhannya. Hubungan akan harmonis jika perusahaan menempatkan pelanggan sebagai “raja” yang selalu  harus dilayani dengan baik. Pelanggan harus ditingkatkan terus menerus kepuasannya melalui pelayanan yang sangat prima.
Hubungan antara perusahaan dengan pemerintah adalah hubungan patron-klien, di mana perusahaan merasa aman berbisnis jika mendapatkan perlindungan dari pemerintah, dan pemerintah akan senang jika perusahaan membayar pajak sesuai dengan ketentuan pemerintah. Hubungan akan harmonis jika pemerintah mengayomi, melindungi, membina, perusahaan dengan baik. Pemerintah harus meningkatkan terus menerus pembinaan dan perlindungannya kepada perusahaan.
Hubungan antara perusahaan dengan masyarakat adalah hubungan kelestarian lingkungan, di mana perusahaan merasa memberi sumbangan kepada lingkungan sosial di mana mereka beroperasi, dan masyarakat merasa mendapatkan kesempatan kerja. Hubungan akan harmonis jika perusahaan mengutamakan kesempatan kerja bagi penduduk sekitarnya. Perusahaan harus meningkatkan terus menerus kesempatan kerja bagi penduduk sekitarnya.
Hubungan antara perusahaan dengan perusahaan yang lainnya adalah hubungan bisnis yang saling menguntungkan. Hubungan akan harmonis jika sesama perusahaan saling bernegosiasi yang baik. Sesame perusahaan harus meningkatkan terus-menerus kerjasama antar perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan dan laba.
Hubungan antara pemilik dengan manajemen adalah hubungan wewenang dan tanggung jawab, di mana pemilik memberi wewenang kepada manajer untuk mengelola perusahaan dan manajer memiliki keahlian untuk mengelolanya. Hubungan akan harmonis jika pemilik member kompensasi yang baik dan manajer bertanggung jawab secara rasional.
DAFTAR PUSTAKA


Dr. Ari Purwantidan M.Ak. dan Dr. Darsono Prawironegoro. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Balanced Scorecard Balanced Scorecard Reviewed by JANIEZ on November 29, 2017 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.