DAFTAR ISI
Halaman
judul
Daftar
isi............................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian bank umum dan suku
bunga.................................................................. 3
B. Sistem bunga
bank................................................................................................... 3
C. Jenis suku bunga
bank............................................................................................. 3
D. Penetapan suku bunga penjaman (lending
rate)...................................................... 4
E. Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam
penetapan suku bunga.................. 4
F. Kebijakan dalam menentukan suku bunga
(pricing)............................................... 5
G. Kebijakan penetapan suku bunga BI
Rate.............................................................. 8
DAFTAR
PUSTAKA
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bank Umum Dan Suku Bunga
Bank Umum menurut Peraturan
Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank
umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.
Bank umum sering disebut bank komersial(commercial bank).
Suku Bunga
Bank adalah harga dari penggunaan
uang atau bias juga dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka
waktu tertentu. Atau harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya
dan biasanya dinyatakan dalam persen (%).
Menurut Kamsir (2003:
133) menyatakan bunga bank merupakan balas jasa yangdiberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yangmembeli atau menjual
produknya. Atau bisa diartikan sebagai harga yang harusdibayar kepada nasabah
(yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank
(nasabah yang memiliki pinjaman).
B. Sistem Bunga Bank
·
Penentuan suku bunga dibuat pada waktu
akad dengan pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank
·
Besarnya prosentase berdasarkan pada
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.
·
Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat
meskipun jumlah keuntungan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik
·
Eksistensi bunga diragukan kehalalannya
oleh semua agama termasuk agama Islam
·
Pembayaran bunga tetap seperti yang
dijanjikan tanpa pertimbangan proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung
atau rugi
C. Jenis Suku Bunga Bank
·
Bunga Simpanan merupakan harga beli yang
harus dibayar bank kepada nasabah pemilik simpanan. Sebagai contoh jasa
giro, bunga tabungan, dan bunga deposito.
·
Bunga Pinjaman (suku bunga kredit)
merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam (debitur) atau
harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Disebut
juga bunga kredit. Suku bunga simpanan dan pinjaman bank merupakan
komponenutama biaya dan pendapatan bagi bank.
Kebijakan
Bank Indonesia dalam upaya mencapai kestabilan perekonomian dan menekan
tingginya laju inflasi sebagai akibat meningkatnya jumlah uang yang
beredar adalah dengan membebaskan pengaturan tingkat suku bunga. Hal ini
berdampak cukup baik karena suku bunga yang tinggi akanmendorong orang untuk
menanamkan dananya di bank daripadamenginvestasikannya pada sektor produksi
atau industri yang risikonya lebih besar jika dibandingkan dengan
menanamkan uang di bank terutama dalam bentuk deposito. Suku bunga yang
tinggi akan menyedot jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Namun di sisi lain
tingginya suku bunga akan meningkatkan nilai uang selain menyebabkan besarnya
opportunity cost pada sektor industri atau sektor riil.(Adhayati, 2003).
D.
Penetapan
Suku Bunga Pinjaman (Lending Rate)
Pada dasarnya pricing
pinjaman (lending rate) harus ditetapkan minimal dapat menutupi semua biaya
yang berkaitan dengan pinjaman sehingga diperoleh pengembaliannya yang
memadai. Selain itu penetapan pricing.
Pinjaman juga
untuk mencapai target pangsa pasar, penetrasi sektor ekonomi, dan
pertumbuhan aktif serta kualitasnya disamping mencapai target manajemen
gap. Dalam dunia perbankan sekarang terdapat banyak metode
Pricing pinjaman yang
biasadigunakan. Namun yang paling umum adalah suku bunga tetap dan suku
bungavariabel yang dipengaruhi perubahan base rate , dan suku bunga variabel
yang di review secara berkala. Tingkat suku bunga tersebut ditetapkan atas
dasar metode pricing yang rasional dengan mempunyai 5 komponen utama,
yaitu :
a. Cost
of fund
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan dana tersebut.
b. Premi
resiko industri yang bervariasi menurut jenis industri, mencerminkan
risiko dari suatu industri tertentu, berubah bila kondisi itu berubah
dandidasarkan pada latar belakang kolektibilitas serta prakiraan sekarang
tentang prospek industri.
c. Premi
risiko perusahaan/debitur yang mencerminkan risiko berkaitan dengan
debitur-debitur tertentu, merupakan antisipasi terhadap penghapusan
pinjaman,menutupi biaya pinjaman nonlancar dan kemungkinan dipengaruhi
olehstruktur pinjaman
E.
Faktor–Faktor
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penetapan Suku Bunga
Ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam menentukan suku bunga, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Biaya
dana itu sendiri
Dalam pengertian sebagai cost of
fund,cost of money, cost of loanable fund ataupun sebagai cost of borrowing
fund.
b. Faktor
nasabah,
Dalam kondisi pasar yang bersaing harga
akan terjadi padatitik kesepakatan antara pembeli dan penjual. Hal ini mungkin
akan terjadikerena pembeli adalah mempunyai hak sepenuhnya untuk memilih harga
dari jasa bank (suku bunga kredit) yang akan dibelinya dengan tingkat yang
paling baik baginya.
c. Bank
pesaing.
Untuk merebut nasabah sebanyak mungkin
sesuai masing– masing target, harga atau dalam hal ini tingkat suku bunga
kredit akanmerupakan faktor yang menentukan pula. Jadi dalam penetapan suku
bungakredit ini perlu dipertimbangkan pula.
d. Mutu
pelayanan.
Para pengusaha dalam melaksanakan
kegiatannya selalu berharap akan memperoleh kepastian, ia berani membayar
lebih mahal untuk memperoleh kepastian tersebut. Hingga tidak jarang
seorang nasabah bersediamembayar suku bunga kredit yang lebih tinggi apabila
keputusan permohonan kreditnya dapat diterima saat itu juga.
e. Resiko
usaha.
Hampir pada setiap jenis usaha
mengandung risiko baik risikoyang besar atau yang kecil sifatnya. Adanya
risiko–risiko yang akan dihadapioleh para pengusaha ini perlu diperhitungkan
pula oleh bank dalam penetapan.
F.
Kebijakan
dalam menentukan suku bunga (pricing)
Jika dilihat dari segi
pengaturan penentuan suku bunga (pricing manajemen) adalah sebagai berikut.
Pricing Manajemen
adalah suatu kegiatan manajemen untuk menentukan tingkat suku bunga dari produk
yang ditawarkan bank, baik disisi aset maupun disisiliabilities-nya. Tujuan
utama manajmen pricng adalah untuk mendukung dan taktis ALMA bank
mencapai tujuan oprasional lainnya dan mencapai tujuan penghasilan bank.
Faktor
Utama Yang Mempengaruhi Manajmen Pricing :
a. Faktor-faktr
pasar, seperti tingkat suku bunga di pasar sekarang dan yang diharapkan serta
tekanan persaingan dan pricing pesaing.
b. Faktor
ALMA, seperti tujuan manajemen gap, tujuan manajemen earning, dan risiko
mata uang.
c. Faktor
operasional Bank, seperti tujuan strategi.
d. Faktor
kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah.
Disamping itu, untuk
menetapkan pricing secara umum, faktor-faktor yang harus
diperimbangkan oleh suatu bank dibedakan antara pinjaman dan simpanan. Untuk
pinjaman, faktor-faktor tersebut adalah cost of funds, premi risiko, biaya
pelayanan, termasuk biaya overhead dan personel, margin keuntungan
dan frekuensirepricing. Selanjutnya untuk simpanan dipertimbangkan pula faktor cost
of funds, biaya pelayanan, trmasuk biaya overhead dan personel,
margin keuntungan, struktur target maturity, pricingyield
curve simpanan berjangka, dan cadangan wajib likuiditas.
Konsep “market
funds rates”, ”marginal cost of funds”, “average cost of funds”, dan blended marginal cost of funds.
a. Market
funds rates adalah tingkat suku bunga yang menjadi salah satu dasar
penetapan keputusan pricing. Atas dasar tingkat suku bunga ini suatu bank
dapat menanamkan kelebihan dananya dipasar dan memperoleh tambahan dana dari
pasar, kecuali bila:
·
Suatu pinjaman dapat
menghasilkan risk adjusted return yang lebih besar dibandingkan
dengan market rate;
·
Bank dapat menaikkan dananya dari
simpanan dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan market rate;
·
Bila biaya tambahan dana dari pasar
lebih tinggi dari risk adjusted return atas tambahan pendapatan
pinjaman yang akan diberikan/investasi yang akan dilakukan, bank lebih baik
mengurangi volume usahanya dengan memberikan lebih sedikit pinjaman yang
mempunyai risk adjusted returns dibawah market rates dan
mengembalikan dana yang diperoleh dari antar bank.
Disamping
itu, konsep market funds rates juga
merupakan suatu komponen vital guna menganalisis profitabilitas produk bank.
Bila suatu pinjaman menghasilkan risk adjusted return lebih tinggi
dari market funds rates (spreadpositive), pinjaman tersebut
dipertimbangkan sebagai yang menguntungkan atas dasar ,market funds. Sementara
itu, bila biaya simpanan lebih kecil dari market funds rates, simpanan itu
dipertimbangkan sebagai yang menguntungkan atas dasarmarket funds rates.
Sementra itu, bila biaya simpanan lebih kecil dari market funds
rates, simpanan itu dipertimbangkan sebagai yang menguntungkan atas dasar
market funds. Kemudian, pengguna market funds rates ini juga akan memudahkan
bank untuk mmembedakan margin keuntungan/kerugian yang diakibatkan
operasional/produk bankatau keputusan ALMA.
Margin cost of funds merupakan
perhitungan biaya tambahan dana/simpanan guna melakukan tambahan pemberian
pinjaman atau penanaman aktiva lainnya. Pada saat ini, tingkat suku bunga antar
bank di Indonesia dianggap mewakili marginal cost of funds dan sering
kali dipertimbangkan sebagai market funds rates pada sebagian besar
bank-bank. Hal ini adalah karena:
·
Pasar uang di Indonesia telah berkembang
dari tahun ke tahun terakhir, baik pelaku, maupun volume usaha;
·
Pertumbuhan sebagian besar bank-bank
dilakukan dengan menggunakan dana antarbank
·
Pricing
assets dan liabilities mencerminkan biaya sumber dana antarbank
Average cost of funds adalah
suatu perhitungan historis dari simpanan yang sudah ada di bank. Pengguna
konsep ini untuk pricing assets danliabilities bank kurang tepat
karena tidak mecerminkan biaya sebenarnya dari pertambahan pendanaan dan
menunjukkan ketidakakuratan dan kerancuan dalam mengukur profitabilitas produk
yang sebenarnya. Sementara itu, blended marginal cost
of funds merupakan suatu perhitungan untuk jenis pinjaman tertentu.
Sumber dana pinjaman tersebut hanya sebagian yang berasal dari dana bank
sendiri seperti pinjaman yang mendapat bantuan KLBI.
Pada
dasarnya pricing pinjaman yang harus ditetapkan paling tidak dapat
menutupi semua biaya yang berkaitan dengan pinjaman sehingga
diperoleh pengembaliannya yang memadai. Selain itu,
penetapan Pricing pinjaman juga ditunjuk untuk mencapai target pangsa
pasar, penetrasi sector ekonomi dan pertumbuhan aktiva, serta kualitasnya,
disamping mencapai manajemen gap.
Dalam
dunia perbankan sekarang, terdapat banyak metode pricing pinjaman
yang biasa digunakan. Namun, metode yang paling umum adalah suku bunga tetap,
suku bunga variable yang dipengaruhi perubahan base rate, dan suku
bunga variable yang di re-price secara berkala.
Tingkat
suku bunga ditetapkan atas dasar metode pricing yang
rasional dengan mempunyai lima komponen yang utama, yaitu sebagai
berikut :
1. Marginal
cost of funds
Komponen ini dihitung secara tetap untuk
menentukan kapan perubahan dari base rate suatu pinjaman dan besar base
rate tersebut.
2. Premi
risiko industri
Komponen yang bervariasi menurut jenis industry
ini mencerminkan risiko suatu industri tertentu. Selain itu komponen ini
berubah bila kondisi industri itu berubah. Serta merupakan prakiraan tentang
kesehatan/prospek industry.
3. Premi
risiko perusahaan/debitur
Komponen yang kemungkinan negative untuk perusahaan
/debitur inti, mencerminkan risiko berkaitan dengan debitur-debitur tertentu;
merupakan antisipasi terhadap tingkat penghapusan pinjaman yang lebih tinggi;
menutupi biaya pinjaman nonlancer dan kemungkinan dipengaruhi oleh strukstur
pinjaman.
4. Biaya
pelayanan
Komponen ini berbeda untuk risiko kredit
yang lebih tinggi dan jumlah kredit yang lebih besar atau kecil, termasuk biaya
SDM dan biaya overhead.
5. Margin
keuntungan
Komponen ini yang kemungkinan berbeda
untuk risiko kredit yang tinggi; kemungkinan disesuaikan untuk menghadapi
situasi persaingan atau mencapai tujuan-tujuan strategis.
Kegagalan untuk memperhitungkan setiap
komponen tersebut akan memberikan dampak negative keuntungan, seperti
menghilangkan margin keuntungan. Dampak negatif tersebut itu antara lain adalah
kehilangan margin keuntungan, kehilangan debitur berkualitas lebih baik,
kegagalan dalam memperhitungkan kerugian untuk pinjaman nonlancar atau pinjaman
lancer atau pinjaman yang dihapuskan, dan kegagalan yang mencapai target ROA.
Pricing Deposito
Berjangka
Seperti
halnya dengan pricing pinjaman, tujuan pricing deposito berjangka
antara lain adalah untuk mendapartkan keuntungan produk dengan meningkatkan
jumlah dana yang lebih murah dibandingkan dengan market funds rates;
mendukung pemenuhan dan target likuiditas dengan menyediakan dana yang sesuai
dengan struktur jangka waktu yang diinginkan; mencapai target dengan
menghasikan kewajiban yang berjangka waktu sesuai dengan intrest maturity
target; dan mendukung pencapaian tujuan profesi valuta asing dengan
menghasilkan kewajiban sesuai dengan jenis mata uang tertentu yang diinginkan.
Empat komponen yang
menjadi biaya dari suatu simpanan berjangka, yaitu:
a. Suku
bunga yang dibayarkan kepada deposan berkaitan dengan simpanannya atau suku
bunga nominal;
b. Biaya
cadangan wajib likuiditasa, yang kemungkinan bervariasi dari waktu ke waktu
menurut jenis simpanannya;
c. Biaya
pelayanan, yang termasuk biaya SDM dan overhead;
d. Margin
keuntungan, yang termasuk target penghasailan sumber dana di pasar.
Seperti
pada pricing pinjaman, terdapat beberapa faktor lainnya, yang juga
memengaruhi pricing simpanan berjangka, yaitu tingkat persaingan,
karakteristik deposan inti, dan deposan yang lebih kecil. Dalam hal ini, agar
pendanaannya stabil sebaiknya bank melakukan diversifikasi suku
bunga dengan menarik deposan kecil, dan deposan yang kurang sensitif terhadap
perubahan suku bunga.
G. Kebijakan Penetapan Suku Bunga BI
Rate
BI
Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
Fungsi
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan
Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank
Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang
untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional
kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar
Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan
diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada akhirnya suku bunga
kredit perbankan.
Penetapan
BI Rate sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi. Bank Indonesia akan
menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di atas sasaran
yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate
apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah
ditetapkan. Jadwal Penetapan dan Penentuan BI rate :
a. Penetapan
respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui mekanisme RDG
(rapat dewan gubenur) bulanan dengan cakupan materi bulanan. b) Respon
kebijakan moneter (BI rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG berikutnya.
b. Penetapan
respon kebijakan moneter (BI rate) dilakukan dengan memperhatikan efek tunda
kebijakan moneter dalam mempengaruhi inflasi.
c. Dalam
hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance kebijakan
moneter dapat dilakukan sebelum RDG bulanan melalui RDG mingguan.
d. Besar
Perubahan BI rate Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI rate
(secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin (bps). Dalam
kondisi untuk menunjukkan intensi BI yang lebih besar terhadap pencapaian
sasaran inflasi, maka perubahan BI rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam
kelipatan bps. Salah satu kebijakan yang diambil oleh BI dalam mengatasi jumlah
uang yang beredar agar diperoleh keseimbangan antara penawaran dan permintaan
uang adalah suku bunga. Pemerintah akan mengurangi jumlah uang beredar dengan
meningkatkan suku bunga, karena dengan suku bunga tinggi masyarakat atau
nasabah akan cenderung menyimpan uangnya di bank dengan imbalan bunga tinggi
dan lebih aman. Dalam permintaan uang di Indonesia selain dipengaruhi oleh
pendapatan nominal juga dipengaruhi suku bunga karena Indonesia belum seutuhnya
menganut sistem syariah. Jika nilai tingkat suku bunga (BI Rate) tinggi maka
bunga yang diberikan oleh BI kepada bank-bank konvensional yang menitip dananya
di BI juga 20 akan tinggi dan bank akan menyimpan uangnya lebih banyak. Dengan
demikian bank akan berusaha menarik dana dari nasabah atau masyarakat lebih
banyak agar dapat menitipkan dananya di BI dengan jumlah yang banyak pula. Bank
menarik minat nasabah atau masyarakat dengan bunga tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/38121333/8/Pengertian-Suku-Bunga-Bank
MAKALAH KEBIJAKAN PRICING BANK
Reviewed by JANIEZ
on
November 23, 2017
Rating:
No comments: